Liputan6.com, Jakarta - Ternyata, sosok pendakwah viral asal Jawa Timur, Pendiri Majelis Ta'lim Sabilu Taubah memiliki kebiasaan yang jarang terungkap ke publik. Selama ini Gus Iqdam menutupi kebiasannya ini.
Kebiasaan baik dan buruk memiliki dampak yang berbeda dalam kehidupan seseorang. Kebiasaan baik cenderung membawa manfaat positif, seperti meningkatkan kesejahteraan fisik, mental, dan spiritual individu, serta memperbaiki hubungan sosial dan profesional.
Di sisi lain, kebiasaan buruk seseorang memiliki kecenderungan membawa dampak negatif dalam kehidupan seseorang. Kebiasaan buruk, seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, atau menggunakan narkoba, dapat merusak kesehatan fisik dan mental seseorang, serta menimbulkan ketergantungan dan masalah kesejahteraan lainnya.
Advertisement
Kebiasaan buruk juga dapat mengganggu hubungan interpersonal dan profesional seseorang, menyebabkan konflik, ketidakpercayaan, dan isolasi sosial.
Selain itu, kebiasaan buruk juga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan individu dalam mencapai potensi mereka yang sebenarnya. Misalnya, kebiasaan menunda-nunda atau malas dapat menghambat kemajuan akademis atau karier seseorang, sedangkan kebiasaan bersikap negatif atau pesimis dapat menghalangi pencapaian tujuan dan impian mereka.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Bagaimanakah Kebiasaan Gus Iqdam? Kebiasaan Buruk atau Baik
Kebiasaan buruk juga dapat menghambat pengembangan diri dan pertumbuhan pribadi seseorang, menghambat kemampuan mereka untuk belajar dari kesalahan dan berkembang menjadi individu yang lebih baik.
Selain dampak individual, kebiasaan buruk juga dapat memiliki dampak yang merugikan dalam masyarakat secara keseluruhan. Kebiasaan buruk, seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, atau tindakan kriminal lainnya, dapat merusak tatanan sosial, menciptakan ketidakstabilan, dan merugikan kepentingan bersama.
Oleh karena itu, penting bagi individu dan masyarakat untuk secara aktif mengidentifikasi dan mengatasi kebiasaan buruk, serta menggantinya dengan kebiasaan yang lebih baik dan positif untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan sejahtera bagi semua.
Lalu kebiasaan Gus Iqdam, yang jarang diungkap ke muka publik ini?
Advertisement
Ternyata Luar Biasa, Inilah Kebiasannya
Dalam sebuah rutinan yang videonya diunggah pada akun TikTok akun @Ngonoiku Tukuoto, Gus Iqdam membuka tabir yang selama ini tertutup berupa amalan yang sering dilakukan oleh Gus Iqdam. Ia bermula cerita saat dirinya masih mondok di Pondok Pesantren Al Falah ploso.
"Lho koe weruh aku mbiyen mondok neng Ploso ya Alloh, ora ono wong ora mesakne karo aku, padahal aku mbiyen ora asam lambung ora opo, mung tau aku mbiyen mutah getih, mergo kakehan ngrokok," ujar Gus Iqdam.
Ia mengatakan jika saat dirinya mondok di Al Falah Ploso tidak ada orang yang tak mengasihi dirinya. Padahal saat itu pernah batuk keluar darah karena kebanyakan merokok.
Saat itu dirinya sering mendapat rokok gratis, karena kemampuan dirinya membantu orang lain. Misalnya mencarikan barang-barang hilang, sebagai upahnya ia mendapat rokok dari orang-orang.
Kebiasaan yang ternyata ia lakukan selama di pondok ialah, kebiasaan menjalankan amalan puasa. "Mbiyen kui, aku demen poso, mergo wedi nek ora dadi wong. Wudei aku nek ra dadi wong, tau mondok 3 tahun ditinggal kiaiku, aku wedi susah. Iki sing dongake aku sopo, aku yo terus ngono," kata gus Iqdam.
Ia mengaku memiliki kebiasaan puasa, karena awalnya takut susah, lantaran pernah mondok 3 tahun ditinggal kiainya. Ia takut tak ada yang mendoakannya.
"Akhire aku poso, poso Daud aku ki ono pirang tahun ngono, kui poso sing saiki poso sesuk mokel, seteruse. Mari posos Daud, aku duemeeen poso senen kemis, demen aku poso," ujar Gus Iqdam.
Dalam pengakuannya ia melakukan puasa Daud dan senang juga puasa Senin kamis.
Â
Wejangan Ibunda
Namun oleh ibundanya ia dimarahi untuk berhenti puasa, karena melihat fisik anaknya yang semakin kurus. Selain kurus, Gus Iqdam juga ternyata punya kebiasaan menggunakan peci putih yang warnanya sudah banyak warna kuningnya.
Selain itu ia sering tidak menggunakan alas kaki atau tidak pakai sandal. Tak peduli gaya atau apapaun. Niatnya hanya ingin cari ilmu.
"Mari kui aku ra tau sandalan, wes aku ra tau mikir cewek, blas ra tau mikir. Pikirku aku mung niat golek ilmu," katanya.
Bahkan saking memprihatinkannya ada ibu penjaga kantin yang kasihan ingin memberikan kopiah serta sandal untuknya. Namun ibu kantin yang ingin memberi tersebut khawatir jika diberi nanti malah tersinggung.
Apa yang ia ceritakan sebenarnya dirinya ingin berkisah agar berusahalah fokus untuk tujuan, diiringi dengan amalan-amalan serrta kebiasaan baik.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement