Liputan6.com, Cilacap - Salah satu sahabat terdekat Rasulullah SAW ialah Ali bin Abi Thalib. Selain sebagai sahabat, Ali bin Abi Thalib merupakan sepupu Rasulullah SAW karena merupakan anak paman beliau yang bernama Abu Thalib.
Baca Juga
Advertisement
Bahkan kedekatannya dengan Rasulullah SAW dengan Ali bin Abi Thalib ini ketika beliau masih kecil. Sebab sepeninggal kakeknya, Abdul Muthalib ketika berusia 8 tahun diasuh oleh Abu Thalib.
Selain sebagai teman semasa kecil dan sahabat beliau, Ali bin Abi Thalib juga merupakan menantu Rasululullah SAW. Ia menikahi putri Rasulullah SAW yang bernama Fatimah Az-Zahra RA.
Meski kedekatannya dengan Rasulullah SAW melebihi sahabat-sahabat yang lain, namun Ali bin Abi Thalib tetap merasa khawatir jikalau di hari kiamat tak bisa jumpa dengan Rasulullah SAW. Saking khawatirnya ini beliau sampai-sampai melakukan hal ini.
Simak Video Pilihan Ini:
Lakukan ini Sebab Takut Tak Berjumpa Rasulullah di Hari Kiamat
Menukil tausiyah.com, kisah hidup yang teramat sederhana pernah diungkapkan oleh Uqbah bin Al-Qamah yang mengisahkan pengalaman sendiri. Ia mengisahkan bagaimana Ali bin Abi Thalib melakoni hidup zuhud sebagaimana yang Rasulullah lakukan.
“Pada satu hari aku berkunjung ke rumah Ali bin Abi Thalib RA Kulihat ia sedang memegang sebuah mangkuk berisi susu yang sudah berbau asam. Bau sengak susu itu sangat menusuk hidungku. Kutanyakan kepadanya: “Ya Amiral Mukminin, mengapa anda sampai makan seperti itu?” kisah Uqbah Al-Qamah.
“Hai Abal Janub,” jawabnya, “Rasul Allah s.a.w. dulu minum susu yang jauh lebih basi dibanding dengan susu ini. Beliau juga mengenakan pakaian yang jauh lebih kasar daripada bajuku ini (sambil menunjuk kepada baju yang sedang dipakainya). Kalau aku sampai tidak dapat melakukan apa yang sudah dilakukan oleh beliau, aku khawatir tak akan dapat berjumpa dengan beliau di hari kiyamat nanti,” sambungnya.
Advertisement
Amalan Agar Jumpa dengan Rasulullah SAW
Mengutip laman Islami Liputan6.com, sekurang-kurangnya ada 2 amalan yang menyebabkan seorang muslim bisa jumpa bahkan berada di dekat Rasulullah SAW di hari kiamat. Berikut ini amalannya.
1. Memperbanyak Sholawat
Rasulullah SAW bersabda,
أَوْلَى النَّاسِ بِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً
"Orang yang paling dekat denganku di hari kiamat nanti adalah orang yang paling banyak berselawat kepadaku" (HR. Tirmidzi; hasan)
Syaikh Mushthofa Al Bugho dan empat ulama lain dalam Nuzhatul Muttaqin menjelaskan, "Hadis ini berisi anjuran memperbanyak sholawat atas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan tingginya derajat orang yang memperbanyak sholawat di hari kiamat kelak."
Para ulama menerangkan, ketika dalam hadis disebut hari kiamat, yang dimaksudkan bukanlah hanya saat kiamat saja. Tetapi sering kali maksudnya adalah akhirat. Bergantung konteks hadis tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah yang menyebutkan al hajju arafah. Haji adalah wukuf di Arafah. Tentu saja, wukuf bukanlah keseluruhan haji.
Hadis senada juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Abu Ya'la:
إن أولى الناس بي يوم القيامة أكثرهم علي صلاة
"Sesungguhnya Orang yang paling dekat denganku di hari kiamat nanti adalah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku" (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih Ibnu Hibban)
أَلا إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلاةً
"Ketahuilah, sesungguhnya orang yang paling dekat denganku di hari kiamat nanti adalah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku" (HR. Abu Ya'la)
Jadi, salah satu cara menjadi orang yang paling dekat dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah dengan memperbanyak shalawat. Siapa mukmin yang paling banyak membaca shalawat, insya Allah ia akan menjadi orang yang paling dekat dengan Rasulullah di akhirat.
2. Menyantuni Anak Yatim
Tentu saja ada amal lain yang menjadikan seseorang dekat dengan Rasulullah. Misalnya menyantuni anak yatim, yang oleh Rasulullah disebutkan keutamaannya:
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هكَذَا وأشار بالسبابة والوسطى وفرج بينهما شيئاً
"Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di syurga seperti ini," sabda beliau sambil mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau dengan agak merenggangkan keduanya. (HR. Al Bukhari)
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul