Surah Yusuf Ayat 4 dalam Bahasa Arab dan Latin, Lengkap dengan Tafsirnya

Arti dari potongan Surah Yusuf ayat 4 adalah peristiwa yang menjelaskan mimpi yang dialami oleh Nabi Yusuf.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 10 Apr 2023, 17:15 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2023, 17:15 WIB
Surah Yusuf Ayat 4 dalam Bahasa Arab dan Latin, Lengkap dengan Tafsirnya
Ilustrasi Al-Qur'an (sumber: GR Stocks)

Liputan6.com, Jakarta Surah Yusuf ayat 4 memiliki makna yang mendalam bagi umat Muslim. Surah Yusuf sendiri adalah surah ke-12 dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 111 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah.

Isi dari surah Yusuf adalah tentang riwayat Nabi Yusuf. Riwayat tersebut salah satu di antara cerita-cerita gaib yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad sebagai mukjizat bagi dia, sedang dia sebelum diturunkan surah ini tidak mengetahuinya.

Salah satu makna tersebut terdapat di Surah Yusuf ayat 4. Arti dari potongan Surah Yusuf ayat 4 adalah peristiwa yang menjelaskan mimpi yang dialami oleh Nabi Yusuf. Mimpi tersebut merupakan mimpi yang memiliki begitu banyak makna tersirat yang juga memiliki berbagai tafsir.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai Surah Yusuf ayat 4 dalam bahasa Ara, Latin dan terjemahan serta tafsirnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (7/4/2023).

Surah Yusuf Ayat 4 dalam Bahasa Arab, Latin dan Artinya

Surah Yusuf Ayat 4 dalam Bahasa Arab dan Latin, Lengkap dengan Tafsirnya
Ilustrasi membaca Al-Qur'an. (Foto oleh Alena Darmel: https://www.pexels.com/id-id/foto/tangan-gadis-duduk-dalam-ruangan-8164742/)

Surah Yusuf adalah surah ke-12 dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 111 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah karena diturunkan di kota Mekkah. Isi dari surah Yusuf adalah tentang Nabi Yusuf yang bermimpi melihat hal-hal gaib yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad sebagai mukjizat bagi dia. Salah satu hal gaib tersebut tertuang dalam bacaan surah Yusuf ayat 4. Berikut ini bacaan Surah Yusuf ayat 4 dalam bahasa Arab, Latin dan artinya:

اِذْ قَالَ يُوْسُفُ لِاَبِيْهِ يٰٓاَبَتِ اِنِّيْ رَاَيْتُ اَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَاَيْتُهُمْ لِيْ سٰجِدِيْنَ

Arab Latin: Iż qāla yụsufu li`abīhi yā abati innī ra`aitu aḥada 'asyara kaukabaw wasy-syamsa wal-qamara ra`aituhum lī sājidīn.

Artinya: (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.”

Tafsir Surah Yusuf Ayat 4

Surah Yusuf Ayat 4 dalam Bahasa Arab dan Latin, Lengkap dengan Tafsirnya
Ilustrasi muslim membaca Al-Qur'an. (Photo by Rachid Oucharia on Unsplash)

Dikutip dari laman Tafsirweb, ada beberapa tafsir terkait surah Yusuf ayat 4 adalah sebagai berikut:

1. Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah

Allah menyebutkan kepada Rasulullah dan umatnya kisah Nabi Yusuf dan pelajaran-pelajaran yang terkandung di dalamnya; dimulai dengan kisah mimpi menakjubkan yang nantinya akan menjadi kenyataan.

Nabi Yusuf berkata kepada ayahnya, Ya’qub: “Wahai ayahku, aku melihat dalam mimpi sebelas bintang, serta matahari dan bulan; semuanya bersujud kepadaku!”

2. Tafsir Al-Mukhtashar

Tafsir berikutnya dari Surat Yusuf ayat 4 adalah Kami menceritakan kepadamu (wahai Rasul) tatkala Yusuf berkata kepada ayahnya Ya’qub, “Wahai ayahku! Sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang. Dan aku juga melihat matahari dan bulan. Aku melihat semuanya bersujud kepadaku.” mimpi itu adalah kabar gembira yang disegerakan untuk Yusuf.

3. Tafsir Al-Muyassar

Sebutkanlah (wahai Rasul), kepada kaummu perkataan Yusuf kepada ayahnya, “Sesungguhnya aku bermimpi melihat dalam tidurku sebelas bintang, matahari, dan bulan, aku melihat mereka semua itu bersujud kepadaku”.

Mimpi tersebut menjadi pembuka kabar gembira atas martabat yang dicapai oleh Yusuf berupa kedudukan yang tinggi di dunia maupun di akhirat.

4. Tafsir dari Kementerian Agama Republik Indonesia

Surah Yusuf Ayat 4 dalam Bahasa Arab dan Latin, Lengkap dengan Tafsirnya
Ilustrasi Al-Qur’an Credit: freepik.com

Dalam tafsir ringkas yang dijelaskan oleh Kementerian Agama RI, disampaikan bahwa di antara wahyu Al-Qur’an yang diturunkan Allah SWT berupa kisah-kisah umat terdahulu yang belum diketahui dengan jelas oleh Nabi Muhammad SAW dan umatnya. Ayat Surat Yusuf ayat 4 ini menjelaskan mengenai salah satu kisah tersebut. Allah SWT memulai kisah Nabi Yusuf dengan menceritakan perihal mimpinya, yakni saat Yusuf putra Nabi Yaqub berkata kepada ayahnya:

"Wahai ayahku, sungguh, sungguh, aku bermimpi melihat sebelas bintang, yakni saudaranya yang berjumlah sebelas, matahari, yakni ayahnya dan bulan, yakni ibunya; kulihat semuanya sujud atau mengarahkan pandangannya dan hormat kepadaku. Kemudian Nabi Ya’qub berkata, wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudaramu. Aku khawatir jika mereka tahu, mereka akan membuat tipu daya untuk membinasakanmu, akibat dari kedengkian mereka. Sungguh setan itu musuh yang jelas bagi manusia karena terus memunculkan rasa permusuhan di antara sesama,"

e. Tafsir as-Sa'di

Ketahuilah bahwasannya Allah menyebutkan bahwa Dia menceritakan kisah terbaik dalam Al-Qur’an kepada RasulNya, kemudian Dia menyampaikan kisah ini kepada pada umatnya merupakan kisah yang sempurna lengkap lagi baik.

Firman Allah “Ingatlah ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, ‘Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim Al Khalil’ wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas buah bintang, matahari dan bulan aku melihat semuanya sujud kepadaku.”

Mimpi inilah yang menjadi permulaan ketinggian martabat yang direngkuh Nabi yusuf di dunia dan akhirat. Demikianlah jika Allah menghendaki sesuatu yang luar biasa, maka Dia akan memberikan peristiwa pendahuluan sebagai sinyal pembuka dan untuk memuluskan prosesnya, serta sebagai tindakan antisipasi terhadap kesulitan yang akan menghadang hambaNya itu serta sebagai bentuk kelembutan dan kebaikan Allah padanya.

Ya’qub menakwilkannya dengan penjelasan bahwa matahari adalah ibunya, bulan berarti ayahnya. Sedangkan bintang merupakan cerminan saudara-saudaranya. Berbagai fase kehidupan akan melewatinya, hingga berujung pada momentum saudara-saudaranya tunduk dan bersujud kepadanya, sebagai cerminan penghormatan dan pengagungan kepadanya.

Peristiwa itu tidaklah terjadi melainkan dengan beberapa faktor pendahulu, berupa ketentuan seleksi dan pilihan dari Allah SWT yang jatuh padanya (untuk menjadi Nabi) penyempurnaan nikmatNYa, baginya dengan ilmu, amal dan kekuasaan di dunia. Karunia itu akan menaungi semua anggota keluarga Ya’qub yang nanti akan bersujud dan menjadi pengikutnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya