Menurut UAH Rezeki Dunia sudah Diatur, Ini yang Perlu Diikhtiarkan

UAH menyoroti bagaimana banyak orang terjebak dalam kesenangan dunia yang bersifat sementara dan sering kali penuh dengan kesia-siaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jul 2024, 16:30 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2024, 16:30 WIB
Pesan UAH: Tampilkan Sisi Positif Debat, Tunjukkan Politik Kebangsaan Bukan Politik Kanalisasi
Ustadz Adi Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Dalam ceramahnya Ustadz Adi Hidayat (UAH) menekankan bahwa kehidupan dunia sudah memiliki takdir rezekinya masing-masing.

Allah SWT telah mengatur rezeki setiap makhluk, sehingga tugas manusia adalah berikhtiar dan berusaha sebaik mungkin dalam menjalani kehidupan dunia.

Namun, menurut UAH, yang belum teratur adalah kehidupan akhirat, yang membutuhkan ikhtiar dan usaha dari setiap individu untuk mencapai kemuliaan yang telah dijanjikan oleh Allah.

"Kalau urusan dunia sebenarnya sudah teratur, yang butuh ikhtiar itu akhirat," ujar UAH seperti dikutip dari laman Youtube kanal @kataustadzTv.

UAH menyoroti bagaimana banyak orang terjebak dalam kesenangan dunia yang bersifat sementara dan sering kali penuh dengan kesia-siaan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Terlalu Mengejar Dunia

Produksi konten TikTok
Ilustrasi membuat konten, cari popularitas dunia. (Sumber foto: Pexels.com).

Dunia dipenuhi dengan hiburan, senda gurau, dan hal-hal yang hanya menarik perhatian sementara.

"Banyak orang menghabiskan waktu dan energinya untuk membuat konten yang menarik perhatian atau berbelanja pakaian bukan untuk menutupi aurat, tetapi untuk tampil modis dan dikenal banyak orang," katanya.

Menurut UAH, keinginan untuk tampil menarik dan dikenal di dunia tidaklah salah selama dilakukan dengan niat yang benar dan tidak berlebihan.

Namun, yang sering terjadi adalah orang-orang menjadi terobsesi dengan penampilan hingga beban hidupnya semakin bertambah.

Mereka mengejar popularitas dan pengakuan dari orang lain sehingga lupa akan tujuan akhir yang sebenarnya, yaitu kehidupan akhirat yang abadi.

Tujuan Hidup Sesungguhnya Adalah Ini

Memaknai Slow Living: Gaya Hidup yang Tak Melulu Kejar Dunia, Relevan dengan Pandangan Islam
Ilustrasi Makna mengejar akhirat Pixabay.com

UAH mengingatkan bahwa ikhtiar yang dilakukan di dunia seharusnya tidak hanya berfokus pada hal-hal duniawi, tetapi juga harus diarahkan untuk menjemput kemuliaan di akhirat.

"Setiap usaha yang dilakukan di dunia harus memiliki niat untuk mendapatkan ridha Allah dan memperbaiki diri dalam persiapan menuju akhirat," ujarnya bijaksana.

Dengan demikian, segala aktivitas duniawi dapat menjadi ladang pahala jika dilakukan dengan ikhlas dan sesuai syariat.

UAH juga menyebut pentingnya memahami bahwa dunia ini adalah tempat sementara yang penuh dengan ujian.

Setiap orang akan diuji dengan berbagai cobaan, baik itu dalam bentuk kekayaan, kemiskinan, kesehatan, maupun penyakit. Semua itu adalah bagian dari ujian Allah untuk melihat sejauh mana keimanan dan kesabaran hamba-Nya.

Selain itu, UAH mengajak umat Muslim untuk selalu mengingat tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu untuk beribadah kepada Allah dan mencari keridhaan-Nya.

Setiap aktivitas yang dilakukan, baik itu bekerja, berkeluarga, atau bersosialisasi, seharusnya didasarkan pada niat untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Dengan demikian, kehidupan dunia dan akhirat dapat berjalan seimbang dan penuh berkah.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya