Liputan6.com, Cilacap - Sejarah mencatat, ada 4 Raja yang mampu menguasai dunia karena wilayah kekuasaan sangat luas. Salah satunya ialah Raja Dzulqarnain.
Baca Juga
Advertisement
Kejayaan pemerintahannya tak lepas dari seorang penasehat kerajaannya yang merupakan seorang nabi, namanya ialah Nabi Khidir AS.
Namun, di balik kejayaannya memimpin sebuah kerajaan besar, Dzulqarnain tak luput dari ujian yang sangat berat. Dalam beberapa riwayat, Dzulqarnain memikul amanat yang sangat berat, yakni mencegah kerusakan yang disebabkan oleh Ya’juj dan Ma’juj.
Makhluk itu kelak baru akan muncul jelang kiamat, seturut dijebolnya tembok yang dibangun Dzulqarnain.
Bahkan saking beratnya, jika amanah itu ditimpakan kepada langit, maka ia akan runtuh. Jika bumi yang menerimanya, akan terbelah dan jika gunung yang kokoh sekalipu, ia akan roboh.
Lantas amanat apa yang dipikul Dzulqarnain yang demikian dahsyatnya? Simak ulasan kisahnya hingga selesai.
Simak Video Pilihan Ini:
Amanat Terberat
Dinukil dari laman sufiz.com, Wahab bin Munabbah dalam kitabnya At-Tijan mengisahkan, pada suatu ketika Nabi Khidir AS berkata kepada Zulkarnain, "Wahai Tuanku, tuan membawa suatu amanat yang seandainya diberikan kepada langit, langit itu akan runtuh, jika diberikan kepada gunung, maka gunung itu akan roboh, dan jika diberikan kepada bumi, maka bumi itu akan terbelah,".
"Tuanku telah diberi kesabaran dan kemenangan. Tuanku akan melihat suatu kaum yang menyembah sesama manusia dan mereka adalah musuh-musuh Allah, yaitu Ya’juj dan Ma’juj. Allah adalah penuntut tidak akan terkelabui oleh orang-orang yang melarikan diri, dan tidak akan dikalahkan oleh orang yang “Menang”,".
Kata Nabi Khidir lagi, “Wahai tuanku, ambillah apa yang telah diberikan Allah SWT kepada tuan dengan keteguhan hati dan sungguh-sungguh. Jadikanlah kesabaran sebagai pakaian, kebenaran sebagai pegangan hidup, dan takut kepada Allah sebagai perlindungan yang menumbuhkan amal pada tuan, dan tuan akan tenang dari ketakutan akan datangnya ajal. Ambillah pedang Allah dengan tangan tuan, karena tidak ada orang yang dapat menolong dan tidak ada orang yang dapat mencegah kemenangan. Cukuplah bagi tuan, Allah sebagai penolong tuan.”
Advertisement
Bertemu Nabi Ibrahim AS
Dalam Almuhadlarah al-Awali, kitab yang dikutip Ibnu Katsir, disebutkan, suatu ketika Nabi Ibrahim AS bertemu dengan Dzulqarnain di Mekah. Nabi Ibrahim Memeluk dan menjabat tangan Zulkarnain serta memberinya bendera. Lalu ia mengikuti syariat yang dibawa oleh Nabi itu dan menyeru kepada manusia agar berpegang teguh pada syariat tersebut.
Hal ini dikuatkan kembali oleh sebuah hadis yang diriwayatkan oleh salah seorang sahabat Nabi SAW, Ubaid bin Umair dan anaknya, Abdullah, yang menyatakan, selama masa jayanya, Iskandar Zulkarnain pernah melaksanakan haji dengan berjalan kaki.
ketika Nabi Ibrahim mendengar berita tersebut, beliau menemuinya seraya menyeru kepada agama Tauhid dan memberikan beberapa nasehat. Nabi Ibrahim juga membawakan Zulkarnain seekor kuda agar dinaikinya. Akan tetapi Zulkarnain menolak, seraya berkata, “Saya tidak akan menaiki suatu kendaraan di suatu tempat yang di dalamnya ada Ibrahim Al-Khalil, yang dikasihi Allah.”
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul