Liputan6.com, Jakarta - Lazimnya seseorang akan mematut-matut diri di depan cermin. Bercermin Menjadi kegiatan rutin tiap pagi dan terkadang sore.
Cermin menjadi alat untuk membantu seseorang tampil sebaik mungkin. Cermin juga berguna untuk beberapa kegiatan manusia lainnya.
Baca Juga
Menurut syara hukum bercermin adalah mubah. Agama Islam tidak melarang seseorang bercermin, namun juga tak mendapatkan pahala.
Advertisement
Celakanya, bercermin juga bisa mendatangkan mudharat. Salah satunya munculnya ujub, riya' atau sombong. Seseorang bisa saja merasa paling tampan sehingga membanding-bandingkan dengan rekan, yang menurut dia, lebih jelek.
Akan tetapi, seperti yang diungkapkan Nabi, 'Segala sesuatu tergantung pada niatnya,'. Jika diniati dengan baik,maka bercermin pun memiliki nilai.
Misalnya, bercermin agar patut ketika akan menjadi khotib, berangkat Jumatan, dan sebagainya. Bukankah seseorang dianjurkan berpenampilan terbaik saat hendak beribadah?
Doa berikut ini dianjurkan dibaca oleh mereka yang sedang bercermin.
اَللَّهُمَّ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِيْ فَحَسِّنْ خُلُقِيْ
Allâhumma kamâ hassanta khalqî fahassin khuluqî.
Artinya: “Hai Tuhanku, sebagaimana telah Kaubaguskan kejadianku, maka baguskanlah perangaiku,” (Lihat Sayid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta).
Doa bercermin ini diharapkan dapat mengantarkan orang menuju kesempurnaan perilaku, bukan sekadar tampilan fisik.
Tim Rembulan