Liputan6.com, Jakarta - Setelah puasa Ramadhan, umat Muslim bisa melanjutkan ibadah puasa Syawal selama 6 hari mulai tanggal 2 Syawal. Tak hanya dapat meningkatkan keimanan dan menyempurnakan ibadah, puasa Syawal juga bermanfaat bagi kesehatan.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia/PDPOTJI Dr (Cand) dr Inggrid Tania, MSi mengatakan, berpuasa di bulan Syawal dan meminum herbal rutin bisa dilakukan umat Muslim guna mengeluarkan lemak dan meringankan kerja liver.
Baca Juga
Namun, yang paling utama, kata Inggrid yakni mengatur pola makan agar jangan sampai berlebihan makan makanan tinggi lemak.
Advertisement
"Yang paling utama ketika berlebaran itu pintar mengatur (pola makan), jangan sampai berlebihan mengonsumsi makanan tinggi lemak," ujarnya, Senin (24/4), dilansir Antara.
Konsumsi Minuman Herbal
Selain puasa Syawal, Inggrid mengatakan orang-orang bisa mencoba mengonsumsi minuman herbal sebelum menyantap makanan tinggi lemak seperti opor dan gulai yang biasa tersaji saat lebaran. Herbal yang dapat dikonsumsi yakni teh hijau ditambah kapulaga, teh hijau ditambah jahe atau variasi minuman lainnya semisal kunyit, temulawak, biji pala dan ekstrak vanila.
"(Herbal) itu sebenarnya akan membantu tubuh bisa menormalisasi kembali kadar lemak di dalam darah, sehingga nanti mencegah kolesterol jahat akibat kita memakan makanan tinggi lemak," jelasnya.
Inggrid menyampaikan, herbal tersebut bisa dikonsumsi untuk menggantikan minuman manis lainnya yang justru akan memperberat inflamasi atau peradangan dalam tubuh.
Â
Herbal Bisa Diminum Individu dengan Kolesterol Tinggi
Individu yang terdiagnosis kolesterol teinggi juga bisa meminum ramuan herbal guna menurunkan kolesterol, seperti menurunkan total kolesterol, kolesterol LDL, menaikkan kolesterol baik atau HDL.
Sejumlah herbal seperti teh hijau, kunyit, jahe, temulawak, temu kunci, kencur, dan rempah-rempah seperti cengkih, pala, lada hitam, kapulaga, bunga lawang, bawang putih, sambiloto, dan habbatussauda atau jinten hitam, kata Inggrid bisa membantu menurunkan kolesterol.
Namun, Inggrid mengingatkan, herbal tersebut harus dikonsumsi rutin dan individu tetap harus mengatur pola makan.
"Bukan berarti minum herbal terus makan seenak saja, tinggi lemak berlebihan," ucapnya.
Konsumsi herbal, kata Inggrid, merupakan bagian dari penerapan gaya hidurp sehat seperti rutin berolahraga, mendapat kualitas tidur yang baik, mengendalikan stres yang semuanya akan berpengaruh pada kadar kolesterol dalam tubuh.
Advertisement