Liputan6.com, Jakarta - Kisah inspiratif tentang Abah Guru Sekumpul sering kali menjadi pembicaraan hangat di kalangan umat Muslim. Salah satu yang paling mengesankan adalah pertemuannya dengan Nabi Khidir. Kisah ini menyiratkan kedalaman spiritual dan kedekatan yang luar biasa antara seorang ulama dengan hamba pilihan Allah.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @SPORTS_30626, cerita ini dimulai ketika Abah Guru Sekumpul sedang bercengkerama dengan para ulama, habaib, dan tokoh-tokoh lainnya.
Advertisement
Dalam suasana santai tersebut, tiba-tiba terdengar suara salam dari pintu rumah. "Assalamualaikum," sapa seorang tamu. Salam itu segera dijawab oleh Abah Guru dan para hadirin dengan penuh hormat.
Advertisement
Ketika pintu dibuka, tampak seorang pria tua berpakaian sederhana seperti seorang pengemis. Sosok tersebut meminta air untuk diminum. Dengan penuh penghormatan, Abah Guru menyuruh salah seorang santrinya untuk melayani tamu tersebut.
Setelah meminum air, tamu itu hanya meneguk sedikit saja dan segera berpamitan. Santri yang melayani sempat bertanya mengapa air tersebut tidak dihabiskan. Abah Guru pun menjawab dengan tenang, "Minumlah sisa air itu."
Santri itu kemudian meminum air hingga habis. Setelah itu, Abah Guru mengungkapkan sesuatu yang mengejutkan semua yang hadir. "Tahukah kalian siapa orang tua tadi? Ia adalah Nabi Khidir."
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Berebut Gelas Bekas Nabi Khidir AS
Mendengar pernyataan tersebut, para hadirin berebut untuk mengisi air di gelas tersebut. Mereka berharap mendapatkan keberkahan dari sosok Nabi Khidir AS yang telah hadir di tengah mereka. Kisah ini menegaskan kedekatan spiritual Abah Guru dengan tokoh-tokoh pilihan Allah.
Nabi Khidir dikenal sebagai hamba Allah yang diberi ilmu langsung dari-Nya. Kehadirannya di tengah manusia sering kali tak terduga, dan hanya sedikit orang yang dapat mengenalinya. Abah Guru adalah salah satu dari sedikit yang mampu melihat kehadiran Nabi Khidir.
Cerita ini juga mengajarkan pentingnya kerendahan hati dalam melayani tamu. Abah Guru tidak memandang siapa tamunya, melainkan selalu menunjukkan sikap penuh hormat. Hal ini menjadi pelajaran penting bagi umat Muslim untuk selalu menghormati tamu sebagai wujud pengabdian kepada Allah.
Kisah tentang Nabi Khidir yang hadir sebagai tamu sederhana mengingatkan bahwa keberkahan bisa datang dari mana saja. Abah Guru Sekumpul menjadi teladan bagaimana sikap tawadhu dapat membuka jalan untuk pengalaman spiritual yang luar biasa.
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa ini. Salah satunya adalah pentingnya memuliakan tamu, seperti yang diajarkan dalam Islam. Tamu adalah pembawa rahmat, dan melayani mereka dengan baik adalah bagian dari amal saleh.
Selain itu, kisah ini mengajarkan untuk selalu waspada terhadap nikmat Allah yang hadir dalam kehidupan sehari-hari. Sosok Nabi Khidir yang datang dengan penampilan sederhana mengingatkan bahwa Allah sering kali menguji hamba-Nya dengan cara yang tidak terduga.
Advertisement
Ternyata Begini Kedekatan Abah Guru Sekumpul dan Nabi Khidir AS
Peristiwa ini juga menjadi bukti bahwa Abah Guru memiliki hubungan spiritual yang mendalam dengan Allah. Kemampuan mengenali Nabi Khidir menunjukkan tingginya maqam spiritual yang dimilikinya.
Abah Guru Sekumpul dikenal sebagai sosok yang sangat tawadhu dan dekat dengan masyarakat. Kisah-kisah tentangnya terus menjadi inspirasi bagi umat Muslim di berbagai belahan dunia.
Kisah ini sekaligus menjadi pengingat bahwa orang-orang pilihan Allah sering kali hadir dengan cara yang tidak terduga. Kehadiran mereka membawa pesan untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan ibadah.
Dengan menyimak cerita ini, umat Muslim diajak untuk lebih memperhatikan tamu-tamu yang datang, karena bisa jadi mereka adalah jalan menuju keberkahan. Sikap rendah hati dan penghormatan kepada tamu adalah salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah.
Kedekatan Abah Guru Sekumpul dengan Nabi Khidir memberikan pelajaran penting bahwa keikhlasan dalam berbuat kebaikan selalu mendapat balasan yang luar biasa dari Allah.
Kisah ini akan terus dikenang sebagai salah satu bukti nyata dari keagungan ajaran Islam yang mengedepankan penghormatan, kerendahan hati, dan keikhlasan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul