Liputan6.com, Jakarta Pohon sahabi memiliki julukan khusus, yakni sahabat Nabi Muhammad SAW yang masih hidup. Kenapa disebut sahabat Nabi SAW? Lantaran hingga kini pohon legendaris yang terletak di Syam (kini Yordania-red) itu masih hidup.
Pohon sahabi menjadi saksi betapa istimewanya Nabi SAW, sekaligus menjadi pemeran utama dalam kisah yang populer di sirah nabawiyah.
Advertisement
Baca Juga
Pohon sahabi menaungi Nabi dari terik matahari. Pohon sahabi juga menjadi pertanda pertama yang dilihat Buhaira, seorang ahli kitab Nasrani, bahwa orang yang ada dinaungannya adalah sosok istimewa.
Ulasan mengenai tiga pakar tafsir mengungkap kajaiban pohon Sahabi menjadi salah satu dari tiga artikel paling menarik dan populer di kanal Islami Liputan6.com, Kamis (7/3/2024).
Artikel kedua yang tak kalah menyita perhatian adalah kriteria orang cerdas menurut Gus Iqdam.
Sementara, artikel ketiga yaitu perbedaan mandi wajib, mandi junub dan mandi sunnah.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
1. 3 Pakar Tafsir Kisahkan Keajaiban Pohon Sahabi yang 14 Abad Lalu Bertemu Rasulullah, Terungkap 5 Fakta Unik
Menelusuri jejak perjalanan Rasulullah SAW memiliki makna dan kesan tersendiri yang sangat mendalam. Salah satunya yakni pohon Sahabi, Syam, yang kini masuk dalam wilayah Yordania.
Tanpa terasa tentunya mengunjungi tempat yang pernah dikunjungi Rasulullah SAW tanpa terasa kita akan meneteskan air mata.
Betapa tidak, Rasulullah SAW merupakan manusia termulia yang selalu akan dikenang kebaikan dan keberkahannya.
Sosok manusia terbaik yang selalu memikirkan nasib umatnya kelak. Bahkan, menjelang wafatnya ia masih teringat akan umatnya.
Salah satu tempat yang pernah ia singgahi ialah pohon sahabi. Bahkan hingga kini pohon tersebut masih hidup dan merupakan satu-satunya sahabat Nabi yang masih hidup dan banyak fakta-fakta unik terkait pohon ini.
Saking fenomenalnya pohon ini, 3 pakar tafsir kenamaan mengisahkan keajaiban pohon sahabi ini.
Advertisement
2. Kriteria Orang Cerdas Menurut Gus Iqdam: Ternyata Bukan yang Rangking 1, tapi..
Gus Iqdam dai viral asal Blitar menjelaskan bagaimana ciri-ciri sosok orang cerdas. Dalam membuka tentang hal ini sangat sederhana, mudah dicerna, termasuk dengan contoh yang sangat mudah dimengerti.
Gus Iqdam menjelaskan hal ini dalam sebuah rutinan di Markas Sabilu Taubah Blitar, yang diunggah akun TikTok @lutfi salma.
Untuk diketahui, orang cerdas tidak hanya didefinisikan oleh kecerdasan intelektual, tetapi juga melibatkan keterampilan sosial, kecerdasan emosional, dan kemampuan beradaptasi dalam berbagai situasi.
Kecerdasan intelektual tercermin dalam kemampuan individu untuk memahami, menganalisis, dan mensintesis informasi dengan efektif. Daya ingat yang kuat dan kemampuan memecahkan masalah kompleks sering kali menjadi ciri khas orang cerdas.
Di samping itu, kecerdasan emosional juga menjadi aspek penting dalam mendefinisikan seseorang yang cerdas. Kemampuan mengenali dan mengelola emosi, baik pada diri sendiri maupun orang lain, menciptakan landasan yang kuat untuk hubungan interpersonal yang sehat.
Orang cerdas mampu memahami dinamika sosial, berkomunikasi secara efektif, dan beradaptasi dengan berbagai konteks sosial.
3. Perbedaan Mandi Wajib, Mandi Junub dan Mandi Sunnah Berdasarkan Penyebabnya
Mandi sudah menjadi kebiasaan rutin yang dilakukan setiap orang untuk membersihkan diri dari kotoran. Orang yang jarang mandi bukan hanya tidak memberi kenyamanan untuk diri sendiri, tapi juga orang lain yang didekatnya.
Dalam Islam, mandi dibedakan menjadi mandi wajib, mandi junub, mandi sunnah, dan mandi mubah. Perkara mandi, Islam membaginya menjadi mandi wajib, mandi junub, mandi sunnah, mandi mubah, dan mandi makruh.
Dalam kesempatan ini, Liputan6.com mengulas secara khusus perbedaan mandi wajib, mandi junub, dan mandi sunnah. Perbedaan hukum-hukum mandi ini penting diketahui sebagai muslim. Sebab, dua di antaranya jika tidak dilakukan akan menghambat pelaksanaan ibadah seorang muslim, bahkan membuat ibadahnya tidak sah.
Mandi Wajib
Mandi wajib adalah mandi yang dilakukan untuk menghilangkan hadas besar sebagai salah satu syarat sahnya sholat dan melakukan beberapa ibadah lainnya. Mandi wajib jauh lebih luas dari sekadar mandi-mandi lainnya, seperti mandi junub dan mandi sunnah.
Mandi wajib disebabkan karena bersetubuh atau keluar mani, datang bulan (haid), nifas (mengeluarkan darah setelah melahirkan), melahirkan, dan meninggal (bukan mati syahid).
Advertisement