Liputan6.com, Jakarta Mandi junub atau mandi besar merupakan salah satu bentuk penyucian diri dalam Islam yang wajib dilakukan setelah mengalami hadas besar, seperti setelah berhubungan suami istri, mimpi basah, atau haid. Kewajiban ini memiliki dasar yang kuat dalam Al-Qur’an dan hadis, karena berkaitan langsung dengan kesucian dan kelayakan seorang muslim untuk melaksanakan ibadah.
Namun, tak jarang muncul pertanyaan di kalangan umat: apakah seseorang yang sedang dalam keadaan junub tetap boleh melakukan aktivitas harian sebelum mandi? Misalnya, makan, bekerja, berbicara, atau bahkan tidur kembali? Pertanyaan semacam ini penting untuk dipahami agar umat Islam bisa tetap menjaga adab dan ketentuan syariat dalam keseharian.
Dalam Islam, ada batasan dan pengecualian tertentu terkait aktivitas sebelum mandi junub. Artikel ini akan membahas secara lengkap pandangan ulama dan dalil-dalil yang menjadi dasar hukum terkait hal tersebut. Yuk, simak penjelasannya agar tidak salah langkah!
Advertisement
Hukum Melakukan Aktivitas Sebelum Mandi Junub
Menunda mandi junub dan mengutamakan aktivitas yang lain, seperti memasak dan lainnya, hukumnya diperbolehkan. Tidak masalah bagi seseorang yang sedang junub melakukan aktivitas-aktivitas rumah tangga terlebih dahulu sebelum mandi junub, seperti memasak, menyapu, mencuci, dan lainnya.
Di antara dalil yang menjadi dasar kebolehan memasak dan aktivitas lainnya sebelum mandi junub adalah hadis riwayat Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah, dia berkisah;
لَقِيَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا جُنُبٌ، فَأَخَذَ بِيَدِي، فَمَشَيْتُ مَعَهُ حَتَّى قَعَدَ، فَانْسَلَلْتُ، فَأَتَيْتُ الرَّحْلَ، فَاغْتَسَلْتُ ثُمَّ جِئْتُ وَهُوَ قَاعِدٌ، فَقَالَ: أَيْنَ كُنْتَ يَا أَبَا هِرٍّ، فَقُلْتُ لَهُ، فَقَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ يَا أَبَا هِرٍّ إِنَّ المُؤْمِنَ لاَ يَنْجُسُ
“Aku bertemu Rasulullah dan aku pada saat itu dalam keadaan sedang junub, lalu beliau menggandeng tanganku, maka aku berjalan bersama beliau sampai beliau duduk, lalu aku keluar sebentar, aku menemui seseorang, lalu aku mandi, kemudian datang dan beliau sedang duduk, lalu berkata; Kemana saja kamu wahai Abu Hir? Aku berkata kepada beliau (bahwa aku tadi junub). Maka beliau bersabda: Subhanallah, wahai Abu Hir, sesunggugnya seorang mukmin tidak najis.”
Dalam kitab Fathul Al-Bari, Al-Hafidz Ibnu Hajar menjadikan hadis ini sebagai dasar kebolehan seseorang menunda mandi junub dan juga kebolehan dia memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, seperti memasak, pergi ke pasar, dan lainnya. Beliau berkata sebagai berikut;
وفيه جواز تأخير الاغتسال عن أول وقت وجوبه ..وعلى جواز تصرف الجنب في حوائجه“Hadis ini menjadi dalil kebolehan mengakhirkan mandi junub dari awal waktunya dan kebolehan orang yang junub melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhannya.”
Advertisement
Dianjurkan Berwudhu Sebelum Makan atau Minum Saat Junub
Hanya saja, meski memasak sebelum mandi besar diperbolehkan, namun jika seseorang hendak makan atau minum setelah memasak, maka dia dianjurkan untuk wudhu terlebih dahulu. Hal ini karena menurut para ulama, makan dan minum tanpa wudhu dalam keadaan junub hukumnya makruh.
Ini berdasarkan hadis riwayat Imam Muslim dari Sayidah Aisyah, dia berkata;
كان رسول الله صلى الله عليه و سلم إذا كان جنبا فأراد أن يأكل أو ينام توضأ وضوءه للصلاة
“Apabila Rasulullah Saw berada dalam kondisi junub, kemudian beliau ingin makan atau tidur, beliau berwudhu sebagaimana wudhu ketika hendak salat.”
Aktivitas yang Diperbolehkan dan Tidah Diperbolehkan Sebelum Mandi Junub
Aktivitas yang Diperbolehkan Sebelum Mandi Junub
Melakukan Pekerjaan Rumah Tangga
Seperti memasak, mencuci, menyapu, dan pekerjaan lain diperbolehkan meskipun belum mandi junub. Selama tidak berkaitan dengan ibadah yang mensyaratkan kesucian, aktivitas ini sah dilakukan.
Makan dan Minum (Setelah Berwudhu)
Seseorang yang sedang junub boleh makan dan minum, namun disunnahkan untuk berwudhu terlebih dahulu. Hal ini berdasarkan teladan dari Rasulullah SAW yang biasa berwudhu sebelum makan atau tidur dalam keadaan junub.
Tidur (Setelah Berwudhu)
Tidur sebelum mandi junub diperbolehkan selama sebelumnya berwudhu terlebih dahulu. Ini menjadi bentuk penghormatan terhadap kebersihan dan sunnah Nabi SAW.
Keluar Rumah untuk Keperluan Umum
Pergi ke pasar, bekerja, atau aktivitas sosial lainnya yang bukan ibadah tetap diperbolehkan, selama tidak menyentuh hal-hal yang mensyaratkan kesucian.
Aktivitas yang Tidak Diperbolehkan Sebelum Mandi Junub
Melaksanakan Salat (Wajib atau Sunnah)
Salat tidak sah jika dilakukan dalam keadaan junub. Mandi besar wajib dilakukan terlebih dahulu agar kembali dalam keadaan suci.
Membaca atau Menyentuh Mushaf Al-Qur’an
Orang yang junub tidak diperkenankan menyentuh mushaf atau membaca Al-Qur’an secara langsung, kecuali hanya membaca dalam hati atau mendengarkan.
Masuk ke Masjid (Tanpa Keperluan Mendesak)
Orang dalam keadaan junub dilarang masuk atau berdiam di dalam masjid kecuali dalam kondisi sangat mendesak, dan itupun ada pengecualian khusus menurut sebagian pendapat ulama.
Thawaf di Sekitar Ka'bah
Sama seperti salat, thawaf juga mensyaratkan kesucian. Maka orang yang sedang junub tidak diperbolehkan melakukan thawaf hingga ia bersuci terlebih dahulu.
Advertisement
Tata Cara Mandi Junub dan Niatnya
Berikut adalah tata cara mandi junub beserta niatnya, berdasarkan tuntunan Rasulullah SAW dan pendapat mayoritas ulama:
Niat Mandi Junub
Niat cukup dilafalkan dalam hati sebelum mulai mandi, namun boleh juga diucapkan dengan lisan untuk membantu menghadirkan kesungguhan niat. Berikut contohnya:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الأَكْبَرِ لِلَّهِ تَعَالَى
"Nawaitul ghusla li raf‘il ḥadatsil akbari lillāhi ta‘ālā."
Artinya: "Saya niat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar karena Allah Ta'ala."
Tata Cara Mandi Junub yang Sesuai Sunnah
- Berniat dalam hati. Niat adalah syarat sahnya mandi junub. Cukup di dalam hati, tidak harus dilafalkan secara lisan.
- Mencuci kedua tangan. Basuh kedua tangan sebanyak tiga kali sebelum memasukkan air ke anggota tubuh lainnya.
- Membersihkan kemaluan dan najis. Cuci bagian kemaluan dan area sekitarnya dari kotoran atau najis yang menempel.Berwudhu seperti wudhu untuk salat
- Lakukan wudhu sempurna. Bisa juga menunda mencuci kaki hingga akhir, sebagaimana dalam beberapa riwayat Rasulullah SAW.
- Menyiram air ke seluruh tubuh. Dimulai dari sisi kanan, kemudian sisi kiri, lalu seluruh tubuh secara merata.
- Menggosok tubuh dan menyela rambut. Pastikan air mengenai kulit, termasuk sela-sela rambut dan lipatan tubuh.
- Mencuci kaki (jika belum saat wudhu awal). Diakhiri dengan mencuci kedua kaki, terutama jika belum dilakukan sebelumnya.
Tips Tambahan:
- Gunakan sabun atau sampo untuk menjaga kebersihan fisik (meskipun ini bukan bagian dari syariat).
- Pastikan tidak ada bagian tubuh yang terhalang air, seperti cat kuku atau kotoran tebal.
