Ketika Gus Baha Datangi Orang Sakti Ahli Ilmu 'Puter Giling', Hasilnya Mengejutkan!

Liputan6.com, Jakarta - Ulama kharismatik KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha memang serba bisa. Terlebih, soal keilmuan sebagai ahli tafsir yang tidak diragukan lagi.

Persoalan pengalaman hidup pun ia melimpah. Bahkan Gus Baha juga pernah punya pengalaman menarik tentang ilmu 'puter giling'.

Gus Baha dalam sebuah pengajiannya berkisah pernah mendatangi sosok yang dianggap orang sakti. Dia adalah ahli dalam ilmu puter giling.

Ilmu ini konon semacam ilmu memanggil orang yang tiba-tiba pergi, biasanya keluarga, bisa anak, bisa suami atau istri. Ada orang-orang tertentu yang menguasai ilmu ini, namun ada yang kadang praktik dengan tujuan lain, seperti untuk pelet, dan menundukkan lawan jenis.

Alkisah, Gus Baha mendapat informasi salah satu anggota keluarganya ada yang tiba-tiba pergi tanpa pamit.

"Teng keluarga kulo niku onten sing minggat," kata Gus Baha, dikutip dari tayangan kanal YouTube @namakurony.

Sebagai pengidola kiai dan ahli kitab, Gus Baha mengakui justru ia tidak menguasai ilmu tersebut, sehingga harus minta bantuan orang lain.

Dalam kisahnya Gus Baha mendatangi sosok yang dianggap sakti tersebut. "Cung, Ha, parani gone kiai," kata Gus Baha, yang dimintai bantuan oleh keluarganya untuk menemui sosok tersebut.

Mendapat perintah untuk mencari orang sakti tersebut, Gus Baha mendatangi orang yang memiliki ilmu puter giling itu.

Bukannya mendapat titik terang, reaksi orang sakti saat Gus Baha mendatangi orang tersebut sangat mengejutkan, dan mengundang tawa seluruh jemaah.

"Pripun gus? Oh nggih ora nganti surup sesuk wonge wis teko gus," kata Gus Baha yang ternyata dijanjikan bahwa besok sebelum maghrib orang yang dicari tersebut sudah akan pulang ke rumah.

"Ha ha ha ha," reaksi jemaahnya.

Penasaran dengan janji kiai sakti, Gus Baha pun bertanya kok bisa dijanjikan bahwa besok sebelum maghrib sudah pulang.

"Sing ngorder iki kiai, dadi wonge tertekan," katanya yang disambut tawa lagi.

Artinya, yang meminta bantuan seorang kiai maka kemungkinan orang sakti tersebut merasa tertekan.

"Lho kok saged mbah?," tanya Gus Baha menirukan kisah yang dialami itu.

"Tak garap saiki gus," ujar orang tersebut.

Apa yang terjadi? Apa yang dikatakan orang tersebut betul-betul terjadi. Sebelum maghrib orang yang dicari tersebut kembali pulang.

"Mulih sak durunge surup, wah ampuh tenan. Garape yo neng mushola, wonge otoritase neng mushola," tandas Gus Baha.

Dalam berbagai refrensi ditemukan, bahwa ilmu puter giling merupakan salah satu ilmu pengasihan yang berisi doa khusus untuk memanggil orang yang pergi.

Doa puter giling bisa diamalkan dari jarak jauh. Puter giling tidak hanya berkhasiat untuk mengembalikan cinta sang mantan yang pergi, tetapi ilmu ini juga bisa digunakan untuk mengembalikan orang yang minggat (suami, istri, maupun sanak keluarga lainnya) yang minggat dari rumah akan kembali pulang ke rumah.

Menurut cerita legenda tanah Jawa, doa puter giling bekerja dengan cara mengontak batin orang (target) sekaligus menumbuhkan rasa sayang dan simpati yang menyebabkan ia akan mendatangi orang yang mengamalkan doa tersebut dengan berserah diri, seperti halnya cerita Ratu Bilqis dan Nabi Sulaiman.

Ada pendapat juga tentang ilmu ini, dalam ilmu hikmah amalan puter giling dikenal dengan sebutan “Mahabbah Sulaiman” dimana ilmu ini bertujuan untuk mengembalikan perasaan ataupun sesuatu yang telah hilang. Misalnya untuk mengembalikan perasaan cinta, sayang, simpati dan tanggungjawab.

Satu hal yang harus anda pahami bahwa khasiat dan keberkahan dari puter giling merupakan karunia yang datang dari Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu keberkahan dari puter giling berbeda antara orang satu dan yang lainnya tergantung dari kuasa Tuhan dan seberapa besar niat dan keyakinanmu terhadap ilmu puter giling tersebut.

Konon, ilmu puter giling merupakan salah satu usaha batin untuk menguatkan energi positif yang ada dalam diri setiap orang sehingga terpancar energi (aura) yang kuat. Energi inilah yang nantinya akan menumbuhkan kembali perasaan cinta, sayang, simpati dan juga rasa hormat dari target.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul