Liputan6.com, Jakarta - Bagi sebagian orang, mendapatkan rezeki seringkali dipandang sebagai hasil dari kerja keras dan usaha yang maksimal. Namun, ada juga yang percaya bahwa cukup dengan berdoa dan meminta kepada Allah, rezeki akan datang dengan sendirinya.
Perdebatan ini menjadi topik hangat dalam ceramah Ustadz Adi Hidayat (UAH) yang dilansir dari kanal YouTube @WS.Official, di mana UAH mengutip sebuah kisah yang sangat menginspirasi tentang Imam Syafi'i dan Imam Malik.
Advertisement
Dikutip dari tayangan video tersebut, UAHÂ menyampaikan kisah menarik yang melibatkan dua tokoh besar dalam sejarah Islam, Imam Syafi'i dan Imam Malik. Dalam diskusi mereka, terungkap sebuah pandangan menarik mengenai rezeki, yang mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang konsep kerja dan doa dalam mencari rezeki.
Advertisement
Kisah yang dibagikan oleh UAH tersebut berasal dari perbincangan antara Imam Syafi'i dan Imam Malik. Ketika mereka berdiskusi tentang bagaimana mendapatkan rezeki, Imam Syafi'i menyatakan bahwa rezeki harus dicari dengan kerja keras terlebih dahulu. Menurut Imam Syafi'i, seseorang harus berusaha dan berikhtiar sebelum mengharap datangnya rezeki dari Allah.
Namun, Imam Malik, yang merupakan guru dari Imam Syafi'i, memiliki pandangan yang berbeda. Beliau menanggapi pendapat Imam Syafi'i dengan mengatakan bahwa ada rezeki yang tidak perlu dicari dengan kerja keras, melainkan dengan mendekatkan diri kepada Allah melalui amal dan ibadah. Rezeki tersebut akan datang tanpa perlu dicari, karena Allah akan memberikannya kepada hamba-Nya yang ikhlas beramal.
Pandangan Imam Malik ini menantang pandangan Imam Syafi'i yang lebih menekankan pada pentingnya usaha manusia. Dalam menghadapi perbedaan pandangan ini, Imam Syafi'i tidak langsung menanggapi dengan perasaan marah, melainkan terus merenung dan mencari pemahaman yang lebih dalam mengenai hal tersebut.
Baca Juga
Jangan Berani-Berani Zalim kepada Orang Seperti Ini, Urusan Langsung sama Allah Kata Buya Yahya
Syekh Ali Jaber dan UAS Ungkap Amalan Sederhana tapi Pahalanya Besar, Lebih Baik dari Dunia Seisinya seperti Haji dan Umrah
UAH Akhirnya Buka Suara soal Ditunjuk jadi Utusan Khusus Presiden Gantikan Miftah Maulana
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Imam Syafi'i Harus Bekerja, Imam Malik Berdoa dan Tinggal Terima
Suatu ketika, Imam Syafi'i sedang dalam perjalanan, dan secara kebetulan bertemu dengan seorang pemilik kebun anggur. Pemilik kebun tersebut meminta bantuan Imam Syafi'i untuk memanen anggur di kebunnya. Tanpa ragu, Imam Syafi'i menawarkan bantuan dan mulai memetik anggur. Setelah selesai memetik, pemilik kebun memberikan anggur-anggur yang besar dan segar kepada Imam Syafi'i sebagai tanda terima kasih.
Namun, yang membuat Imam Syafi'i merasa sangat senang bukanlah karena mendapatkan anggur tersebut, melainkan karena merasa bahwa pendapatnya tentang rezeki itu benar. "Kalau saya tidak bantu panen, saya tidak akan mendapat anggur ini," pikir Imam Syafi'i dengan penuh keyakinan. Perasaan senang ini membuatnya ingin segera menghadap Imam Malik untuk melaporkan peristiwa tersebut.
Saat bertemu dengan Imam Malik, Imam Syafi'i menceritakan kejadian tersebut dengan penuh semangat. "Tadi di jalan saya dipanggil oleh pemilik kebun, saya membantu memanen anggur, dan akhirnya saya diberikan anggur yang besar-besar," kata Imam Syafi'i dengan gembira. Namun, beliau tidak menyebutkan bahwa itu adalah hasil dari ikhtiarnya sendiri. Beliau hanya menyampaikan peristiwa tersebut dengan cara yang sopan dan bijak.
Mendengar cerita ini, Imam Malik hanya tersenyum dan berkata, "Masya Allah, Syafi'i, luar biasa. Tadi siang, saya berpikir, ya Allah, jika ada anggur yang besar-besar, enak sekali rasanya. Tiba-tiba kamu datang membawa anggur." Imam Malik kemudian menjelaskan bahwa dalam kehidupan, kadang-kadang rezeki datang bukan hanya karena usaha keras, tetapi juga karena adanya doa dan permintaan kepada Allah.
Imam Malik menambahkan bahwa peristiwa yang dialami oleh Imam Syafi'i adalah contoh yang tepat mengenai bagaimana rezeki bisa datang melalui kerja keras, namun juga bisa datang melalui berkah doa dan kedekatan dengan Allah. "Rezeki datang setelah kita berusaha, tetapi bisa juga datang tanpa kita duga," katanya.
Kisah ini menunjukkan bahwa dalam mencari rezeki, ada dua hal yang sangat penting: usaha dan doa. Allah memberi rezeki kepada hamba-Nya dengan berbagai cara, dan salah satunya adalah dengan memberikan rezeki yang datang tanpa disangka-sangka. Hal ini menunjukkan bahwa manusia perlu berusaha, tetapi hasilnya tetap berada di tangan Allah.
Advertisement
Keduanya Tak Bisa Dipisahkan
Dalam ceramahnya, UAH mengingatkan umat Islam bahwa keduanya, usaha dan doa, harus berjalan seiring. "Jangan hanya berdoa tanpa berusaha, tetapi juga jangan hanya berusaha tanpa berdoa," ujarnya. Keduanya memiliki peran yang penting dalam mendapatkan rezeki yang berkah.
Rezeki yang datang dengan cara yang tidak terduga, seperti yang dialami Imam Syafi'i, merupakan bukti bahwa Allah tidak terbatas dalam memberikan nikmat dan rezeki kepada umat-Nya. Kadang-kadang rezeki datang setelah seseorang bekerja keras, namun kadang juga datang dengan cara yang sangat berbeda dari yang diperkirakan.
UAH juga menekankan bahwa dalam mencari rezeki, seseorang harus selalu menjaga niat dan ikhlas. "Niatkan segala amal perbuatan kita untuk Allah, dan berusahalah dengan sebaik-baiknya. Allah akan memberikan rezeki yang terbaik bagi hamba-Nya," tambah UAH.
Ceramah ini juga mengingatkan kita untuk tidak meremehkan kekuatan doa. "Doa adalah senjata bagi umat Islam. Berdoalah kepada Allah dengan sungguh-sungguh, dan percayalah bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita," pesan UAH.
Pada akhirnya, UAH mengajak umat Islam untuk selalu bersyukur atas segala rezeki yang diberikan oleh Allah, baik itu yang datang melalui kerja keras maupun yang datang melalui berkah doa. "Bersyukurlah atas segala nikmat, dan terus berusaha serta berdoa agar rezeki yang kita terima membawa berkah," tutup UAH.
Ceramah ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana mencari rezeki dalam kehidupan sehari-hari. Rezeki tidak hanya tentang kerja keras, tetapi juga tentang bagaimana kita mendekatkan diri kepada Allah dan berdoa dengan penuh harapan.
Dengan mengikuti ajaran ini, umat Islam diingatkan untuk tidak hanya fokus pada usaha semata, tetapi juga harus selalu bergantung pada Allah dan berdoa untuk mendapatkan rezeki yang berkah dan bermanfaat.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul