Detik-Detik Sebelum Terjadinya Kiamat, Ini 5 Fenomena yang Akan Muncul menurut Sains

Kiamat merupakan peristiwa kehancuran dunia. Meskipun tak ada yang mengetahui kapan terjadinya kiamat. Namun para ilmuwan telah memprediksi sejumlah fenomena yang akan muncul dan menjadi pertanda datangnya hari akhir tersebut.

oleh Putry Damayanty diperbarui 28 Jan 2024, 05:30 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2024, 05:30 WIB
Ilustrasi Black Hole (Foto: NASA).
Ilustrasi Black Hole (Foto: NASA).

Liputan6.com, Jakarta - Tak ada seorang pun yang dapat menjawab kapan kepastian akan datangnya hari kiamat. Bahkan hingga saat ini banyak sekali prediksi yang muncul sebagai pertanda datangnya hari akhir tersebut. 

Kiamat merupakan peristiwa hancurnya alam semesta beserta isinya. Datangnya kiamat merupakan suatu kepastian yang telah disepakati baik oleh agama maupun ilmu pengetahuan.

Namun demikian di saat nantinya terjadinya kiamat tidak ada yang tahu bagaimana keadaan yang akan terjadi di sekitar. Bahkan beberapa perkiraan oleh para para ilmuwan menyebutkan bahwa manusia tak akan sanggup bertahan hingga saat peradaban hilang terlebih dulu.

Allah SWT berfirman dalam QS. An-Najm Ayat 57-58

"(Hari Kiamat) yang dekat makin mendekat. Tidak ada yang akan dapat mengungkapkan (terjadinya hari itu) selain Allah.”

Melansir dari laman merdeka.com, berikut lima fenomena alam yang akan terjadi saat kiamat datang.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

1. Bintang Tidak Muncul di Langit

Foto Hubble
Kumpulan bintang Galaksi Bimasakti yang tertangkap teleskop Hubble (Sumber: NASA)

Dalam ratusan miliar tahun mendatang, langit malam di bumi akan terlihat sangat berbeda. Hal ini dikarenakan ternyata alam semesta ini 'membesar' layaknya berbagai benda langit yang bergerak dalam kecepatan cahaya.

Hal ini tak akan terasa untuk saat ini, namun akan punya implikasi besar dalam waktu yang sangat lama. 

'Membesarnya' alam semesta ini nanti akan melebihi batas horison kosmologis, yang tentu tak bisa kita raih karena perbedaan dalam hal kecepatan bergerak ruang dan waktu. Terlebih lagi 'dark energy' mempercepat pergerakan ini.

Hal ini nantinya membuat tak akan ada apa-apa di galaksi kita karena sudah melewati batasan horison kosmologis tersebut. Tak akan ada lagi bintang, planet lain, atau apapun karena langit akan kosong. Mungkin seperti inilah gambaran akhir dari dunia.

2. Matahari akan Menjadi Bintang Dwarf Hitam

Jarak dengan Matahari yang Sangat Dekat
Ilustrasi Merkurius dengan Matahari (Sumber: Liputan6)

Saat ini, alam semesta memiliki banyak sekali tipe bintang. Mulai dari bintang dwarf merah yang memendarkan cahaya merah, hingga dwarf putih yang seringkali kita lihat di langit. Namun ternyata ada juga bintang mati, yang terbentuk dari materi-materi yang telah hancur, dan disatukan oleh efek kuantum.

Saat ini, para astronom masih berasumsi bahwa bintang dwarf putih tidak akan pernah mati. Namun sebenarnya hal itu tidak melulu benar, karena sebenarnya bintang dwarf putih hanya memiliki 'harapan hidup' yang hampir tak terbatas, hingga alam semesta pun tak akan ikut 'membunuh' bintang ini. Namun hal ini tentu juga akan terjadi.

Matahari yang juga merupakan bintang, tak luput dari hal ini. Di masa depan yang masih sangat jauh, matahari akan makin kehilangan lapisannya sedikit demi sedikit, dan akan menjadi bintang dwarf putih saja. Dan ketika akhir dunia terjadi, matahari akan 'mendingin' dan mati.

Jika hal tersebut terjadi, matahari akan jadi bintang dwarf hitam. Bintang ini adalah bintang yang sangat 'dingin' hingga tak akan bisa kita lihat dengan mata manusia biasa.

3. Black Hole akan Mendominasi Alam Semesta

Tiga Misteri Black Hole yang Belum Terpecahkan
Selama ini keberadaan black hole masih menjadi misteri bagi semua orang, baik para peneliti ataupun orang awam.

Di ratusan miliar tahun setelah Big Bang, jika peradaban manusia masih ada di saat tersebut, manusia tak akan bisa bertahan.

Hal ini dikarenakan menurut prediksi para astronom, nukleon akan rusak dan setiap proton dan neutron di alam semesta ini akan hilang. Tubuh kita dan semua objek di alam semesta ini terbuat dari nukleon, yang tentu tak akan bertahan hingga titik ini.

Serta jika nukleon sudah 'hilang,' partikel sub-atomik yang tersisa hanyalah elektron dan positron. Dua partikel inilah yang jadi 'bahan bakar' dari lubang hitam atau black hole.

Dengan ini, nantinya lubang hitamlah yang akan mendominasi alam semesta. Selain itu, lubang hitam ini akan memancarkan partikelnya sendiri, dan akan mengisi lagi alam semesta dengan foton dan graviton hipotetikal.

4. Segalanya akan Berjalan Sangat-sangat Lambat

Galaksi Bimasakti
Galaksi melengkung dengan bintang-bintang muda (Cepheids) dalam cakramnya, seperti yang disimpulkan dari Bimasakti Cepheids. (Kredit: J. Skowron / OGLE / Observatorium Astronomi, University of Warsawa)

Ketika era lubang hitam sudah berakhir dan alam semesta sudah sirna, dan bahkan tata surya pun sudah hancur, hanya ada beberapa hal yang tersisa di alam semesta. Hanya partikel sub-atomik yang tersebar dan atom positronium yang tersisa.

Dalam hal ini, kemungkinan alam semesta, tata surya serta kehidupan mungkin akan terjadi lagi yang akan terbentuk dari partikel yang tersisa.

Namun karena partikel pembentuknya sangat sederhana dan belum terbentuk apapun, segalanya akan berjalan lambat. Para ilmuwan memprediksi jika sudah ada makhluk hidup di era tersebut, untuk membuat sebuah pemikiran saja butuh waktu milyaran tahun.

5. Kemungkinan Munculnya Jalan Keluar dari Kehancuran

Gambar pertama black hole atau lubang hitam supermasif, yang dikenal sebagai Sagittarius A*, di pusat galaksi Bima Sakti. (Xinhua/National Science Foundation AS)
Gambar pertama black hole atau lubang hitam supermasif, yang dikenal sebagai Sagittarius A*, di pusat galaksi Bima Sakti. (Xinhua/National Science Foundation AS)

Tentu 'kiamat' berarti hancurnya dunia dan hal ini secara ilmiah pun tak terlihat bisa dihindari. Namun para ilmuwan yang optimis, bisa menemukan cara untuk mencari 'jalan keluar' dari kiamat.

Kemungkinan terbesar untuk hal ini adalah menggunakan lubang hitam sebagai 'gerbang' untuk mencari kehidupan lain. Memang lubang hitam masih merupakan misteri. Namun para ilmuwan sangat optimis terhadap kemungkinan manusia memanfaatkannya. Salah satu yang getol adalah Stephen Hawking.

Meski demikian, teori modern menyebutkan bahwa batasan lubang hitam adalah sebuah misteri yang belum terpecahkan. Para ilmuwan hanya mengetahui bahwa jika kita melewati 'gerbang' tersebut, kita tak akan kembali lagi.

Teori populer di dunia fisika ini pun masih belum bisa dibantah, dan hal ini masih terus jadi misteri hingga saat tersebut tiba.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya