Liputan6.com, Jakarta - Ulama cerdas asal Rembang, Gus Baha dalam sebuah pengajian berkisah tentang saat-saat terakhir sebelum wafatnya Nabi Ibrahim AS. Malaikat Izrail yang bertugas mencabut nyawa ini dianggap tak memiliki etika.
"Malaikat Izrail itu enggak tahu, gak tahu etika. Jadi beliau ketika mau mencabut nyawanya Nabi Ibrahim datang. 'Ya Ibrahim saya ini disuruh nyabut nyawa kamu'," ujar Gus Baha mengisahkan dialog malaikat pencabut nyawa dengan Nabi Ibrahim.
"Kata Ibrahim, Wah kamu itu pasti salah kamu tahu saya siapa? Saya ini kholilurahman, kekasih Allah," kata santri Mbah Moen ini.
Advertisement
"Masa kekasih (Allah) membunuh yang dikasihi ini engak benar logika itu gak benar pasti kamu salah," kata Nabi Ibrahim yang ditirukan Gus Baha.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Ketika Malaikat Izrail Diminta Membalikkan Logika Nabi Ibrahim
Akhirnya malaikat Izrail kembali lagi dan menemui Allah dan mengatakan sesuatu kepada-Nya.
"Ya Allah katanya logika saya ini salah, karena masa kekasih membunuh yang dikasihi,"
Akhirnya diajarin Allah "Sudah kamu bilang gini ke Ibrahim 'hal roaita kholilan yakrohu ayyalqo kholilah' masa kekasih ndak siap ketemu yang dikasihi".
Dibalik logikanya akhirnya datang lagi ke Ibrahim, "Kata Allah begini, masa Njenengan kekasihnya gak siap ketemu yang kau kasihi"
"Oh ya ya oke mati enggak apa-apa," kata Ibrahim yang diungkapkan Gus Baha, yang disambut tawa jemaah pengajian.
Advertisement
Kisah Lain Riwayat Malaikat Izrail Temui Nabi Ibrahim
Mengutip islampos.com,sejarah dan pakar sirah mengisahkan: Tatkala Allah SWT hendak mencabut nyawa Ibrahim AS, Dia mengutus malaikat maut dalam rupa seorang lelaki tua renta. Ibrahim adalah orang yang sering memberi makan orang dan menjamu orang sebagai tamunya.
Ketika dia sedang memberi makan dan menjamu tamunya, tiba-tiba ada seorang lelaki tua renta sedang berjalan dengan susah payah. Maka, Ibrahim mengirimkan seekor keledai untuk dia kendarai. Ketika lelaki tua itu tiba di hadapannya, Ibrahim menghidangkan makanan baginya. Lelaki tua renta itu pun mulai mengambil satu suapan.
Lalu, saat hendak memasukkannya ke mulut, justru makanan itu mengenai matanya satu kali, lalu telinganya satu kali. Lantas, ketika dia berhasil memasukkannya ke mulut dan menelannya, keluarlah makanan itu langsung dari duburnya.
Ibrahim yang telah berdoa kepada Tuhannya agar nyawanya tidak dicabut sebelum dia sendiri yang memohon kematian, bertanya kepada lelaki tua renta itu, setelah melihat kondisinya, “Wahai orang tua, kenapa kondisimu seperti ini?”
Orang tua itu menjawab, “Ini akibat usia tua, wahai Ibrahim.”
Ibrahim bertanya, “Memangnya berapa usiamu?”
Orang tua itu menjawab sekian-sekian. Ibrahim pun menghitung usianya dan ternyata orang tua renta itu hanya lebih tua dua tahun dari dirinya.
Ibrahim berkata, “Perbedaan usia kita hanya dua tahun. Apakah jika aku sampai pada usiamu, aku juga akan sepertimu?”
Dia menjawab, “Ya.”
Ibrahim pun berdoa, “Ya Allah, cabutlah nyawaku sebelum itu.”
Serta-merta lelaki tua renta itu berdiri dan mencabut nyawa Ibrahim.
Ternyata, lelaki tua renta itu adalah Malaikat Maut. Usia Ibrahim ketika itu tepat 200 tahun. Ada pula yang berpendapat 95 tahun. Dia dimakamkan di dekat makam Sarah, istrinya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul