Liputan6.com, Cilacap - Ulama kondang yang kini menjadi Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mengatakan ada minuman yang paling disukai oleh Allah.
Baca Juga
Advertisement
Hal ini tentu saja tidak banyak orang mengetahuinya. Selain mendapatkan cinta Allah, minuman ini menjadi penyebab seorang hamba mendapatkan ridlo-Nya. Bahkan sebab minuman ini juga, seseorang akan diangkat menjadi wali.
Hal ini beliau sampaikan di sela-sela tausiyahnya. Menurutnya hal ini penting diketahui sebab menjadi salah satu sebab seorang hamba dekat dengan Tuhannya.
“Ini penting saya sampaikan karena saya ingin anda ini dekat dengan Allah,” terang Gus Baha sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube @Pati_Unus, Kamis (16/05/2024).
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Minumannya
Gus Baha mengawali pembahasannya dengan terlebihi dahulu menerangkan amalan wirid yang dilakukan para ahli thariqah dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
"Selama ini orang-orang thariqah ingin dekat dengan Allah sebatas wiridan, sebetulnya dalam teks-teks hadis itu yang paling berat, kalau wiridan itu masih mudah, wudlu membaca wirid sekian, menghadap kiblat selesai," terangnya.
Namun, selain itu ada minuman yang menjadi sebab Allah mencintainya. Adapun minumannya ialah ketika seseorang mampu menelan kekecewaan.
"Paling berat menurut sabda Rasulullah SAW, tidak ada minuman yang paling disenangi Allah, istilah dari Nabi juga minuman. Tidak ada minuman yang paling disenangi oleh Allah yang menjadikan diridlai Allah, seperti orang yang menelan kecewa," terangnya.
Lantas beliau mencontohkan bahwa kemampuan seseorang menelan kekecewaan tatkala ia tidak marah karena menghadapi sesuatu yang sangat menjengkelkan.
"Jadi menelan apa? kecewa, orang ingin marah kepada istri, emosi sekali tapi kamu tidak marah, tidak mengumpat, lalu balik kanan kamu telan dan kamu bisa langsung melupakan," paparnya.
"Wah itu bisa langsung jadi wali, ayo silakan dicoba," tandasnya.
Advertisement
Cara Meredam Amarah dalam Islam
Menukil NU Online, berikut beberapa cara agar kita mampu meredam amarah dalam perspektif Islam.
Pertama, berwudhu. Ketika seseorang tengah marah, dalam salah satu hadits Rasulullah menganjurkan untuk berwudhu. Pasalnya, emosi yang tidak terkendali akan menimbulkan dampak yang buruk. Lebih dari itu, amarah akan menimbulkan dendam kusumat yang bisa berakibat fatal, seperti pembunuhan, kekerasan, dan ujungnya berurusan dengan pihak berwajib.
Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Imam Ahmad dan Abu Daud, Nabi bersabda:
اِنَّ الْغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ وَالشَّيْطَانُ خُلِقَ مِنَ النَّارِ وَاِنَّمَا يَطْفَاُ بِالْمَاءِ النَّارُ. فَاِذَا غَضَبَ اَحَدُكُمْ فَالْيَتَوَضَاءْ
Artinya: “Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan diciptakan dari api sementara api akan padam ketika terkena air. Maka jika diantara kalian ada yang marah maka berwudu’lah."
Kedua, membaca taawwudz. Di tengah emosi yang tak terkendali seorang Muslim dianjurkan untuk mengucapka ‘adzubillahi minas syaithonir rojim. Ucapan ini sebagai upaya memohon pertolongan pada Allah, agar emosi yang hadir dalam hati bisa terkontrol, dan tidak menimbulkan dampak yang lebih besar lagi.
Ini sebagaimana dalam hadits yang bersumber dari Imam At-Thabrani,
لَوْ يَقُوْل اَحَدُهُمْ اِذاَ غَضَبَ اَعُوْذُباللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ذَهَبَ عَنْهُ غَيْظُهُ
Artinya: "Jika salah satu mereka sedang marah lalu mengucap auudzu billahi minasy syaitoonir rojiim maka hilanglah marahnya."
Ketiga, berdoa dan mengingat Allah. Ini adalah cara yang sangat penting dalam meredam emosi. Dalam Al-Qur'an, Allah berjanji bahwa orang-orang yang beriman dan hati mereka merasa tenang adalah mereka yang ingat kepada-Nya.
Saat merasakan emosi yang kuat, mengingat Allah melalui dzikir, doa, dan membaca Al-Qur'an dapat membantu menenangkan pikiran dan hati.
يَقُوْلُ اللّٰهُ اِبْن اَدَمَ اُذْكُرْنِی حِيْنَ تَغْضَب اَذْكُرُكَ حِيْنَ اَغْضَب
Artinya; "Allah berfirman: “Wahai anak Adam, ingatlah kepada-Ku saat engkau marah, Aku akan mengingatmu saat Aku marah.”
Mengendalikan Diri dan Berdoa
Keempat, mengendalikan diri. Mengendalikan diri merupakan keterampilan emosional yang penting untuk menjaga hubungan yang sehat dan produktif dengan orang lain. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengambil napas dalam. Ketika Anda merasa marah, hentikan diri sejenak dan ambil napas dalam-dalam.
Menghirup dan menghembuskan napas dengan perlahan dapat membantu menenangkan sistem saraf. Dalam sebuah riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah bersabda, tentang pentingnya mengendalikan diri saat marah. Pasalnya, orang melakukan yang demikian termasuk orang yang kuat. Nabi bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
Artinya; "Dari Abu Hurairah, semoga Allah meridhainya, bahwa Rasulullah saw bersabda: "Bukanlah orang yang kuat itu karena kekuatan fisik. Sesungguhnya yang kuat adalah orang yang dapat mengendalikan dirinya saat marah."
Kelima, membaca doa. Salah satu cara yang dianjurkan Islam untuk mengatasi marah adalah dengan berdoa. Dalam Islam, membaca doa saat marah tidak hanya memberikan jalan untuk mengungkapkan emosi, tetapi juga dapat membantu individu untuk mengendalikan diri, menemukan kedamaian, dan mempererat hubungan spiritualitas dengan Allah.
Adapun doa yang bisa dibaca ketika marah sebagaimana dijelaskan Rasulullah dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim:
كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلاَنِ يَسْتَبَّانِ، فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ، وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ
“Artinya; "Aku sedang duduk bersama Nabi SAW dan dua orang sedang saling berbicara. Salah satu dari mereka memiliki wajah yang merah dan pipinya membengkak. Kemudian Nabi saw bersabda: 'Sesungguhnya aku mengetahui sebuah kalimat, jika dia mengucapkannya, semua kesulitan yang dia alami akan lenyap. Kalimat itu adalah: 'A'udhu billahi minash-shaitanir rajim (Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk).' Maka semua kesulitan yang dia alami akan lenyap.”
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement