Liputan6.com, Jakarta - Dalam menjalankan puasa Ramadhan, banyak orang merasakan pola dan kualitas tidur berubah karena ada perubahan gaya hidup.
Hal ini mengingat umat Muslim bangun untuk sahur dan sholat subuh setiap hari selama bulan puasa Ramadhan.
Baca Juga
Lebih dari 1,5 miliar umat Muslim di seluruh dunia berpuasa pada bulan suci ini setiap tahunnya, melansir laman Sleepstation.
Advertisement
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tidur adalah suhu selama bulan Ramadhan.
Suhu tinggi di musim panas membuat orang jadi lebih sering tidur siang. Tentunya, hal ini dapat berdampak negatif pada durasi tidur di malam hari.
Tak hanya itu, selama bulan puasa, ada beberapa perubahan kebiasaan dan gaya hidup yang terjadi. Misalnya, menunda memulai pekerjaan, jam kerja yang jadi pendek, serta beberapa toko dan pusat perbelanjaan yang buka sampai larut malam.
Penelitian dari King Saud University Arab Saudi menunjukkan bahwa tidak ada bukti untuk meningkatnya rasa kantuk selama puasa, meskipun waktu tidur dan waktu bangun tertunda.
Lebih lanjut, penelitian tersebut mengungkap bahwa perubahan gaya hidup selama puasalah yang berpotensi mengganggu tidur, bukan berpuasanya yang membuat mengantuk.
Lantas, apa saja gaya hidup yang dapat mengganggu pola dan kualitas tidur selama menjalankan puasa?
Makan Berat Sebelum Tidur
Berpuasa hingga setelah matahari terbenam membuat asupan kalori seseorang meningkat di malam hari.
Makan mendekati waktu tidur membuat tubuh sibuk mencerna makanan saat beranjak tidur. Hal ini dapat mengakibatkan kualitas tidur menjadi terganggu.
Selain itu, untuk mencerna makanan, suhu tubuh perlu naik. Akan tetapi, suhu tubuh sebenarnya perlu sedikit turun untuk tidur. Dengan demikian, makan berat sebelum tidur dapat menyebabkan kurang tidur.
Waktu tidur juga sering menjadi terlambat karena acara berbuka dengan keluarga atau teman hingga larut malam.
Hal ini dibuktikan oleh penelitian lainnya dari King Saud University yang menemukan bahwa lebih dari 60% orang yang berpuasa masih bangun hingga pukul 11 malam karena berkumpul dengan keluarga, teman, serta menonton TV.
Advertisement
Berubahnya Pola Olahraga
Pola olahraga yang teratur sangat memengaruhi kualitas tidur di malam hari.
Studi dari United Arab Emirates University mengungkap, persentase orang yang rutin berolahraga sebelum Ramadhan adalah 24%. Akan tetapi, angka itu turun menjadi hanya 5% menjelang akhir Ramadhan.
Pola dan rutinitas olahraga yang berubah juga menyebabkan kurangnya rasa kantuk pada malam hari.
Selain itu, aktivitas fisik di siang hari dapat melepaskan hormon endorfin yang dapat meningkatkan suasana hati atau mood. Selain itu, berolahraga secara teratur juga membantu Anda tidur nyenyak di malam hari.
Akan tetapi, tak banyak orang tetap olahraga teratur selama puasa, mengingat tidak ada energi berupa makanan sepanjang siang hari.
Ubah dengan Perlahan Mengembalikan Jam Tidur
Menjelang akhir Ramadhan, banyak orang mungkin merasa sulit untuk mendapatkan kembali pola tidurnya yang semula.
Bagi beberapa orang, mungkin mudah untuk mengembalikan tidur mereka dengan cara bangun pagi dan berusaha menghindari tidur siang di siang hari.
Akan tetapi, jika hal tersebut tidak semudah kelihatannya, bisa dengan melakukan penyesuaian waktu tidur secara bertahap.
Misalnya, jika Anda akan tidur jam 2 pagi selama Ramadhan, cobalah tidur satu jam lebih awal setiap malam. Lakukan itu setiap harinya sampai Anda dapat kembali ke waktu tidur normal Anda.
Apapun metode yang sesuai, perlu diingat bahwa konsistensi adalah kunci. Jadi, ketika telah berhasil kembali ke pola tidur semula, sebaiknya dipertahankan.
Setelah sebulan makan banyak di malam hari saja, cobalah untuk tetap tidak makan dalam waktu 2-3 jam sebelum waktu tidur.
Selain itu, menghindari terlalu banyak makan makanan pedas, manis, dan berminyak juga bisa membantu.
Advertisement