Apakah Pendosa Bisa Dapat Syafaat Rasulullah di Hari Kiamat? Simak Penjelasannya

Syafaat Rasulullah merupakan salah satu dari sekian banyak keutamaan yang Allah berikan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Apr 2024, 21:28 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2024, 12:30 WIB
Ilustrasi Nabi Muhammad SAW (Sumber: Fokus.co.id)
Ilustrasi Nabi Muhammad SAW (Sumber: Fokus.co.id)

Liputan6.com, Cilacap - Syafaat Rasulullah merupakan salah satu dari sekian banyak anugerah yang Allah berikan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

Dengan syafaat ini Rasulullah SAW mampu menolong hamba-hambanya di hari kiamat. Tentu saja, syafaat Rasulullah SAW ini sangat dinanti-nanti dan dirindukan oleh semua manusia tatkala mengalami hari yang mencekam itu.

Secara bahasa syafa’at artinya bantuan atau pertolongan yang diperuntukkan bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan.

Jadi, syafaat Rasulullah ialah pertolongan Rasul kepada umatnya. Perihal keutamaan memberi syafaat ini hanya diperuntukan Rasulullah SAW yang tidak diberikan kepada para nabi dan rasul sebelum beliau.

Pertanyaan yang muncul kemudian, apakah syafaat Rasulullah itu apakah hanya akan diberikan kepada umatnya yang sholeh atau juga yang memiliki banyak dosa dan kesalahan?

Pertanyaan ini sangat mungkin muncul karena banyak di antara kita yang khawatir dengan nasib di akhirat, karena dosa-dosa yang dilakukan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Syafaat Rasul untuk Siapa Saja?

Bisa melihat Nabi Muhammad SAW dalam mimpi
Ilustrasi (Sumber: Pinterest.com/kalbarsatu id)

Menukil lama tebuireng.online, Hakim Iyadh, rahimahullah, penulis kitab “asy Syifa Fii Huquqi al Musthafa” menerangkan, bahwa syafaat itu terbagi menjadi lima bagian :

Syafaat Pertama: Khusus dengan perantaraan Nabi kita, Muhammad SAW. Syafaat ini bersifat menenangkan situasi dan mepercepat hisab, karena lamanya berdiri di tanah lapang pada hari kiamat. Tidak ada yang bisa memberikan syafaat ini kecuali beliau SAW, dan ini merupakan “syafaat uzhma (syafaat paling agung)”. Tidak ada seorangpun yang mengingkari syafaat ‘uzhma ini.

Syafaat Kedua: Untuk memasukkan kaum ke surga tanpa hisab. Dan ini juga khusus pada Nabi kita SAW, sebagaimana yang akan kami terangkan di dalam hadis-hadis yang akan kami sebutkan, insyaAllah Ta’ala.

Syafaat Ketiga: Untuk kaum yang ditetapkan masuk neraka, lalu Nabi SAW memberikan syafaat kepada mereka dan kepada siapa saja yang dikehendaki Allah, sampai mereka ditetapkan tidak masuk neraka.

Syafaat Keempat: Bagi orang-orang yang penuh dosa yang telah masuk neraka. Telah datang hadis-hadis shahih dengan mengeluarkan mereka dari neraka lantaran syafaat Nabi kita SAW, seluruh para Nabi as., para malaikat, dan orang-orang shalih dari hamba-hamba Allah yang mukmin.

Syafaat Kelima: Tentang penambahan derajat di dalam surga untuk ahli surga yang amal-amalnya tidak cukup untuk mencapainya. Beliaulah SAW pemilik wasilah yang paling tinggi kedudukannya di dalam surga.

Dalil Al-Qur'an tentang Syafa'at

Ilustrasi lafal Nabi Muhammad saw.
Ilustrasi lafal Nabi Muhammad saw. (Photo Copyright by Freepik)

Dalil-dalil tentang syafaat ini banyak sekali, baik yang diambil dari ayat-ayat Al Qur’an maupun dari hadis-hadis Nabi SAW. Dalil dari ayat-ayat Al Qur’an di antaranya:

قُلْ لِلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُون

“Katakanlah: “Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepadaNyalah kamu dikembalikan“.

Dalil Al Quran

Allah Ta’ala berfirman:

وَنَسُوقُ الْمُجْرِمِينَ إِلَى جَهَنَّمَ وِرْدًا. لَا يَمْلِكُونَ الشَّفَاعَةَ إِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا

“Dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga. Mereka tidak berhak mendapat syafa’at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah”.[2]

Allah Ta’ala berfirman:

وَتَبَارَكَ الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَعِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ وَلَا يَمْلِكُ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الشَّفَاعَةَ إِلَّا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُون

“Dan Maha Suci Tuhan Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nyalah pengetahuan tentang hari kiamat dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafa’at; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa’at ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya)”. [3]

Allah Ta’ala berfirman:

يَوْمَئِذٍ لَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلاً

“Pada hari itu tidak berguna syafa’at, kecuali (syafa’at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya”.[4]

Firman Allah Ta’ala :

وَلَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلَّا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

“Dan tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?” Mereka menjawab: (Perkataan) yang benar”, dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar”. [5]

Firman Allah Ta’ala :

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”.[6]

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang disebutkan di dalamnya, bahwa semua syafaat adalah milik Allah, dan milik hamba-hamba yang telah diizinkan dan diridlai oleh Allah untuk memberikan syafaat.

Dalil Hadis tentang Syafa'at

Ilustrasi mesjid dengan tulisan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW
Ilustrasi mesjid dengan tulisan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Foto: Abdullah Oguk/Unsplash.com

Adapun dalil-dalil dari hadis sebagai berikut:

Diriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

شَفَاعَتِى لأَهْلِ الْكَبَائِرِ مِنْ أُمَّتِى

“Syafaatku untuk umatku yang ahli dosa besar”.

Rasulullah SAW bersabda:

لِكُلِّ نَبِىٍّ دَعْـوَةٌ مُسْـتَجَابَةٌ فَتَعَجَّـلَ كُلُّ نَبِىٍّ دَعْوَتَـهُ وَإِنِّى اخْتَبَأْتُ دَعْـوَتِى شَــفَاعَةً لأُمَّـتِى يَوْمَ الْقِيَـامَـةِ فَهِىَ نَائـِلَةٌ إِنْ شَـاءَ اللَّهُ مَنْ مَـاتَ مِنْ أُمَّـتِى لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا

“Setiap Nabi mempunyai doa yang mustajabah, maka setiap Nabi doanya dikabulkan segera, sedangkan saya menyimpan doaku untuk memberikan syafaat kepada umatku di hari kiamat. Syafaat itu insya Allah diperoleh umatku yang meninggal tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun”.[8]

Rasulullah SAW bersabda:

أَتَانِى آتٍ مِنْ عِنْدِ رَبِّى فَخَيَّرَنِى بَيْنَ أَنْ يُدْخِلَ نِصْفَ أُمَّتِى الْجَنَّةَ وَبَيْنَ الشَّفَاعَةِ فَاخْتَرْتُ الشَّفَاعَةَ وَهِىَ لِمَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا

“Telah datang kepadaku malaikat dari sisi Tuhanku Azza wa Jalla, lalu memberikan pilihan kepadaku: antara separuh umatku akan dimasukkan surga atau syafaat. Maka saya memilih syafaat, dan syafaat ini untuk orang yang meninggal tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun”.[9]

Rasulullah SAW bersabda:

خُيِّرْتُ بَيْنَ الشَّفَاعَةِ وَبَيْنَ أَنْ يَدْخُلَ نِصْفُ أُمَّتِى الْجَنَّةَ فَاخْتَرْتُ الشَّفَاعَةَ لأَنَّهَا أَعَمُّ وَأَكْفَى أَتُرَوْنَهَا لِلْمُؤْمِنِيْنَ الْمُتَّقِينَ؟ لاَ, وَلَكِنَّهَا لِلْمُذْنِبِينَ الْخَطَّائِينَ الْمُتَلَوِّثِينَ

“Saya diberi pilihan antara syafaat dan separuh umatku akan dimasukkan surga. Maka saya memilih syafaat, karena syafaat itu lebih umum dan lebih banyak. Apakah kamu sekalian melihat bahwa, syafaat itu untuk orang-orang mukmin yang bertaqwa ?. Tidak, akan tetapi syafaat itu untuk orang-orang yang berdosa, penuh kesalahan, dan banyak kotoran”.

Rasulullah SAW bersabda :

“Di hadapan Allah ada hari kiamat : “Umatku, umatku”. Ini adalah doa yang akan dikabulkan secara nyata”.

Diriwayatkan dari Imron bin Hushain ra., Nabi SAW bersabda:

يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنَ النَّارِ بِشَفَاعَةِ مُحَمَّدٍ فَيَدْخُلُونَ الْجَنَّة

“Ada satu kaum akan keluar dari neraka lantaran syafaat Muhammad, lalu mereka masuk surga”.

Diriwayatkan dari Anas ra. berkata, “Rasulullah SAW bersabda:

أَنَا أَوَّلُ النَّاسِ يَشْفَعُ فِى الْجَنَّةِ وَأَنَا أَكْثَرُ الأَنْبِيَاءِ تَبَعًا

“Saya adalah orang yang pertama kali memberikan syafaat di surga, dan saya adalah Nabi yang paling banyak pengikutnya”.

Diriwayatkan dari Jabir ra. berkata :

هَلْ سَمِعْتَ بِمَقَامِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ فَإِنَّهُ مَقَامُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَحْمُودُ الَّذِي يُخْرِجُ اللهُ بِهِ مَنْ يُخْرِجُ مِنَ النَّار

”Apakah kamu pernah mendengar tentang kedudukan Nabi Muhammad SAW? Sesungguhnya kedudukan Nabi Muhammad SAW yang terpuji akan mengeluarkan siapa saja yang akan dikeluarkan dari neraka lantaran syafaat beliau SAW”.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ ، مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ؟ قَالَ رَسولُ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم – : لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لاَ يَسْأَلَنِى عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ ، لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ ، أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِه

”Saya katakan, ”Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafaatmu di hari kiamat ?”. Beliau SAW bersabda : ”Sungguh saya telah mengira, wahai Abu Hurairah, hendaklah jangan ada seseorang yang lebih dahulu dari kamu menanyakan tentang hadis ini, karena saya memang melihat keinginanmu yang keras untuk mendengarkan hadis. Orang yang paling bahagia dengan syafaatku di hari kiamat adalah orang yang mengucapkan, “LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADUR RASULULLAH” dengan tulus dari  hatinya atau jiwanya”.[14]

Diriwayatkan dari Ummu Habibah ra. berkata : “ Rasulullah SAW bersabda :

أُرِيْتُ مَا تَلَقَّى أُمَّتِيْ بَعْدِيْ وَسَـفَكَ بَعْضُهُمْ دِمَاءَ بَعْضٍ فَأَحْزَنَنِيْ وَسَـبَقَ لَهُمْ مِنَ اللهِ مَا سَــبَق لِلْأُمَـمِ قَـبْلَـهُمْ. فَسَــأَلْتُ اللهَ أَنْ يُؤْتِيَـنِي فِيْهِمْ شَــفَاعَةً يَوْمَ اْلقِيَامَةِ فَفَعَـلَ

“Diperlihatkan kepadaku apa yang akan diperoleh umatku sesudahku. Sebagian mereka akan menumpahkan darah sebagian yang lain, sehingga menyedihkan hatiku, dan mereka memang telah ditakdirkan oleh Allah sebagaimana telah mentakdirkan umat-umat sebelum mereka. Maka saya memohon kepada Allah agar memberikan padaku syafaat untuk mereka di hari kiamat, maka Allah melakukannya.

Penulis : Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya