Liputan6.com, Jakarta - Pendakwah muda asal Blitar yang memiliki jemaah ribuan orang Gus Iqdam menyindir kelakuan takmir masjid yang sok galak dan melarang orang tidur di masjid.
"Takmir-takmir masjid ora usah kereng-kereng nemen, koyo sing duwe mesjid dewe wae," kata Gus Iqdam seperti yang ada dalam video pendek unggahan TikTok akun @Mama Gerah.
Jika diartikan, takmir-takmir masjid tidak usah terlalu galak-galak, seperti yang punya masjid saja.
Advertisement
Selain itu ia juga menyoroti tingkah takmir masjid yang sering tampak saat ini senang memukuli atau bahkan mengusir jika ada orang atau anak-anak yang tidur di serambi masjid.
"Angger ono bocah ndlosor neng serambi digepuki, koyo apik-apiko dhewe, wong Israel yo koyo kowe kui, bekikuk," ujar Gus Iqdam.
Pengusiran orang tidur di masjid yang kadang dilakukan takmir masjid ini membuat hati Gus Iqdam ini miris dan sakit hati.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Gus Iqdam Miris Ada Takmir Masjid Usir Orang Tidur
"Aku suedih kadang, urun ra tau, mbetitile keliwat dadi takmir anyaran. Mugo-mugo neng kene ora enek wong koyo kui," ujar Gus Iqdam.
Kesedihannya melihat kondisi masjid sepi. Perilaku takmir masjid ini membuatnya prihatin.
Karena itu, momentum Ramadhan kali ini, Gus Iqdam berharap masjid-masjid, mushola akan kembali ramai seperti dahulu. Pasalnya bulan Ramadhan merupakan waktu mudah meraih pahala-sebanyak-banyaknya.
"Mulakno nek wulan Ramadhan kui awake dhewe mbabahi mushola-mushola mbiyen ramai. Bedo karo saiki, do cakruk neng warung kopi wae, melekan ngasi subuh noto sound, bar kui menek sound," ujar Gus Iqdam.
Gus Iqdam secara tegas ingin mengembalikan suasana Ramadhan dan hari-hari biasa seperti dahulu, seperti mushola dan masjid selalu ada orang dan ramai. Misalnya selepas tarawih mainan bedug di masjid, dilanjutkan dengan tadarus bergantian, lalu tidur di masjid atau mushola.
Advertisement
Ramainya Masjid dan Mushola Zaman Dulu
"Ayo balekno koyo jaman mbiyen, mari traweh dolanan bedug neng masjid. Diramekno masjide, musholane, bar kui tadarus gantian, bar kui turu masjid turu mushola," kata Gus Iqdam.
Apa yang diungkapkan Gus Iqdam, dengan tidur di mushola dan masjid ini merupakan sebuah cara untuk menanggulangi anak-anak yang saat ini sudah kecanduan game, dan HP. Bisa sembuh dengan dikembalikan agar anak-anak mau tidur di masjid.
"Bocah-bocah kui nek gelem turu mushola, mesjid kui sae, isu ngurangi masalah HP nang bocah," kata Gus Iqdam.
Tidur di masjid yang dimaksud Gus Iqdam, bukan di dalamnya yang untuk sholat, apalagi sampai di tempat imam, di masjid atau di mushola yang dimaksudkan adalah serambi masjid.
Fenomena saat ini, masjid masjid dikrangkengi, dan banyak tulisan-tulan dilarang tidur di masjid. Efek pelarangan tersebut, menurut Gus Iqdam berdampak anak-anak muda ini mainnya di kos-kosan. MAsjid sepi, kos-kosan ramai.
Jika bisa mengembalikan-anak-anak muda ke masjid seperti dahulu, Gus Iqdam menjamin tidak ada anak-anak yang tidur di kos dan berbuat negatif.
"Turu mesjid ora oleh, neng omah seneni mbokne, yo milih kos-kosan," ujar Gus Iqdam.
Keberadaan orang yang tidur di masjid juga bisa menjadi ladang pahala bagi masyarakat sekitar. Orang tua dan warga sekitar juga diharapkan partisipasi untuk mendukung anak-anak yang mau tidur di masjid, dengan cara menyokong makanan buat-anak-anak.
Gus Iqdam berfikir, tidak semua yang tidur di masjid ini sekedar tidur. Pasti di antara yang tidur itu melaksanakan kegiatan ibadah, seperti wirid, sholat malam dan tadarus.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul