Niat dan Tata Cara Serta Keutamaan Puasa Syawal, Bisa Diniatkan Siang Hari

Puasa Syawal ialah salah satu puasa sunah yang dilaksanakan sejak tanggal 2 Syawal atau setelah selang sehari setelah Hari Raya Idul Fitri. Banyak sekali keutamaan atau keistimewaan yang diperoleh seseorang jika melaksanakan puasa Syawal ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Apr 2024, 21:28 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2024, 05:30 WIB
Ilustrasi sahur, buka puasa, Islami, Ramadan
Ilustrasi sahur, buka puasa, Islami, Ramadan. (Image by freepik)

Liputan6.com, Cilacap - Puasa Syawal ialah salah satu puasa sunah yang dilaksanakan sejak tanggal 2 Syawal atau setelah selang sehari setelah Hari Raya Idul Fitri. Banyak sekali keutamaan atau keistimewaan yang diperoleh seseorang jika melaksanakan puasa Syawal ini.

Puasa ini tergolong berat, pasalnya di momen yang masih dekat dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri tentu saja masih banyak makanan-makanan lezat yang tersedia. Tentu saja, Allah SWT memberikan pahala yang sangat besar.

Dalam pelaksanaannya, puasa sunnah ini dilakukan selama enam hari sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang memiliki derajat shahih berikut ini:

وَأَتْبَعَهُ سِتَّاً مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ 

 Artinya, “Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.” (HR Muslim)

Berikut ini niat puasa Syawal dan beberapa keutamaan puasa Syawal sebagaimana dinukil dari laman NU Online.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Niat Puasa Syawal

Berikut niat puasa sunnah Syawal.

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى 

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”

Mengingat ini adalah puasa sunnah, maka niat puasa sunnah Syawal dilakukan sejak malam hari sampai sebelum masuk waktu zawal (siang), posisi matahari condong ke barat. Dengan catatan, belum makan ataupun minum apa-apa sejak terbit fajar hingga waktu niat dilakukan.

Keutamaan Puasa Syawal (1-3)

Ilustrasi sahur, buka puasa, Islami, Ramadan
Ilustrasi sahur, buka puasa, Islami, Ramadan. (Image by macrovector on Freepik)

Setidaknya ada lima keutamaan puasa sunnah Syawal sebagaimana dikutip dari NU Online dalam tulisan berjudul Lima Keutamaan Puasa Sunnah Syawal.

1. Penyempurna puasa Ramadhan 

 Salah satu manfaat ibadah sunnah adalah sebagai penyempurna ibadah fardhu. Sebagaimana shalat sunnah rawatib (qabliyah dan ba’diyah) yang bisa menjadi penyempurna bagi shalat fardhu. Demikian juga puasa sunnah Syawal bisa menjadi penyempurna puasa Ramadhan. 

2. Pahala puasa satu tahun 

Dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 160 dijelaskan bahwa setiap satu amal ibadah akan dibalas pahala sepuluh kali lipatnya. Mengacu pada penjelasan ini, jika dikalkulasikan maka satu bulan puasa Ramadhan dikali 10 sama dengan 10 bulan, kemudian 6 hari puasa Syawal dikali 10 sama dengan 2 bulan. Jadi 10 bulan ditambah 2 bulan sama dengan 12 bulan atau satu tahun. 

3. Tanda diterimanya puasa Ramadhan 

Salah satu ciri-ciri diterimanya amal ibadah adalah konsistensi melakukan ibadah yang lain setelah ibadah pertama selesai. Begitupun dalam puasa Ramadhan. Salah satu ciri-ciri diterimanya puasa Ramadhan adalah seseorang melakukan puasa sunnah Syawal setelahnya. 

Keutamaan Puasa Syawal (4-5)

[Bintang] Jadwal Sholat, Imsakiyah dan Buka Puasa Hari ke-30, 14 Juni 2018
Sudah hari ke-30, Lebaran sudah di depan mata, puasa Ramadan akan segera berakhir. (Ilustrasi: Pexels.com)

4. Sebagai tanda syukur 

Melaksanakan puasa sunnah Syawal merupakan bukti syukur seorang hamba karena selama bulan Ramadhan telah memperoleh anugerah dari Allah swt baik berupa ibadah-ibadah yang bisa dijalani di dalamnya ataupun ampunan yang dijanjikan bagi orang yang beribadah selama bulan puasa.

Rasulullah saw bersabda, 

 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ [وفي رواية]: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ   

Artinya, “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” [dalam riwayat lain]: “Siapa saja yang menghidupkan malam hari bulan Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” (HR Bukhari dan Muslim) 

5. Menjaga konsistensi ibadah 

Selesainya bulan Ramadhan bukan berarti ibadah-ibadah di dalamnya terputus. Umat Muslim dianjurkan untuk tetap menjaga konsistensi ibadah tersebut. Salah satunya adalah dengan berpuasa sunnah Syawal sebagai bukti konsistensi puasa yang sudah dilakukan selama Ramadhan. 

Penulis : Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya