Supaya Hidup Lebih Spesial dan Mati Baik, Diungkap Gus Baha

Setiap amal perbuatan selama hidup di dunia akan menjadi referensi penentuan surga dan neraka. Oleh karena itu, kata Gus Baha, hidup ini harus dianggap istimewa karena seluruh keputusan akhir bergantung pada ujian di dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Nov 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2024, 07:30 WIB
Gus Baha (SS: YT Laduni ID)
Gus Baha (SS: YT Laduni ID)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak yang berpikir bahwa hidup di dunia ini biasa saja, tanpa makna yang istimewa, padahal anggapan ini keliru. Hidup di dunia sangatlah spesial jika dipahami dengan benar.

Sebab, kehidupan ini menjadi ladang amal, tempat di mana segala perbuatan yang kita lakukan akan menentukan kehidupan abadi di akhirat. Setiap momen di dunia adalah kesempatan untuk memperbaiki diri, mengumpulkan pahala, dan menghindari dosa, menjadikannya begitu berharga dan layak untuk dijalani dengan penuh kesadaran.

Hidup ini baik atau tidak? Pertanyaan retoris ini menjadi titik awal penjelasan KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha dalam sebuah diskusi penuh makna. Gus Baha mengurai esensi kehidupan dengan cara yang membangkitkan perenungan bagi siapa pun yang mendengarnya.

Dalam tayangan video di kanal YouTube @AlGhifari27, Gus Baha menegaskan bahwa hidup di dunia ini memiliki keistimewaan yang tidak boleh diabaikan. Ia mengajak setiap orang untuk merenungkan betapa pentingnya kehidupan di dunia sebagai ladang yang menentukan nasib akhirat kelak.

"Hidup ini baik," ujar Gus Baha. Menurutnya, kehidupan di dunia menjadi mazraatul akhirat atau ladang untuk akhirat.

Setiap amal perbuatan selama hidup di dunia akan menjadi referensi penentuan surga dan neraka. Oleh karena itu, kata Gus Baha, hidup ini harus dianggap istimewa karena seluruh keputusan akhir bergantung pada ujian di dunia.

 

Surga dan Neraka Diputuskan dari Kehidupan Ini

cara menghidupkan hp yang mati total tanpa tombol power dan volume
ilustrasi menikmati hidup.

Ia menjelaskan, kesadaran bahwa segala keputusan hidup berpengaruh pada akhirat semestinya membuat manusia lebih bijak dalam bertindak. Segala kebaikan yang ditanam selama hidup akan menjadi buah yang dipetik kelak. Namun, bukan berarti kehidupan hanya dilihat dari sisi ujian belaka.

"Surga dan neraka itu diputuskan dari kehidupan ini," tegas Gus Baha, menambahkan bahwa hidup harus dijalani dengan penuh kesungguhan.

Karena itu, kehidupan di dunia bisa menjadi penentu kebahagiaan abadi atau sebaliknya, jika manusia tidak berhati-hati.

Lebih lanjut, Gus Baha juga mengingatkan bahwa kematian adalah bagian tak terelakkan dari kehidupan. Namun, kematian itu sendiri, kata dia, bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. "Suatu saat kita pasti mati," ucapnya, menyiratkan bahwa hidup ini harus dijalani dengan persiapan matang.

Ketika ditanya apakah mati itu baik atau tidak, Gus Baha memberikan jawaban yang menenangkan. Menurutnya, kematian justru membawa kebaikan tersendiri. "Baiknya di mana?" tanya Gus Baha, yang kemudian menjelaskan bahwa saat manusia sudah meninggal, ia tidak lagi bisa melakukan maksiat.

Gus Baha mengajak umat Islam untuk menyadari bahwa kematian membawa kebebasan dari godaan dunia. "Kamu sudah nggak bisa maksiat lagi," tegasnya, menandakan bahwa kematian mengakhiri perjuangan manusia melawan hawa nafsu dan godaan setan.

Bukan Cuma Hidup, Mati Juga Spesial

5 Cara Membangun Growth Mindset yang Positif untuk Kehidupan yang Lebih Baik (Foto dok : Freepik/freepik)
Ilustrasi belajar dan menikmati hidup sebagai bekal akhirat. (Foto dok : Freepik/freepik).

Bagi Gus Baha, hidup dan mati adalah dua hal yang sama-sama mengandung hikmah. Hidup menjadi ladang amal, sedangkan mati menjadi akhir dari segala kemungkinan dosa. "Jadi, keduanya baik," tandasnya, mengarahkan perspektif pada makna hidup yang harus diisi dengan kebaikan.

Pernyataan Gus Baha ini mengajak umat untuk lebih memahami tujuan penciptaan manusia. Dengan begitu, kehidupan di dunia bisa dijalani dengan kesadaran penuh bahwa setiap detik adalah kesempatan untuk berbuat baik.

Gus Baha menutup pembahasan dengan nasihat agar manusia selalu mengingat akhirat. Baginya, ingatan akan kematian semestinya memotivasi umat untuk memanfaatkan hidup sebaik mungkin, bukan justru menunda kebaikan.

"Jangan meremehkan hidup ini," tuturnya, menyadarkan bahwa manusia diberi kesempatan untuk berubah dan memperbaiki diri selama masih hidup. Kehidupan ini, meski penuh ujian, adalah anugerah yang sangat berharga.

Di akhir diskusinya, Gus Baha berpesan agar umat Islam senantiasa ingat bahwa hidup adalah perjalanan yang menentukan masa depan di akhirat. "Setiap perbuatan itu akan dicatat," ujarnya, menegaskan pentingnya tanggung jawab di dunia.

Dengan gaya yang khas, Gus Baha berhasil membangun pemahaman bahwa hidup dan mati adalah anugerah yang tak ternilai. Ia mengajak setiap orang untuk lebih bijak, mengingat bahwa keputusan abadi ditentukan dari perjalanan hidup ini.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Simak Video Pilihan Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya