Utang Segunung Bisa Beres dengan Doa di Malam Nisfu Sya'ban Kata Gus Iqdam, Caranya Begini

"Sampean gelem sholat, kamu mau mujahadah, kamu mau qiyamul lail, kamu mau sholat tahajud, itu bagi Allah lebih utama dari ibadah selama 400 tahun," kata Gus Iqdam, menjelaskan keutamaan malam Nisfu Sya'ban

oleh Nanik Ratnawati diperbarui 24 Feb 2024, 03:30 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2024, 03:30 WIB
Gus Iqdam ketika menjelaskan keutamaan malam Nisfu Sya'ban dalam pengajiannya. (Foto: SS YT Gus Iqdam Official)
Gus Iqdam ketika menjelaskan keutamaan malam Nisfu Sya'ban dalam pengajiannya. (Foto: SS YT Gus Iqdam Official)

Liputan6.com, Jakarta - Pengasuh Majelis Ta'lim Sabilu Taubah, Muhammad Iqdam Kholid alias Gus Iqdam membeberkan keutamaan malam Nisfu Sya'ban. Ibadah di malam Nisfu Sya'ban setara dengan ibadah selama 400 tahun.

"Sampean gelem sholat, kamu mau mujahadah, kamu mau qiyamul lail, kamu mau sholat tahajud, itu bagi Allah lebih utama dari ibadah selama 400 tahun," jelasnya, dikutip dari chanel Gus Iqdam Official, Jumat (23/2/2024).

Keutamaan lain malam Nisfu Sya'ban lainnya adalah waktu mustajab untuk berdoa. Pada malam Nisfu Sya'ban, doa akan lebih mudah terkabul.

Karenanya, setelah beribadah, maka seseorang dianjurkan untuk berdoa. Yang punya utang berdoa agar bisa melunasi, yang punya masalah memohon agar cepat terselesaikan.

Dia juga meminta agar jemaah tidak ragu. Terpenting adalah mau beribadah, berpikir yakin, mantap dan tidak ragu.

"Gus kalau punya utang segunung bisa lunas apa tidak? Jangan meremehkan Gusti Allah. Dunia seisinya itu milik Allah. Gampang semua," ucap Gus Iqdam.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Doa Tidak Akan Ditolak

Gus Iqdam ketika menjelaskan keutamaan malam Nisfu Sya'ban dalam pengajiannya. (Foto: SS YT Gus Iqdam Official)
Gus Iqdam ketika menjelaskan keutamaan malam Nisfu Sya'ban dalam pengajiannya. (Foto: SS YT Gus Iqdam Official)

"Punya masalah banyak, sowan Njenengan juga tidak selesai. Maka mintalah kepada Allah. Malam Nisfu Sya'ban, doanya tidak akan ditolak oleh Allah SWT

Terkait keutamaan Nisfu Sya'ban, Gus Iqdam menjelaskan kisah Nabi Isa AS dalam riwayat di Kitab Kitab An-Nawadir. Saking takjubnya, bahkan Nabi Isa ingin jadi umat Nabi Muhammad SAW yang bisa menikmati malam Nisfu Sya'ban.

Melansir laman JATMAN, diriwayatkan sesungguhnya Nabi lsa As pernah berjalan di suatu tempat. Ketika itu, beliau melihat sebuah gunung yang amat tinggi. Maka beliau mendatanginya.

Sesampainya di sana, beliau mendapati puncak gunung itu berwarna putih, bahkan lebih putih dari susu, sehingga beliau mengelilinginya, dan beliau merasa terpesona dengan keindahannya. Kala itu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Isa.

“Wahai lsa, apakah engkau ingin tau tentang sesuatu yang lebih mengagumkan dari ini??, Nabi Isa Menjawab: “Iya Ya Robbi”.

 

Nabi Isa Ingin Menjadi Umat Nabi Muhammad SAW

Ilustrasi Nabi Isa AS (SS: YT: Maiora Media)
Ilustrasi Nabi Isa AS (SS: YT: Maiora Media)

Maka tiba-tiba puncak gunung itu terbelah, dan beliau melihat seorang yang sudah tua memakai baju dari bulu dan di tangannya ada sebuah tongkat hijau dan di sebelahnya ada banyak buah anggur dan makanan-makanan yang lezat dan saat itu ia sedang melakukan salat. Nabi Isa bertanya kepada orang tua itu, "Apa yang aku lihat ini?”

Orang tua itu menjawab : “Ini adalah rizki bagiku setiap hari.” Kemudian Nabi Isa bertanya kembali : “Sudah berapa lama engkau beribadah kepada Allah dalam batu ini?”, Orang tua tersebut menjawab : “Aku telah beribadah kepada Allah selama 400 tahun”.

Lantas Nabi lsa As pun berkata : “Wahai Tuhanku, apakah ada makhluk yang lebih mulia dari orang ini”. Maka Allah menjawab: “Seorang dari umat Muhammad SAW, yang bertemu dengan Bulan Sya’ban kemudian dia melakukan sholat di malam Nisfu Sya’ban, maka pahalanya lebih besar dari ibadahnya hamba-KU ini selama empat ratus tahun”.

Ketika itu Nabi Isa AS berharap: “Mudah-mudahan Aku menjadi golongan dari umat Nabi Muhammad SAW.” demikian tertulis dalam Kitab An-Nawadir: hal 22-23, Cetakan , Al-Haramen.

Berikut ini adalah doa pelunas utang yang bersumber dari Rasulullah SAW.

1. Doa Pelunas Utang Riwayat Muslim

Untuk melunasi utang, manusia perlu bekerja keras. Tak hanya berusaha dan bekerja untuk melunasi utang-utang dengan cara yang halal, kaum Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak membaca doa pelunas utang.

Doa ini dibaca agar Allah SWT melancarkan rezeki kita sehingga bisa segera melunasi utang-utang yang mungkin telah menumpuk.

Salah satu doa pelunas utang berikut ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Zuhair bin Harb. Telah diceritakan dari Zuhair bin Harb, telah diceritakan dari Jarir, dari Suhail, ia berkata Abu Shalih telah memerintahkan kepada kami bila salah seorang di antara kami hendak tidur, hendaklah berbaring di sisi kanan kemudian mengucapkan:

"Allahumma robbas-samaawaatis sab'i wa robbal 'arsyil 'azhiim, robbanaa wa robba kulli syai-in, faaliqol habbi wan-nawaa wa munzilat-tawrooti wal injiil wal furqoon. A'udzu bika min syarri kulli syai-in anta aakhidzum binaa-shiyatih.

Allahumma antal awwalu falaysa qoblaka syai-un wa antal aakhiru falaysa ba'daka syai-un, wa antazh zhoohiru fa laysa fawqoka syai-un, wa antal baathinu falaysa duunaka syai-un, iqdhi 'annad-dainaa wa aghninaa minal faqri."

Artinya: “Ya Allah, Rabb yang menguasai langit yang tujuh, Rabb yang menguasai ‘Arsy yang agung, Rabb kami dan Rabb segala sesuatu. Rabb yang membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah, Rabb yang menurunkan kitab Taurat, Injil dan Furqan (Al-Qur’an).

Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau memegang ubun-ubunnya (semua makhluk atas kuasa Allah). Ya Allah, Engkau-lah yang awal, sebelum-Mu tidak ada sesuatu.

Engkaulah yang terakhir, setelah-Mu tidak ada sesuatu. Engkau-lah yang lahir, tidak ada sesuatu di atas-Mu. Engkau-lah yang Batin, tidak ada sesuatu yang luput dari-Mu. Lunasilah utang kami dan berilah kami kekayaan (kecukupan) hingga terlepas dari kefakiran.” (HR. Muslim no. 2713) 

2. Doa Pelunas Utang Riwayat Tirmidzi

Selain doa pelunas utang riwayat Imam Muslim, adapula doa lain yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi. Doa ini diajarkan Rasulullah SAW kepada Ali bin Abi Thalib RA. Berikut bacaan doanya:

اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Allahummak fini bi halalika ‘an haramika wa aghnini bifadhlika ‘aman siwaka.

Artinya: “Ya Allah, cukupilah aku dengan rezeki-Mu yang halal (hingga aku terhindar) dari yang haram. Perkayalah aku dengan karunia-Mu (hingga aku tidak minta) kepada selain-Mu.” (HR. Tirmidzi)

 

3. Doa Pelunas Utang Riwayat Abu Dawud

Selanjutnya, berikut doa pelunas utang yang diajarkan Rasulullah SAW kepada Muadz bin Jabal RA. Bahkan setelah memanjatkan doa ini, Allah SWT memenuhi utang yang dimiliki Muadz.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

Allahumma inni audzubika minal hammi wal hazani wa ‘audzubika minal ‘ajzi wal kasali wa audzubika minal jubni wal bukhli wa audzubika min ghalabatid daini wa qahrir rijali.

Artinya: “Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari kekhawatiran dan kesedihan dan saya berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan dan saya berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, dan saya berlindung kepada-Mu dari keutamaan agama dan menaklukkan orang-orang berkata, saya dapat melakukannya, Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia, dan telah melunasi utangku kepadaku.” (HR. Dawud)

Advertisement

4. Doa Pelunas Utang Riwayat Thabrani

Bacaan doa pelunas utang yang selanjutnya berdasarkan doa yang diajarkan Rasulullah SAW kepada Abu Umamah RA berikut ini:

اللهم مالك الملك تؤتي الملك من تشاء وتنزع الملك ممن تشاء وتعز من تشاء وتذل من تشاء بيدك الخير إنك على كل شيء قدير رحمن الدنيا والآخرة ورحيمهما تعطيهما من تشاء وتمنع منهما من تشاء ارحمني رحمة تغنيني بها عن رحمة من سواك

Allahumma Malikal mulki tu’til mulka man tasya’ wa tanzi’ul mulka mimman tasya’ wa tu’izzu man tasya’ wa tudzillu man tasya’ biyadikal khair, innaka ‘ala kulli syain qadir, Rahmanad Dunya wal Akhirati wa Rahimuha tu’thihuma man tasya’ wa tamna’u man tasya irhamni rahmatan tughnini biha ‘an rahmati man siwaka.

Artinya: “Ya Allah, Engkau pemilik kerajaan. Hargai siapa pun yang Kau kehendaki dan hina siapa pun yang Kau kehendaki, di tangan-Mu kebaikan , karena Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang Maha Penyayang di dunia dan di akhirat, dan Yang Maha Penyayang di antara mereka. Engkau memberikannya kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan mencegahnya dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Kasihanilah aku dengan rahmat yang cukup kepada saya, tak ada yang dapat memberi rahmat selain Engkau ya Allah.” (HR. At-Thabrani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya