Gus Baha Kisahkan Wali yang Nekat 'Pojokkan' Allah dalam Doanya, Begini Lafalnya

Gus Baha ungkap kisah inspiratif seorang wali yang nekat memojokkan Allah SWT dalam doanya.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jul 2024, 05:30 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2024, 05:30 WIB
gus baha 23
Gus Baha (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Gus Baha dikenal mampu menghadirkan suasana yang hidup dalam pengajiannya dengan memaparkan kisah-kisah tentang wali, meski tanpa menyebut secara langsung siapa mereka.

Ia sering kali mengambil contoh kisah-kisah inspiratif dari kehidupan para wali Allah, yang dikenal karena kebijaksanaan dan ketakwaan mereka dalam menghadapi berbagai cobaan dan ujian kehidupan.

Dalam ceramahnya, Gus Baha menggunakan kisah-kisah ini untuk memberikan pelajaran spiritual kepada jamaahnya, mengilustrasikan nilai-nilai penting dalam Islam.

Kali ini, Gus Baha mengisahkan tentang seorang wali yang berani memojokkan Allah SWT dalam doanya. Cerita ini dikutip melalui kanal YouTube @PintuHidayah-ko1ht.

Gus Baha memulai ceritanya dengan menggambarkan karakter wali tersebut yang dikenal memiliki kedekatan yang sangat intim dengan Allah.

Simak Video Pilihan Ini:

Wali Meneror Allah

FOTO: Jejak Syiar Islam di Masjid Agung Demak
Umat muslim melaksanakan ibadah di Masjid Agung Demak, Bintoro, Demak, Jawa Tengah. Masjid Agung Demak yang menjadi tempat berkumpulnya Walisongo menyebarkan agama Islam di tanah Jawa mendasari Demak mendapat sebutan Kota Wali. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

"Ada seorang wali yang kalau doa itu agak neror Allah, tapi itu kalau enggak wali enggak boleh. Harus jadi wali dulu baru boleh,” ungkap Gus Baha, menegaskan pentingnya kedekatan spiritual seorang wali dengan Allah SWT.

Dalam doanya, wali tersebut mengajukan dua pilihan kepada Allah. Dia berkata, “Ya Allah, Engkau punya dua pilihan untukku. Jika Engkau menjadikanku orang saleh, maka kekasih-Mu, yaitu Rasulullah, akan senang. Namun, jika Engkau menjadikanku orang zalim, maka yang akan senang adalah musuh-Mu, Iblis.”

Gus Baha menekankan betapa beraninya wali tersebut dalam berdoa, mengajukan pilihan yang sulit dan penuh konsekuensi.

Gus Baha menjelaskan, wali itu memohon dengan tegas agar Allah memilih jalan yang terbaik untuknya. “Jika Engkau ingin saya menjadi orang saleh, yang senang adalah kekasih-Mu, Nabi Muhammad SAW. Tetapi jika Engkau ingin saya menjadi orang zalim, yang senang adalah musuh-Mu, Iblis,” kata Gus Baha, mengutip ucapan wali tersebut.

Gus Baha menambahkan bahwa doa seperti ini hanya bisa dilakukan oleh seorang wali yang benar-benar telah mencapai derajat tertentu dalam spiritualitasnya.

Allah Tidak Ingin Susahkan Nabi Muhammad SAW

Jejak Syekh Abdul Qadar Muhammad, Tokoh Wali Pitu di Bali
Sama seperti Wali Songo di Jawa, Wali Pitu juga mengemban misi menyiarkan agama Islam kepada warga setempat. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

“Karena kalau wali itu keliru-keliru itu ya tetap sama Allah, karena kedekatannya,” ujarnya, menjelaskan bahwa wali memiliki kedekatan yang memungkinkan mereka berbicara dengan Allah dengan cara yang sangat terbuka.

Cerita ini mengajarkan kita pentingnya keikhlasan dalam berdoa dan keyakinan penuh kepada Allah. Gus Baha menekankan, “Kalau Allah sudah memilih, pasti Dia tidak ingin menyusahkan kekasih-Nya, yaitu Nabi Muhammad SAW.”

Ini menunjukkan bahwa Allah SWT selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya.

Gus Baha juga menyampaikan pesan penting dari cerita tersebut bahwa Allah SWT tidak mungkin ingin menyusahkan kekasih-Nya, Nabi Muhammad SAW.

“Maka, jelaslah bahwa Allah SWT tidak ingin menyusahkan kekasih-Nya,” tegas Gus Baha.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap pilihan yang Allah buat adalah untuk kebaikan umat-Nya.

Dalam kesempatan ini, Gus Baha mengajak para pendengarnya untuk merenung dan mengambil pelajaran dari kisah wali tersebut. “Janganlah kita ragu dalam berdoa. Allah SWT mendengarkan setiap permohonan kita, dan doa yang tulus serta penuh keyakinan akan selalu mendapatkan jawabannya,” ajaknya.

Gus Baha juga menegaskan bahwa dalam hidup ini, kita seringkali dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Namun, seperti wali tersebut, kita perlu selalu memohon kepada Allah agar diberikan petunjuk dan kekuatan untuk memilih jalan yang benar.

“Setiap keputusan yang kita buat haruslah berdasarkan kepada ketaatan dan keikhlasan kepada Allah,” tandasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya