Liputan6.com, Jakarta - Menjelang bulan suci Ramadhan, banyak majelis ta’lim, organisasi keislaman, atau bahkan komunitas yang menggelar tarhib. Tarhib adalah kegiatan yang bertujuan untuk menyambut Ramadhan.
Tarhib Ramadhan biasanya menekankan pada persiapan-persiapan muslim yang perlu dilakukan sebelum memasuki bulan suci. Pembahasan soal tips-tips memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan juga kerap ditemukan dalam acara tarhib.
Salah satu acara yang terdapat dalam Tarhib Ramadhan adalah sesi penyampaian ceramah atau kultum keislaman dalam rangka menyambut Ramadhan. Kadang kala, ceramah itu disampaikan oleh sesama anggota atau pengurus di organisasi tersebut sebagai sharing kepada sesama.
Advertisement
Baca Juga
Nah, jika kamu mendapat kesempatan menyampaikan ceramah, kultum, atau pidato dalam rangka menyambut Ramadhan, kamu bisa menjadikan beberapa materi berikut ini sebagai referensi.
Materi ceramah, kultum, dan pidato menyambut Ramadhan 2024 ini dapat menjadi bahan bagi siapa saja yang akan menyampaikan kajian keislaman sebelum memasuki bulan suci. Bisa juga untuk kebutuhan pribadi sebagai upaya mempersiapkan diri menjelang bulan suci.
Mengutip beberapa sumber, berikut ini contoh materi ceramah, kultum, dan pidato menyambut Ramadhan 2024.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Materi 1 - Ceramah Cara Menyambut Bulan Suci Ramadhan
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, perkenanlah kami pada kesempatan yang diberkahi ini untuk menyampaikan kuliah singkat tentang bagaimana kita menyambut kedatangan bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mengapa perlu ada perlakuan khusus terhadap bulan Ramadhan tidak sebagaimana bulan lainnya? Sebabnya jelas, karena memang bulan Ramadhan merupakan Sayyidus Syuhur, bulan yang paling utama dan terkemuka di antara bulan-bulan yang lain.
Cara Menyambut Ramadhan
Oleh karenanya, perlu ada sambutan khusus untuk menyambut kedatangannya. Lantas bagaimana caranya? Ada sejumlah hal yang bisa kita lakukan untuk menyambut bulan Ramadhan, yaitu:
Pertama, berdoa kepada Allah agar kita bisa bertemu dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat dan selamat.
Kesehatan dan keselamatan akan membuat kita lebih semangat dalam menjalankan puasa, dan berbagai ibadah lainnya seperti qiyamullail dan dzikir. Ini merupakan nikmat Allah yang sangat besar yang harus disyukuri dengan sebaik-baiknya.
Kedua, memuji Allah Ta’ala dan bersyukur kepada-Nya saat kita mendapati diri kita benar-benar bisa bertemu dengan bulan Ramadhan.
Ketiga, bergembira dengan kedatangan bulan Ramadhan.
Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasa’i dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ memberi kabar gembira kepada para sahabat bila bulan Ramadhan tiba dengan mengatakan,
أَتَاكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، فَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ اْلجَنَّةِ، وَ تُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ اْلجَحِيْمُ، وَتُغَلُّ فِيْهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِيْنِ، وَفِيْهِ لَيْلَةٌ هِيَ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقْدْ حُرِمَ
”Bulan Ramadhan telah mendatangi kalian. Bulan yang diberkahi. Allah telah mewajibkan kalian untuk berpuasa di bulan Ramadhan ini. Di bulan ini, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan paling pendurhaka dibelenggu.
Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang terhalang dari kebaikan malam tersebut maka sungguh dia benar-benar telah terhalang (dari kebaikan yang sangat besar).”
[Hadits riwayat An-Nasa’i 4/129. Al-Albani menyatakan hadits ini shahih dalam Shahih Al-Jami’ no atau halaman 55][i]
Keempat, membuat rencana untuk memaksimalkan ketaatan dan ibadah di bulan Ramadhan. Caranya dengan membuat program harian siang dan malam tentang apa saja kebaikan dan ketaatan yang akan dijalani di bulan Ramadhan.
Hal ini akan membantu dalam mengelola waktu dengan baik dan dipenuhi dengan berbagai hal yang bermanfaat bila konsisten dalam menjalaninya. Oleh karena itu, program harian tersebut harus benar-benar realistis agar bisa dijalankan.
Kelima, membulatkan tekad untuk memanfaatkan dan mengisi waktu-waktu kita di bulan Ramadhan dengan berbagai amal shaleh.
Siapa saja yang benar-benar jujur kepada Allah maka Allah akan membenarkannya dan menolongnya untuk melakukan ketaatan serta memudahkan jalan menuju kebaikan.
Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Muhammad : 21,
فَلَوْ صَدَقُوا اللّٰهَ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۚ
"Padahal jika mereka benar-benar (beriman) kepada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka."
Keenam, mempelajari hukum-hukum terkait puasa Ramadhan
Setiap orang beriman wajib untuk beribadah kepada Allah berdasarkan ilmu. Dia tidak boleh buta hukum tentang berbagai ibadah yang Allah wajibkan atas setiap orang mukmin. Salah satunya adalah puasa Ramadhan.
Oleh karena itu, setiap Muslim harus mempelajari berbagai persoalan terkait puasa Ramadhan, termasuk tentang hukum-hukumnya, sebelum kedatangan bulan Ramadhan. Hal ini agar puasanya dilakukan dengan benar sebagai salah satu syarat diterimanya amal di sisi Allah Ta’ala.
Ketujuh, bertekad untuk meninggalkan berbagai kemaksiatan dan bertaubat secara jujur dari seluruh dosa, berhenti dari melakukannya dan tidak kembali kepadanya .
Bulan Ramadhan adalah bulan taubat. Bila di bulan Ramadhan seseorang tidak bertaubat lantas kapankah dia akan bertaubat?
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat An-Nur: 31,
وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
"Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung."
Kedelapan, menyiapkan jiwa dan ruh dengan membaca buku-buku atau mendengarkan kajian-kajian Islam yang menjelaskan berbagai keutamaan puasa Ramadhan dan hukum-hukumnya sehingga jiwa ini menjadi siap sedia untuk melakukan ketaatan di bulan Ramadhan.
Rasulullah ﷺ juga menyiapkan jiwa para sahabat untuk memanfaatkan bulan Ramadhan dengan memberikan berita gembira atas kedatangannya.
Beliau juga menjelaskan keutamaan bulan Ramadhan dalam sabdanya, sebagaimana hadits yang telah disebutkan sebelum ini di bagian bersikap gembira dalam menyambut kedatangan bulan Ramadhan.
Kesembilan, bagi yang memiliki kemampuan untuk berdakwah hendaknya menyiapkan agenda dan program dakwahnya dengan sebaik-baiknya.
Kesepuluh, kita menyambut Ramadhan dengan membuka lembaran baru yang putih bersih
Bersama Allah Ta’ala dengan cara taubat nasuha.
Bersama Rasulullah ﷺ dengan mentaati perintahnya dan menjauhi larangannya.
Bersama kedua orang tua dan para kerabat, istri dan anak dengan berbuat baik kepada mereka dan menyambung tali silaturrahim dengan mereka.
Bersama masyarakat dimana kita berada dengan menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat untuk mereka.[ii]
Demikianlah cara-cara yang perlu kita lakukan dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita semuanya untuk mampu melaksanakan puasa Ramadhan dengan sebaik-baiknya.
Penutup
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
وَبِاللهِ التَّوْفِيْقِ، وَصَلَّى اللهُ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Wa billahit taufiq wa shollallohu wa baaroka ‘alan nabiyyinaa Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam.
Sumber: Kultum.id
Advertisement
Materi 2 - Kultum Persiapan Menjelang Ramadhan
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh,
إِنّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن، أَمَّا بَعْدُ
Kaum muslimin yang berbahagia,
Syukur Alhamdulillah kita haturkan ke hadhirat Allah, Sang Pemberi petunjuk, Yang menguasai dan mengendalikan seluruh hati manusia. Puji syukur kita haturkan pula kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya, kita bisa merasakan nikmatnya ibadah dan ketaatan kepada-Nya.
InsyaaAllah beberapa hari lagi kita akan berjumpa dengan bulan ramadhan. Bulan mulia, yang penuh berkah. Para hamba dimotivasi untuk banyak mendekatkan diri kepada-Nya. Karena itulah, selayaknya kita menyambut ramadhan dengan kegembiraan dan suka cita.
Dulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi kabar gembira kepada para sahabat akan datangnya ramadhan.
Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pernah bercerita,
Ketika datang Ramadhan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi kabar gembira kepada para sahabat akan datangnya ramadhan. Beliau bersabda,
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa. Di bulan ini, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan diikat; di sana terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa terhalangi untuk mendapat kebaikannya, berarti dia telah terhalangi untuk mendapatkan kebaikan.” (HR. Ahmad dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Hadhirin yang kami hormati,
Secara umum, ketika kita menghadapi sebuah ibadah, ada 3 hal yang perlu kita pikirkan,
Pertama, apa yang harus kita persiapkan sebelum ibadah
Kedua, apa yang harus kita lakukan ketika beribadah,
Dan yang ketiga, apa yang harus kita lestarikan pasca-ibadah.
Di kesempatan kali ini, kita akan membicarakan, apa yang seharusnya dipersiapkan seorang muslim sebelum memasuki ramadhan.
Kaum muslimin yang berbahagia,
Ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan menjelang ramadhan
Pertama, memperbanyak berdoa
Berdoa memohon kepada Allah, agar Allah mempertemukan kita dengan ramadhan, dalam kondisi sehat jasmani rohani. Sehingga bisa maksimal dalam beribadah ketika ramadhan.
Kita meyakini bahwa satu-satunya yang kuasa mengendalikan diri kita hanya Allah. Dia yang memberi kemudahan bagi para hamba-Nya untuk beribadah kepada-Nya. Baik kemudahan dalam bentuk fisik, seperti kesehatan, kekuatan, dst. Termasuk yang paling penting adalah kemudahan dalam bentuk semangat untuk melakukan ibadah.
Kita tidak akan mampu beribadah, tanpa pertolongan dari-Nya. Karena itu, berdoa dan berdoalah. Memohon kepada Allah agar kita diberi kemudahan untuk mendapatkan kebaikan ramadhan.
Kita bisa simak semangat sahabat dan para tabi’in di masa silam. Mereka sangat antusias menyambut ramadhan. Sehingga mereka gunakan kesempatan doa mereka, untuk memohon kepada Allah agar bisa bertemu ramadhan.
Mu’alla bin Al-Fadhl – ulama tabi’ tabiin –,
كانوا يدعون الله تعالى ستة أشهر أن يبلغهم رمضان يدعونه ستة أشهر أن يتقبل منهم
“Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
Diantara doa yang bisa kita tiru adalah doa yang diriwayatkan oleh Yahya bin Abi Katsir – seorang ulama tabi’in –, bahwa sebagian sahabat ketika mendekati datangnya Ramadhan mereka berdoa,
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
Satu harapan yang luar biasa. Betapa mereka menilai, Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Sehingga mereka tidak akan menjadikannya kesempatan yang sia-sia.
Kedua, Perbanyak istighfar dan memohon ampun kepada Allah
Semoga istighfar kita bisa melebur dosa kita.
Dosa dan maksiat adalah sumber penyakit bagi hati. Dialah sumber noda bagi hati.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan bagaimana bahaya dosa bagi hati manusia,
إِنَّ العَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ» {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}
"Sesungguhnya seorang hamba, apabila melakukan perbuatan maksiat maka akan dititikkan dalam hatinya satu titik hitam. Jika dia meninggalkan maksiat itu, memohon ampun dan bertaubat, hatinya akan dibersihakn. Namun jika dia kembali maksiat, akan ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar-raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya, (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.’" (HR. Turmudzi, Ibnu Majah dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al-Arnauth).
Mulailah bertaubat untuk menghapus kesalahan kita. Jika kesalahan itu harus ditutupi dengan membayar kaffarah, kita siap membayarnya. Jika terkait dengan hak orang lain, kitapun siap dengan meminta maaf kepadanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan,
التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ، كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ
"Orang yang bertaubat dari satu perbuatan dosa, seperti orang yang tidak melakukan dosa itu." (HR. Ibn Majah).
Dengan taubat, berarti kita menghilangkan penyakit hati berupa noda dosa dalam diri kita.
Ketiga, mulai membiasakan diri dengan kebaikan
Sesuatu yang dilakukan dengan mendadak, biasanya hasilnya tidak masksimal. Karena manusia jadi baik, tidak bisa dilakukan secara instan. Semuanya butuh proses.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,
مَنْ يَسْتَعِفَّ يُعِفُّهُ اللَّهُ ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ
“Siapa yang melatih diri menjaga kehormatan maka Allah akan jaga kehormatannya, siapa yang melatih diri untuk bersabar, Allah jadikan dia penyabar. Dan siapa yang merasa cukup, Allah akan memberikan kecukupan.” (HR. Bukhari, Abu Daud, dan yang lainnya)
Umumnya, ketika kita memasuki ramadhan, ada 2 amalan besar yang akan dirutinkan masyarakat, berpuasa di siang hari, dan membaca al-Quran tadarusan. Dan keduanya butuh kesabaran.
Anda harus biasakan sejak sekarang. Mulai latihan bersabar dengan banyak membaca al-Quran.
Latihan sabar membaca al-Quran, akan memudahkan kita banyak membaca al-Quran ketika ramadhan. Setidaknya, dalam sehari kita bisa membaca satu juz.
Keempat, Tekad untuk untuk menjadikan ramadhan kesempatan untuk berubah
Kita harus punya target. Ramadhan tahun ini harus mengubah diri saya menjadi lebih baik.
Allah memberikan banyak kemudahan bagi hamba-Nya untuk beribadah selama ramadhan.
Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
"Ketika datang ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu." (HR. Muslim)
Pintu surga dibuka, artinya peluang besar bagi anda yang melakukan ketaatan, untuk diterima amalnya dan mengantarkannya ke dalam surga.
Pintu neraka ditutup, artinya kita berharap semoga kemaksiatan yang kita lakukan, segera diampuni dan tidak mengantarkan kita ke neraka.
Setan-setan dibelenggu, sehingga tidak mudah baginya untuk menggoda manusia. tidak sebagaimana ketika dia dalam kondisi lepas.
Artinya, itu kesempatan terbesar bagi kita untuk berubah. Target ramadhan tahun ini menjadi lebih berkualitas. Jika sebelumnya hanya membaca setengah juz, targetkan agar yang dibaca lebih banyak.
Kelima, Pahami fiqh ramadhan
Tidak ada ruginya orang yang belajar. Karena ilmu adalah pengarah bagi manusia. Dengan ilmu, orang memiliki panduan untuk bisa beramal dengan benar. karena itulah, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu memuji ilmu, diantaranya, ilmu akan menjaga kita. Ali radhiyallahu ‘anhu berpesan kepada muridnya, Kumail bin Ziyad,
الْعِلْمُ خَيْرٌ مِنْ الْمَالِ .الْعِلْمُ يَحْرُسُك ، وَأَنْتَ تَحْرُسُ الْمَالِ
"Ilmu lebih baik dari pada harta, ilmu yang menjagamu dan harta kamu yang jaga." (Hilyah Auliya, 1/79)
Islam mengajarkan agar setiap muslim berbekal ilmu sebelum belajar. Memahami panduannya, sebelum beramal. Allah berfirman,
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ
"Pahamilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu." (QS. Muhammad: 19)
Kata imam Bukhari ketika beliau menjelaskan ayat ini,
باب الْعِلْمُ قَبْلَ الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ
“Penjelasan, bahwa ilmu harus didahulukan sebelum berbicara dan beramal.” (Shahih Bukhari, 1/130)
Beramal dengan ilmu, dalam arti berdasarkan dalil, akan membuat amal kita semakin meyakinkan.
Allahu a’lam.
Semoga Allah membimbing dan memudahkan kita untuk menjalankan ketaatan selama Ramadhan. Aamiin.
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Materi 3 - Pidato Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Alhamdulillahilladzi kholaqol mauta wal hayata linabluwakum ayyukum ahsanu ‘amala. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah. Allahumma sholi ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad.
Yang terhormat, Bapak/Ibu kepala….
Yang terhormat, Bapak Ibu…
Serta rekan-rekan yang berbahagia
Pertama di atas segalanya, marilah kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat mulai dari nikmat iman, nikmat islam, nikmat, sehat, hingga nikmat kesempatan sehingga kita semua bisa berkumpul di ruangan ini seraya bergembira menyambut bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah.
Shalawat dan salam tiada lupa kita kirimkan kepada Nabiyullah khatamul anbiya, Muhammad SAW. Semoga dengan seringnya bershalawat kita akan mendapatkan pertolongan beliau di hari akhir nanti.
Bapak, Ibu, serta rekan-rekan yang berbahagia;
Tiada terasa tinggal menghitung hari kita bakal tiba di bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah tahun 2024.
Sebagai seorang muslim yang taat, sudah sepatutnya kita berbahagia seraya bersyukur kepada Allah karena insyaAllah akan diberikan kesempatan umur oleh Allah untuk beribadah di bulan Ramadhan.
Jujur saja, di luar sana, saudara-saudara kita barangkali tidak lebih beruntung daripada kita. Mereka juga akan tiba di bulan suci Ramadhan, tapi sayangnya tidak bisa berpuasa karena sakit.
Mereka diberi kesempatan umur untuk singgah di bulan Ramadhan yang penuh ampunan, namun Allah belum berikan hidayah kepada mereka atas pentingnya memanfaatkan waktu jelang bulan Ramadhan.
Bapak, Ibu, serta rekan-rekan yang berbahagia;
Bulan Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Islam. Kata “Ramadhan” berasal bahasa Arab yaitu ramada atau ar-ramad yang berarti panas yang menghanguskan atau kekeringan.
Maksudnya, Ramadan juga merupakan momentum di saat terjadinya musim panas yang sangat menyengat.
Lebih daripada itu, makna panas di bulan Ramadhan ibarat matahari yang begitu panas dan mampu menghapus dosa-dosa umat muslim. Kita juga diperintahkan oleh Allah untuk melaksanakan puasa wajib di bulan ini.
Dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 185, Allah berfirman:
شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ
Syahru romadhoonalladziiiii unzila fiihil qur’aanu hudal-linnaasi wa bayyinaatim-minal hudaa wal furqoon.
Artinya: "Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil."
Rekan-rekan yang berbahagia;
Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang spesial dan istimewa, maka darinya kita pula perlu menyambut bulan yang mulia ini dengan gembira.
Gembira bukan berarti euforia, melainkan melakukan persiapan-persiapan yang matang dan mantap sehingga bisa memaksimalkan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Bila kita hanya menyambut bulan yang berkah ini dengan biasa-biasa saja, tidak ada rasa bahagia, atau bahkan tidak terlalu memedulikannya, maka niscaya kita akan termasuk orang-orang yang merugi.
Dikatakan oleh Rasulullahs SAW dalam hadis riwayat Ahmad dalam Al-Musnad (2/385):
كَانَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يُبَشِرُ اَصْحَابَهُ بِقُدُوْمِ رَمَضَانَ يَقُوْلُ : ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ
Kaana rosulullahi shallallahu alaihi wasallam yubassyiru ash-haabahu biquduumi romadhoona yaquulu: Qod jaa’akum romadhoona, syahrun mubaarokun, iftarodhollaahu ‘alaikum shiyaamahu, tuftahu fiihi abwaabul jannati, wa tughlaqu fiihi abwaabul jahiimi, wa tughollu fiihis-syayatiinu, fiihi lailatun khoirum min alfi syahrin, man hurima khoirohaa faqod hurima.
Artinya: "Rasulullah SAW Memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya tentang kedatangan bulan Ramadhan seraya beliau bersabda: ‘Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa di dalamnya. Di bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan seribu bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi."
Rekan-rekan yang berbahagia;
Ada banyak keberkahan yang Allah siapkan di bulan Ramadhan di mana pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, serta setan-setan dibelenggu. Ada pula malam lailatul Qodar, yaitu malam yang lebih baik dibandingkan seribu bulan.
Maka darinya, marilah kita berdoa kepada Allah agar dipersampaikan dengan bulan Ramadhan, diberikan kesempatan umur, serta juga kesehatan fisik maupun rohani untuk menjalankan kewajiban puasa.
Mari kita jaga kesehatan, mulai meninggalkan hal-hal yang kurang bermanfaat, membayar utang puasa bagi para perempuan yang masih punya utang, serta saling memaafkan antar sesama muslim agar bisa menyambut Ramadhan yang penuh berkah dengan hati yang lapang.
Bapak, Ibu, serta rekan-rekan yang berbahagia;
Demikianlah pidato singkat yang bisa saya sampaikan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1445 Hijirah tahun 2024. Mohon maaf atas segenap khilaf dan salah, dan kepada Allah mari kita sama-sama bermohon ampun.
Sumber: gurupenyemangat.com
Advertisement