Liputan6.com, Jakarta - Mey atau Meydiawati menjadi salah satu penderek Gus Iqdam yang populer. Kisah hidupnya yang semula pengamen dan pemabuk menarik perhatian jemaah lain dan warganet.
Mey si mantan pemabuk itu akhirnya bertobat. Ada sosok Gus Iqdam yang membuat wanita itu menemukan jalan tobatnya.
Advertisement
Baca Juga
Kini Mey juga telah menambatkan hatinya kepada seorang pria. Mey menikah.
Ternyata, ayahanda Mey, Ahmad Kasihan telah mendapat firasat sebelum Mey bertemu dengan Gus Iqdam dan bertobat. Kisah mengenai firasat dan tirakat yang dilakukan Ahmad ini menjadi salah satu artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Sabtu (2/3/2024).
Artikel kedua yang tak kalah populer adalah waktu paling utama sholat dhuha menurut Buya Yahya.
Sementara, artikel ketiga yaitu bahaya akhir zaman. Kecantikan semu dan orang-orang bangga dan malah pamer dosa.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Firasat Ayahanda sebelum Mey Bertemu Gus Iqdam dan Bertobat
Salah satu jemaah kinasih pendakwah muda kondang asal Blitar Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam ialah Mbak Mey.
Mey merupakan salah seorang jemaah Gus Iqdam yang memiliki masa lalu kelam. Namun kini ia telah meninggalkan kebiasaan maksiatnya usai mengikuti rutinan di Majelis Ta’lim Sabilu Taubah.
Wanita yang berjuluk si Ratu Lebah ini pun kini sudah menjadi bagian dari keluarga ST Nyell. Namanya pun kian viral seiring popularitas Gus Iqdam yang semakin meroket.
Pemilik nama asli Marmiati ini, berdasarkan penuturan ayahnya yang bernama Ahmad Kasihan, dulunya seorang pengamen dan pemabuk. Karena kebiasaan buruknya ini, semua tetangga sangat membencinya.
“Jadi dulu Marmi (nama asli Mey—pen) dulunya pemabuk, sampai banyak tetangga yang benci,” kata ayah Mey dikutip dari tayangan YouTube Jateng Pos TV, Jumat (01/03/2024).
Rupanya, kisah tobat-nya Mey tak lepas dari tirakat yang dilakoni ayahnya. Ayahnya menceritakan perihal kesedihannya sebab kelakuan anak perempuannya yang lantas dikenal dengan nama Mey, alias Meydiawati.
Advertisement
2. Kapan Waktu Sholat Dhuha yang Paling Utama? Kata Buya Yahya Lakukanlah di Jam Ini
Salah satu ibadah sunnah yang dapat dilakukan setiap hari adalah sholat dhuha. Menukil laman NU Online, waktu sholat dhuha adalah mulai matahari terbit seukuran satu tombak (tujuh hasta atau 2,5 meter) sampai waktu zawâl (saat matahari tergelincir ke arah barat).
Sementara itu, ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya menjelaskan, waktu sholat dhuha adalah setelah matahari meninggi sampai matahari sebelum tergelincir di atas kepala. Selagi matahari belum di atas kepala, maka itu masuk waktu dhuha.
Tentu saja waktu sholat dhuha cukup lama. Pertanyaannya, kapan waktu sholat dhuha yang paling utama?
Buya Yahya mengatakan, sholat dhuha yang paling afdhol dilakukan ketika ketika terik matahari telah terasa panas atau seperempat siang yang dihitung dari setelah matahari terbit.
“Separuh dari jam 06.00-12.00. Jadi 3 jam setelah matahari terbit. Itu adalah waktu yang paling bagus kalau mau sholat dhuha,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Jumat (1/3/2024).
3. Bahaya Umat Akhir Zaman: Cantik tapi Pikun, Pamer Dosa
Usia bumi dan peradaban manusia di dunia makin tua. Zaman berubah dan anehnya, justru tak semakin bijaksana. Bahaya yang dihadapi oleh umat akhir zaman pun makin kompleks.
Pada masa jahiliyah dahulu, orang-orang berbuat semaunya. Kemaksiatan menjadi hal biasa. Lantas, Islam datang dan menanamkan syariat.
Di dalam syariat itu, ada yang disebut sebagai aiqidah-akhlak. Keimanan yang dibalut dengan tata laku dengan Nabi SAW sebagai taladan utama.
Namun kini zaman seolah kembali ke masa jahiliyah. Orang-orang bangga dengan perbuatan maksiat yang dilakukannya.
Sesuatu yang tabu di masa lalu, kini justru semakin menjadi buruan. Contohnya, pesohor-pesohor yang bangga mengumumkan bahwa anaknya lahir di luar nikah dan kini menjadi single parent.
Celakanya, masyarakat juga semakin permisif. Mereka mencibir, lantas melupakan begitu saja dan menganggap dosa itu sesuatu yang wajar. Tanpa disadari, berbangga-bangga dengan maksiat itu merupakan salah satu tanda kiamat.
Pada zaman akhir, keindahan yang ditampilkan adalah semu dan tipuan belaka, lantaran makin tuanya peradaban. Orang-orang sudah lupa, yang tampak indah dan menawan adalah perbuatan dosa.
Advertisement