Masya Allah.. Golongan Ini Duduk di Kursi Permata Yaqut Dekat 'Arsy' di Hari Kiamat, Apa Amalannya di Dunia?

Golongan manusia ini mendapatkan kursi yang terbjat dari permata yaqut dan duduk di dekatnya 'Arsy.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Agu 2024, 01:30 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2024, 01:30 WIB
Ilustrasi - Surga. Nabi Musa AS. Nabi Khidir AS. (Foto: Istimewa/SS YT Tafakkur Fiddin)
Ilustrasi - Surga. Nabi Musa AS. Nabi Khidir AS. (Foto: Istimewa/SS YT Tafakkur Fiddin)

Liputan6.com, Cilacap - Di hari kiamat, ada golongan manusia yang merasa sangat sedih dan gelisah karena merasa amalnya sewaktu di dunia belum cukup untuk mendapatkan tiket menuju surga.

Ada pula golongan manusia yang sangat bahagia. Pasalnya mereka begitu yakin akan mendapatkan tempat terindah yang belum pernah ada di dunia yakni surga.

Tak hanya surga, ada sekelompok orang yang diberikan kedudukan terhormat di akhirat yakni mendapatkan kursi yang terbuat dari permata yaqut dan duduk dekat dengan ‘Arsy.

Mereka golongan manusia yang sangat gembira di hari yang paling mencekam itu disebabkan karena amal perbuatannya sewaktu di dunia.

Lantas amalan apa yang menyebabkan mereka mendapatkan kedudukan terhormat itu?

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Golongan Manusia yang Mendapatkan Kursi Yaqut

Ilustrasi Surga (SS: YT Tafakkur Fiddin)
Ilustrasi Surga (SS: YT Tafakkur Fiddin)

Menukil Republika, ada keutamaan bagi seseorang yang mencintai orang lain karena Allah. Dia akan diganjar kedudukan terhormat di hari kiamat.

Rasulullah SAW bersabda:

الْمُتَحَابُّونَ فِي اللَّهِ عَلَى كَرَاسِيَّ مِنْ يَاقُوتٍ حَوْلَ الْعَرْشِ

“Orang-orang yang saling mencinta karena Alloh, mereka berada pada kursi-kursi Yaqut (permata) di sekitar ‘Arsy.”

Buya H Muhammad Alfis Chaniago dalam Indeks Hadits dan Syarah menjelaskan, di antara orang yang mendapat kedudukan terhormat kelak di hari kiamat adalah orang-orang yang saling mencintai di antara mereka karena Allah. Dan, bukan karena hal lainnya.

"Karena pada dasarnya rasa cinta itu berasal dari Allah, maka cintailah saudara kita, istri kita dan anak kita karena Allah," tulis Buya Alfis.

Menurut Buya Alfis, mencintai seseorang karena Allah adalah cinta yang tulus. Sedangkan cinta yang didasari bukan karena Allah adalah cinta yang bersifat materi.

"Cinta seperti ini hanya akan melahirkan kerusakan dan permusuhan," tulis Buya Alfis.


Perintah Mencintai Sesama karena Allah

Menukil muhammadiyah.or.id, mahabbah (cinta) adalah salah satu nikmat rasa yang Allah anugerahkan kepada manusia sebagai bentuk sayangnya Allah kepada makhluk-Nya. Betapa pentingnya perasaan ini sampai dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad mengorelasikannya dengan keimanan.

 عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Dari Anas dari Nabi Saw bersabda: Tidaklah beriman seseorang diantara kalian sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.”(HR. Bukhari)

Hadis di atas menunjukkan bahwa keimanan seseorang dapat dikatakan sempurna apabila ia bisa mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, sepanjang dalam hal kebaikan. Saudara yang dimaksud disini tidak terbatas hanya saudara kandung, saudara seayah atau seibu, akan tetapi lebih luas lagi mencakup saudara sesama manusia.

Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari, Nabi Muhammad menjanjikan kenikmatan besar berupa naungan pada Hari Kiamat bagi orang yang mencintai sesama saudaranya.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ الإِمَامُ الْعَادِلُ ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِى الْمَسَاجِدِ ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِى اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ…

“Dari Abu Hurairah dari Nabi Saw bersabda: Ada tujuh (golongan orang beriman) yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya (yaitu) pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabb-Nya, seseorang yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah”. (HR Bukhari).

Hadis di atas menjelaskan bagaimana Allah dan Rasul-Nya sangat memperhatikan dan menghargai kecintaan seorang hamba kepada hamba-Nya yang lain. Pada Hari Kiamat manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk menunggu hisab amal perbuatannya. Disini manusia akan merasa sangat kepayahan dan kondisi mereka tergantung pada amal yang mereka kumpulkan ketika berada di dunia. Maka akan sangat beruntunglah orang-orang yang mendapat naungan Allah pada hari itu.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya