Jika Ternyata Pasangan Mandul, Apa yang Harus Dilakukan Buya?

Buya Yahya, Tak punya anak bukan nasib buruk, begini cara hadapinya.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Agu 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2024, 10:30 WIB
KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya
Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya. (Foto: staialbahjah.ac.id)

Liputan6.com, Jakarta - Tidak dikaruniai anak atau mandul merujuk pada kondisi di mana pasangan suami istri tidak memiliki keturunan, baik karena alasan medis, biologis, atau pilihan pribadi.

Situasi ini bisa menjadi tantangan emosional, terutama jika harapan memiliki anak merupakan bagian penting dari pernikahan.

Pasangan dapat menghadapi kondisi ini dengan berbagai cara, termasuk menerima keadaan, mencari solusi medis, atau mempertimbangkan adopsi.

Dikutip dari video di kanal YouTube @buyayahyaofficial, KH Yahya Zainul Ma'arif, atau Buya Yahya, memberikan nasihat bijak mengenai cara menghadapi situasi ketika pasangan tidak dapat memiliki anak.

Buya Yahya memberikan panduan tentang bagaimana sebaiknya pasangan suami istri menghadapi masalah mandul dengan penuh kebijaksanaan dan kasih sayang.

Dikutip dari video tersebut, Buya Yahya menekankan bahwa seringkali permasalahan mandul dapat menyebabkan ketegangan dalam rumah tangga.

 

Kuncinya, Bisa di Surga Kelak

mencuci baju
Ilustrasi ibu dan anak /copyright freepik.com/senivpetro

"Tolonglah tidak suami tidak istri kadang ribut gara-gara pingin punya anak," ujar Buya Yahya.

Ia menjelaskan bahwa ketegangan tersebut sering kali disebabkan oleh tekanan sosial dan emosional mengenai kehadiran anak dalam keluarga.

Menurut Buya Yahya, jika pasangan tidak diberikan anak oleh Allah, penting untuk menerima kenyataan dengan penuh ketulusan.

"Kalau Anda memang tidak diberi oleh Allah anak, langsung saja yang penting aku harus di surga," kata Buya Yahya.

Ia menyarankan agar pasangan tetap fokus pada hubungan mereka dan tidak terjebak dalam perasaan tidak puas atau kesal karena ketidakmampuan memiliki anak.

Buya Yahya juga menambahkan bahwa pasangan yang tidak memiliki anak sebaiknya tetap berusaha berbuat baik dan memberikan kontribusi positif.

"Aku sebaik-baik dengan suamiku aku ambil anaknya orang, aku biayai, aku membantu pondok pesantren," jelas Buya Yahya.

Ini menunjukkan bahwa meskipun tidak memiliki anak sendiri, mereka masih bisa memberikan dampak positif dalam kehidupan orang lain.

Buya mengingatkan bahwa pada akhirnya, semua orang, termasuk anak-anak dan orang tua, akan menghadapi kematian.

"Pun pada akhirnya juga mati semuanya, anak kita mati, orang tua kita mati, kita juga mati," ujar Buya Yahya.

Kehidupan di Dunia Sementara

5 Rekomendasi Mainan untuk Membantu Stimulasi Anak yang Speech Delay
Ilustrasi mainan mobil-mobilan untuk anak (Foto: unsplash.com/Sandy Miller)

Ini menegaskan bahwa kehidupan di dunia ini sementara dan tidak seharusnya membuat kita merasa terlalu tertekan oleh ketidakmampuan memiliki anak.

Dalam pandangan Buya Yahya, nasib buruk bukanlah karena ketidakmampuan memiliki anak, melainkan bagaimana kita menghadapi situasi tersebut dengan sikap yang baik.

Buya Yahya memperingatkan agar kita tidak menganggap ketidakmampuan memiliki anak sebagai nasib buruk yang harus ditangisi.

Buya Yahya mengingatkan bahwa jika seseorang mengalami kekurangan, seperti ketidakmampuan memiliki anak, sebaiknya kita menunjukkan rasa kasih dan empati.

"Jangan malah ditekan gitu ya," ujarnya. Ini menggarisbawahi pentingnya dukungan emosional dan kasih sayang dalam menghadapi tantangan hidup.

Buya juga menekankan pentingnya untuk tidak membiarkan kekurangan tersebut merusak hubungan.

"Jika sudah ada orang yang memiliki kekurangan seperti itu, hendaknya kita lebih penuh kasih," jelas Buya Yahya. Dengan sikap penuh kasih, hubungan suami istri dapat tetap harmonis meskipun menghadapi tantangan.

Buya Yahya mendorong pasangan untuk terus mencari cara-cara positif dalam berkontribusi dan memberikan dampak baik kepada masyarakat, meskipun mereka tidak memiliki anak.

"Kasihan dong, jangan malah ditekan," ujar Buya Yahya. Ini mengajak pasangan untuk fokus pada hal-hal positif dan tidak membiarkan ketidakmampuan memiliki anak mengganggu kebahagiaan mereka.

Ia juga menekankan bahwa masalah mandul bukanlah akhir dari segalanya.

"Jika kita menghadapi situasi ini dengan sikap yang baik dan penuh kasih, maka kita akan menemukan kebahagiaan dan kedamaian," jelas Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya, sikap yang penuh kasih dan empati terhadap pasangan yang menghadapi masalah mandul dapat memperkuat hubungan mereka.

"Penting untuk tidak membiarkan kekurangan ini mempengaruhi hubungan kita secara negatif," katanya. Sikap ini akan membantu menciptakan lingkungan yang mendukung dan penuh cinta dalam keluarga.

Buya Yahya juga menambahkan bahwa kehidupan di dunia ini sementara dan kita seharusnya tidak terlalu fokus pada hal-hal material seperti memiliki anak.

"Yang penting adalah bagaimana kita menjalani hidup ini dengan baik dan berkontribusi positif, meskipun kita tidak memiliki anak sendiri," ujar Buya Yahya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Simak Video Pilihan Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya