Buya Yahya Peringatkan Jangan Pernah Zalim kepada Anak Orang, Akibatnya Sangat Mengerikan

Buya Yahya juga menjelaskan bahwa ada kezaliman yang bersifat halus, yang seringkali tidak disadari oleh pelakunya. Kezaliman ini begitu berbahaya karena dilakukan tanpa rasa bersalah atau tanpa sadar bahwa perilaku tersebut merupakan bentuk kezaliman.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Sep 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2024, 20:30 WIB
buya yahya 222
Buya Yahya (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Zalim merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan tindakan atau sikap yang tidak adil, kejam, atau penindasan terhadap orang lain.

Dalam konteks agama dan moral, zalim berarti melakukan sesuatu yang bertentangan dengan prinsip keadilan dan kasih sayang.

KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang lebih dikenal dengan Buya Yahya, menyampaikan peringatan penting terkait perilaku zalim terhadap anak orang lain.

Dalam sebuah video yang diunggah oleh kanal YouTube @buyayahyaofficial, Buya Yahya menjelaskan bagaimana kezaliman tersebut dapat berdampak langsung pada kondisi anak sendiri.

Buya Yahya menegaskan bahwa ketika seseorang berlaku zalim kepada anak orang lain, balasannya tidak selalu dirasakan oleh anak pelaku tersebut, tapi akan ke orang tua kembalinya.

"Zalimnya kita kepada anaknya orang, Allah akan balas kita. Kita tidak punya anak yang baik, bukan anak kita dihukum, tapi kita dihukum dengan punya anak yang tidak baik," katanya.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

Balasannya Seperti Ini

Tumbuh Menjadi Mandiri dan Senang Melakukan Hal Baru
Ilustrasi Anak Bermain Credit: pexels.com/pixabay

Dalam penjelasannya, Buya Yahya menekankan bahwa kezaliman yang dilakukan kepada anak orang lain tidak akan dibalas kepada anak tersebut, melainkan kepada diri kita sendiri dengan memberikan anak yang tidak sesuai harapan.

"Allah akan siksa kita dengan kita punya anak yang tersiksa," lanjutnya.

Menurutnya, melihat anak sendiri menderita atau gagal dalam hidup merupakan salah satu bentuk hukuman dari Allah SWT. Buya Yahya menyebut hal ini sebagai balasan atas kezaliman yang mungkin pernah dilakukan kepada anak orang lain.

"Nasibnya anak bukan karena perilaku anaknya, tapi karena kezaliman kita. Hati-hati," ujarnya memperingatkan.

Buya Yahya juga menjelaskan bahwa ada kezaliman yang bersifat halus, yang seringkali tidak disadari oleh pelakunya. Kezaliman ini begitu berbahaya karena dilakukan tanpa rasa bersalah atau tanpa sadar bahwa perilaku tersebut merupakan bentuk kezaliman.

"Kita harus membahas tentang bagaimana zalim yang halus itu. Yang dahsyat itu zalimnya halus, tidak dirasa. Zalim yang halus karena dia tidak merasakan berbuat zalim," tegasnya.

Dalam hal ini, Buya Yahya mengingatkan bahwa seseorang yang merasa dirinya tidak pernah berbuat salah atau merasa tidak berdosa, bisa saja sebenarnya telah melakukan kezaliman halus yang dampaknya besar.

Kondisi Anak Cerminan Hukuman Orang Tua

Dua anak bermain
Ilustrasi dua anak bermain | copyright unsplash.com/Farid Ershad

Ia juga menambahkan, kezaliman ini sering kali luput dari perhatian karena pelakunya merasa tidak ada dosa yang terjadi. Namun, di balik semua itu, efeknya bisa sangat besar, terutama bagi kehidupan anak-anak di kemudian hari.

"Memang tidak ada dosa orang tua, maka anak itu enggak ada akan tapi tidak suksesnya anak kan hukuman bagi orang tua di dunia," jelasnya lebih lanjut.

Buya Yahya mengingatkan bahwa orang tua sering kali tidak menyadari bahwa penderitaan yang dialami anak-anaknya adalah akibat dari perilaku mereka sendiri di masa lalu.

Dalam pandangannya, penderitaan yang dialami anak menjadi cerminan hukuman bagi orang tua yang pernah melakukan kezaliman.

Melihat anak sendiri menderita menjadi ujian berat bagi orang tua, yang pada akhirnya menjadi bentuk siksaan dari Allah di dunia. "Ngelihat anaknya sengsara, ngelihat anaknya begini, itu memang jadi begitu," tuturnya.

Peringatan ini ditujukan agar orang tua lebih berhati-hati dalam memperlakukan orang lain, terutama anak-anak. Buya Yahya mengingatkan bahwa kezaliman sekecil apa pun bisa berdampak besar, terutama dalam kehidupan pribadi.

Melalui ceramahnya, Buya Yahya menegaskan pentingnya introspeksi diri agar terhindar dari kezaliman halus yang sering kali tak terasa, namun membawa akibat yang berat di masa depan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya