Liputan6.com, Cilacap - Ulama kharismatik yang merupakan pengasuh Ponpes Tahfidzul Qur’an LP3IA, Narukan, Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau populer dengan sapaan Gus Baha kerap membagikan kisah-kisah unik dan menarik.
Kali ini, kisah yang beliau bagikan ialah seputar sahabat Rasulullah SAW yang berdoa agar diberikan kesabaran yang sempurna.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Meskipun doa atau permintaan memiliki sifat sabar yang sempurna terlihat sangat religius, namun yang sangat mengejutkan ialah reaksi Rasulullah tatkala mengetahui salah seorang sahabatnya yang berdoa demikian.
Rasulullah justru melarang doa demikian, sebab di dalamnya terkandung unsur yang sangat berlebihan. Lantas, apa alasannya sampai-sampai Rasulullah melarang sahabatnya berdoa demikian?
Simak Video Pilihan Ini:
Nabi Melarang Doa Minta Kesabaran yang Sempurna
Dalam salah satu ceramahnya, Gus Baha mengisahkan perihal sahabat Nabi yang berdoa memohon kesabaran yang sempurna. Namun, bukannya Nabi senang, justru sebaliknya beliau melarang sahabatnya berdoa demikian.
"Ada sahabat Nabi yang berdoa, “Ya Allah, berikan saya kesabaran yang sempurna.” Itu sama Nabi ditegur, “jangan berdoa begitu, kamu tidak akan kuat,” kisah Gus Baha sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube Short @Pati_Unus, Jumat (17/05/2024).
Nabi melarang hal ini bukan tanpa dasar. Larangan ini merupakan bentuk kasih sayang Nabi kepada sahabatnya karena khawatir tidak akan menghadapi ujian yang berat. Sebab, saat meminta kesabaran yang sempurna, maka tentu saja ia akan menghadapi ujian yang sangat berat dan Rasulullah khawatir ia tidak akan kuat menghadapinya.
“Karena kesabaran yang sempurna itu istri mati, punya anak mati, yang menghutangi menagih, tetangga tidak percaya, jadi kiai gagal,” terangnya.
“Karena kalau minta sabar yang sempurna, ujiannya harus ekstrem, istri minggat, anak minggat, makanya Nabi berpesan jangan berdoa seperti itu karena tidak akan kuat,” sambungnya.
Advertisement
Etika Berdoa dalam Islam
Menukil Republika, Al-Quran dan Nabi Muhammad SAW menerangkan cara dan etika berdoa yang baik dan benar kepada Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam Surat Al-A'raf ayat 55 dan tafsirnya yang dilengkapi penjelasan hadist-hadist dan ayat-ayat Alquran lainnya.
اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَۚ
"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS Al-A'raf: 55)
Dalam Tafsir Kementerian Agama dijelaskan, ayat ini mengandung etika berdoa kepada Allah. Berdoa adalah munajat antara hamba dengan Tuhannya untuk menyampaikan suatu permintaan agar Allah berkenan mengabulkannya.
Maka berdoa kepada Allah hendaklah dengan penuh kerendahan hati, dengan betul-betul khusyuk dan berserah diri. Kemudian berdoa itu disampaikan dengan suara lunak dan lembut yang keluar dari hati sanubari yang bersih.
Berdoa dengan suara yang keras, menghilangkan kekhusyukan dan mungkin menjurus kepada ria dan pengaruh lainnya dan dapat mengakibatkan doa itu tidak dikabulkan Allah. Doa tidak harus dengan suara yang keras, sebab Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
Allah Tidak Menyukai Doa yang Berlebihan
Diriwayatkan oleh Abu Musa al-Asy'ari, ia berkata, "Ketika kami bersama Rasulullah SAW dalam perjalanan, terdengarlah orang-orang membaca takbir dengan suara yang keras." Maka Rasulullah bersabda, "Sayangilah dirimu jangan bersuara keras, karena kamu tidak menyeru kepada yang pekak dan yang jauh. Sesungguhnya kamu menyeru Allah Yang Maha Mendengar lagi Dekat dan Dia selalu beserta kamu." (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Musa al-Asy'ari)
Bersuara keras dalam berdoa bisa mengganggu orang, lebih-lebih orang yang sedang beribadah, baik dalam masjid atau di tempat-tempat ibadah yang lain. Ada yang dibolehkan dengan suara keras seperti talbiyah dalam musim haji dan membaca takbir pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Allah memuji Nabi Zakaria alaihissalam yang berdoa dengan suara lembut. "(Yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut." (QS Maryam: 3) Kemudian ayat ini ditutup dengan peringatan, "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampau batas."
Maksudnya, dilarang melampaui batas dalam segala hal, termasuk berdoa. Tiap-tiap sesuatu sudah ditentukan batasnya yang harus diperhatikan, jangan sampai dilampaui. Bersuara keras dan berlebih-lebihan dalam berdoa termasuk melampaui batas, Allah tidak menyukainya.
Termasuk juga melampaui batas dalam berdoa, meminta sesuatu yang mustahil adanya menurut syara' ataupun akal, seperti seseorang meminta agar dia menjadi kaya, tetapi tidak mau berusaha atau seseorang menginginkan agar dosanya diampuni, tetapi dia masih terus bergelimang berbuat dosa dan lain-lainnya. Berdoa seperti itu, namanya ingin mengubah sunatullah yang mustahil terjadinya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement