Liputan6.com, Jakarta - Sedikit-sedikit konten, viral itulah saat ini. Seolah dunia ada digenggaman, dengan mudahnya gawai dan teknologi. Tak mengherankan banyak pemburu konten saat ini.
Dalam sebuah video singkat di kanal YouTube @buyayahyaofficial, Buya Yahya menyampaikan nasihat yang sangat relevan mengenai fenomena "setan viral" dan "setan konten" yang seringkali merusak niat dan kebenaran di balik pembuatan konten dan berita.
Buya mengajak umat Islam untuk lebih berhati-hati dan introspektif dalam memproduksi dan mengonsumsi informasi.
Advertisement
Buya Yahya memulai penjelasannya dengan mengkritik cara beberapa berita dan konten dibuat saat ini.
"Cuman sekarang kan permasalahannya model-model berita dibuat itu kan ada yang namanya setan viral," ujarnya.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Semua Terjebak Konten dan Viral
Buya menambahkan banyak orang terjebak dalam mencari popularitas tanpa memperhatikan kebenaran atau dampak dari informasi yang disebarkan.
Menurut Buya Yahya, fenomena "setan viral" dan "setan konten" ini mengaburkan niat baik dan menjadikan semua hal sebagai bahan untuk meraih keuntungan pribadi.
"Itulah jadi semuanya ada setan viral sama setan konten. Kita tidak mau tahu kebenaran orang, tidak tahu," jelasnya.
Salah satu contoh yang diberikan Buya Yahya adalah ketika seseorang memotret orang fakir. "Orang memfoto orang fakir misalnya, itu kan bisa dua makna. Satu, agar orang menolong orang fakir ini baik. Satu lagi untuk konten, saya biar dapat duit, lah semuanya kan serba sebab-sebab setan konten," katanya.
Dalam keterangannya, sangat penting memahami niat di balik tindakan tersebut.
Advertisement
Bikin Konten Perhatikan Niat
Buya Yahya mengingatkan bahwa tidak semua konten yang dibuat untuk tujuan baik selalu benar niatnya.
"Hati-hati waspada dengan ini semuanya," tambahnya. Ia mengajak untuk selalu introspeksi dan memastikan bahwa niat di balik pembuatan konten benar-benar untuk kebaikan.
Namun, Buya Yahya juga menekankan bahwa jika seseorang membuat konten dengan niat tulus untuk membantu orang lain, maka hal tersebut patut diapresiasi.
"Kalau orang misalnya membuat satu konten dan memang ada manfaatnya seperti mengingatkan ini ada orang fakir, ayo bantu, kemudian dia orang fakir tertolong dan dia dapat duit, ya itu adalah ya kelebihan, alhamdulillah," jelasnya.
Ia justru memperingatkan bahwa masalah muncul ketika konten dibuat hanya untuk keuntungan pribadi tanpa memperhatikan dampaknya.
"Tapi kalau sudah menjadikan semua berita adalah untuk kepentingan viralnya kontennya jelek, atau kemudian dia komentar asal saja, itu jadi problem," tegasnya.
Menurut Buya Yahya, fenomena ini mencerminkan adanya penyakit dalam masyarakat kita saat ini. "Jadi kita ini sakit berarti," ujarnya.
Ia mengajak semua pihak untuk introspeksi dan memperbaiki niat serta cara dalam menyebarkan informasi.
Buya Yahya juga menyoroti pentingnya niat yang baik dalam setiap tindakan, termasuk dalam pembuatan konten. "Niat itu yang utama, kalau niat kita baik, insya Allah hasilnya juga baik," katanya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Â