Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu terakhir, nama bos jalan tol Mohammad Jusuf Hamka sedang menjadi perhatian publik. Jusuf menagih piutang kepada negara.
Baca Juga
Advertisement
Segala hal tentang Jusuf Hamka banyak menarik perhatian, termasuk di kanal Islami Liputan6.com, yang mengangkat kisah bagaimana pengusaha keturunan Tionghoa ini masuk Islam atau mualaf.
Artikel Jusuf Hamka mualaf menjadi jajaran top 3 kanal Islami Jumat (16/6/2023), bersama dua artikel lain yang tak kalah menariknya, yakni mengenai sahabat Nabi Daud AS yang kematiannya ditunda.
Sementara, satu lagi adalah artikel mengenai tata cara sholat tahiyatul masjid.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Kisah Mualaf Bos Jalan Tol Jusuf Hamka, Masuk Islam karena Pengeras Suara Masjid dan Buya Hamka
Mohammad Jusuf Hamka lahir 5 Desember 1957 di Jakarta dengan nama Alun Joseph. Ia baru mualaf alias masuk Islam pada 1981. Pengucapan dua kalimat syahadat keturunan Tionghoa ini dibimbing langsung oleh ulama kharismatik H. Abdul Malik Karim Amrullah atau akrab disapa Buya Hamka.
Jusuf Hamka bercerita awal mula tertarik dengan Islam di YouTube Helmy Yahya Bicara. Meskipun ia lahir dan dibesarkan di keluarga Tionghoa, tapi ia bergaul dengan orang-orang Islam. Mayoritas teman-temannya adalah muslim dan sering melaksanakan sholat.
“Islam ini telah membentuk karakter saya dari muda sebenarnya, karena teman-teman saya Islam semua,” kata Jusuf yang kini dikenal sebagai bos jalan tol, dikutip Kamis (15/6/2023).
Ketertarikan pada Islam tidak terlepas karena toleransinya yang tinggi. Suatu hari ibunya sedang sakit yang nyaris stroke. Di depan rumahnya ada masjid yang mengumandangkan adzannya menggunakan pengeras suara.
“Saya waktu itu kan banyak teman teman muslim. Walau saya belum muslim saya berinteraksi. Saya bicara dengan pengurus masjidnya. Saya bilang, ‘Pak kiai ibu saya sakit, ibu saya suka kebangun malem kalo denger suara adzan. Boleh gak bantu saya tiga hari dikecilin sampe ibu saya sembuh atau nanti kami cari tempat saudara kami pindahin’,” cerita Jusuf.
Advertisement
2. Kisah Sahabat Nabi Daud AS yang Ditunda Kematiannya
Dikisahkan bahwa dahulu Nabi Daud memiliki seorang sahabat. Layaknya seorang sahabat, ia begitu dekat dengan Sang Nabi. Hubungannya dan Sang Nabi terjalin begitu erat. Bahkan bisa dikatakan, ia juga merupakan pengikut setia dakwah Nabi Daud. Sungguh, ia merupakan sahabat yang dicintai oleh Nabi Daud.
Namun sayang, tiba-tiba saja Malaikat Jibril turun ke bumi dan berkata, “Wahai Nabi Daud, berilah kabar kepada sahabatmu itu, bahwa ajal nya akan segera tiba. 50 hari lagi ia akan meninggal dunia.”
Seketika Nabi Daud pun tercengang. Bagaimana tidak, sahabat yang ia kasihi ternyata ditakdirkan oleh Allah untuk sebentar lagi akan meninggalkan dunia yang fana ini. Akhirnya dengan berat hati, Nabi Daud mengatakan perihal kabar yang telah ia terima dari Malaikat Jibril.
“Wahai sahabatku, sesungguhnya aku tak sampai hati untuk menyampaikan hal ini kepadamu. Namun Jibril memerintahkanku untuk mengatakan kepadamu bahwa ajalmu telah dekat. 50 hari lagi, engkau akan meninggalkan dunia ini,” kata Nabi Daud dengan lirih kepada sahabatnya itu.
3. Niat dan Tata Cara Sholat Tahiyatul Masjid, Peroleh Berkahnya
Salah satu sholat sunnah yang lazim dilakukan sebelum sholat Jumat adalah sholat tahiyatul masjid. Karenanya, terkadang ada yang mengira bahwa sholat tahiyatul masjid dilakukan hanya ketika akan sholat Jumat.
Sebab, sebelum sholat Jumat juga ada shoat rawatib, yakni sholat qobliyah Jumat yang pada hari-hari lain qobliyah dzuhur.
Kadangkala, ada pula yang salah kaprah mengira bahwa sholat tahiyatul masjid dilakukan karena hendak duduk mendengarkan khutbah saja. Barangkali itu tidak bisa disalahkan, meski tidak sepenuhnya benar.
Sholat sunnah tahiyatul masjid secara etimologi (bahasa) bisa diartikan sholat sunnah dalam rangka menghormati masjid. Sedangkan menurut terminologi, sholat sunnah tahiyatul masjid adalah sholat sunnah dua rakaat yang dilakukan ketika seseorang memasuki masjid dan hendak berdiam diri di dalamnya.
Sholat Tahiyatul Masjid juga merupakan bentuk penghormatan kepada Dzat yang memiliki masjid, yaitu Allah SWT. Oleh karenanya, penghormatan itu diletakkan di awal, sebelum bergegas melaksanakan ibadah lainnya.
Advertisement