Liputan6.com, Jakarta - Doa adalah harapan, keinginan yang dimintakan kepada Allah karena merasa diri lemah dan hina. Doa menjadi pengharapan agar tercapai sesuatu yang diinginkannya dan terhindar dari segala perkara yang ditakuti dan tidak diinginkannya.
Seseorang akan cenderung memilih doa yang pendek, agar mudah dihafal daripada doa yang panjang-panjang.
Ada doa unik dan sangat singkat. Mudah sekali dihafalkan. Khususnya bagi masyarakat Jawa.
Advertisement
Bagi masyarakat awam, doa-doa semacam ini lebih mudah dihafalkan dari pada doa yang menggunakan lafal Arab.
Baca Juga
Dalam beberapa pengajian, doa ini sering dikisahkan, doa ini diijazahkan oleh Gus Qoyyum Mansur Lasem dalam beberapa pengajian.
Ternyata, doa ini merupakan ijazah dari waliyullah, Mbah Kholil.
Simak Video Pilihan Ini:
Bacaan Doa Dimudahkan Allah, Pendek Mudah Dihafal
Begini doanya:
"Ya Allah walik grembyang. Inna ma’al ‘usri yusra. Ono Angel ono gampang,".
Menukil Alif.id, bila diartikan, kurang lebih seperti ini. Ya Allah baliklah keadaan. Ada kemudahan bersama kesulitan. Ada sulit ada gampang.
Kalimat inna ma’al ‘usri yusra diambil dari surah Al- Insyirah. Ayat ini merupakan penegasan dari Allah bahwa ada kemudahan dalam kesulitan. Ada ribuan jalan keluar dalam satu kebuntuan.
Dari redaksi doanya, bisa ditarik kesimpulan bahwa tujuan dibacanya doa ini adalah untuk memohon kepada Allah agar segala kesulitan diberikan kemudahan. Apa pun kesulitan tersebut.
Advertisement
Sejarah Singkat Gus Qoyyum
Menukil KhazanahPopuler.com sosok Pengasuh Pondok Pesantren An Nur Lasem ini cukup unik, ia adalah KH Abdul Qoyyum Mansur atau sering disapa Gus Qoyyum, merupakan sosok kiai yang kharismatik dan banyak memberikan nasihat.
Ada kisah unik dari Gus Qoyyum, bahwa ia tercatat tidak pernah mondok namun beliau berguru intens kepada sang ayah yakni KH Manshur Kholil.
Gus Qoyyum mulai mengasuh Pondok Pesantren An Nur Lasem di tahun 2002 setelah ayahandanya wafat.
Singkat cerita, sosok kiai kharismatik ini Gus Qoyyum tidak lulus Sekolah Dasar (SD).
Ia dikenal nakal sehingga KH Manshur Kholil tidak mengizinkan untuk melanjutkan sekolah.
Fokus dididik sang ayahlah sampai ia menjadi seseorang yang kharismatik dan banyak disegani oleh masyarakat.
Selain mengurus Pesantren, Gus Qoyyum juga kerap memberikan nasihat pernikahan, pengajian umum, tabligh akbar.
Hal itu dilakukan tak hanya di dalam kota, namun hingga penjuru kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Gus Qoyyum memiliki gaya khas dalam berceramah dan memiliki isi yang sangat berbobot sehingga banyak disukai oleh masyarakat.
Gus Qoyyum memiliki kecerdasan yang tinggi, terbukti meskipun hanya belajar kepada sang ayah ia mampu membaca dan mengakses literatur berbahasa Arab.
Bahkan menariknya, kitab-kitab yang dipelajarinya merupakan kitab rujukan wajib untuk mahasiswa doktoral (S3) serta para ulama-ulama yang terkemuka.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul