Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha menceritakan sebuah kisah tentang seorang sahabat Nabi yang sering menjadi imam dalam sholat dan selalu membaca Surah Al-Ikhlas (Qulhu) dalam setiap rakaatnya.
Menurut Gus Baha, sahabat ini memiliki kebiasaan membaca Qulhu di setiap rakaat, bahkan dalam rakaat pertama dan kedua.
"Di Indonesia, masih mendingan Qulhu hanya di rakaat kedua, tapi sahabat ini rakaat pertama ya Qulhu, kedua juga Qulhu," katanya, menggambarkan betapa seringnya sahabat Nabi SAW ini membaca Surah Al-Ikhlas.
Advertisement
Mengutip video pendek Youtube kanal @terastajug953, cerita ini berlanjut dengan adanya seorang makmum yang merasa tidak puas dengan kebiasaan imam tersebut.
Makmum ini akhirnya melapor kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. "Ya Rasulullah, orang yang engkau tunjuk jadi imam itu selalu membaca Qulhu dalam sholatnya," demikian keluhan makmum itu kepada Nabi, seperti yang diceritakan oleh Gus Baha.
Rasulullah kemudian memanggil imam tersebut dan menanyakan alasan di balik kebiasaannya. "Ya Fulan, kenapa kamu suka membaca Qulhu dalam setiap rakaat?" tanya Rasulullah SAW.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Begini Hikmahnya
Imam itu menjawab dengan tulus bahwa ia sangat menyukai Surah Al-Ikhlas karena surah tersebut menerangkan sifat-sifat Allah SWT. "Saya suka karena dalam Surah Al-Ikhlas disebutkan sifat-sifat Allah Ta'ala," jawabnya dengan jujur.
Gus Baha melanjutkan, saat itu juga Rasulullah mendapatkan wahyu dari Allah SWT. Dalam wahyu tersebut, Allah menyatakan kasih sayang-Nya terhadap imam tersebut karena kecintaannya terhadap Surah Al-Ikhlas.
"Kata Allah SWT, 'Ya Muhammad, katakan kepada orang itu bahwa Aku mencintainya karena ia mencintai Qulhu,'" kata Gus Baha, menirukan isi wahyu yang diterima oleh Rasulullah.
Kisah ini, menurut Gus Baha, memberikan pelajaran berharga tentang nilai cinta terhadap ayat-ayat Allah dan bagaimana hal tersebut bisa mendatangkan kecintaan Allah kepada hamba-Nya.
"Ini adalah riwayat yang menggembirakan. Tidak perlu merasa kurang beribadah jika hanya membaca Surah Al-Ikhlas, karena cinta kepada ayat-ayat Allah itu sangat dihargai," ujarnya.
Advertisement
Bukan Panjang Pendek Bacaan, Ini yang Penting
Ia menekankan bahwa dalam Islam, yang terpenting bukanlah panjang pendeknya bacaan dalam sholat, melainkan kualitas dan keikhlasan hati dalam beribadah.
Gus Baha mengatakan, "Yang penting adalah bagaimana kita meresapi makna dari ayat-ayat tersebut dan menjadikannya sebagai landasan hidup."
Gus Baha juga menambahkan bahwa meskipun ada surah-surah yang panjang seperti Surah Al-Mulk (Tabarok) yang memiliki banyak keutamaan, membaca surah pendek seperti Al-Ikhlas juga memiliki keutamaan tersendiri.
"Tidak usah merasa kurang kalau sering membaca Qulhu, karena setiap ayat Al-Quran memiliki keutamaan," jelasnya.
Cerita ini menjadi pengingat bahwa cinta kepada Allah dan kitab-Nya adalah hal yang sangat dihargai dalam Islam. Gus Baha menegaskan bahwa sikap seperti ini bisa mendekatkan seseorang kepada Allah.
"Allah sangat menyukai hamba-Nya yang mencintai Al-Quran, karena itulah yang akan menjadi syafaat bagi kita di hari kiamat," katanya.
Gus Baha juga mengajak umat Islam untuk meneladani imam tersebut dengan menghayati makna dari ayat-ayat yang dibaca dalam salat, bukan sekadar membacanya secara rutin tanpa pemahaman. "Mari kita hayati dan resapi makna dari setiap ayat, karena itulah yang akan menuntun kita kepada jalan yang benar," ajaknya.
Di akhir ceramahnya, Gus Baha berdoa agar umat Islam selalu diberikan hidayah dan taufik untuk terus mencintai Al-Quran dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Semoga kita semua selalu diberkahi dengan kecintaan kepada Al-Quran dan diberikan kemampuan untuk mengamalkannya," pungkasnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Â