Liputan6.com, Jakarta - Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengungkapkan pandangannya mengenai fenomena orang yang mengaku beragama Islam tetapi tidak menjalankan ibadah sholat. Dalam ceramahnya, UAH menyampaikan bahwa hal ini akan menjadi topik pembicaraan penghuni surga di kehidupan akhirat nanti.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @Ilham123s, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa saat seorang Muslim yang tidak menjalankan sholat kembali di kehidupan akhirat, maka ia akan menjadi bahan obrolan di kalangan penghuni surga.
Advertisement
"Katanya Muslim kok enggak sholat, itu nanti jadi obrolan penghuni surga," kata UAH dengan penuh penekanan.
Advertisement
Menurut UAH, dalam kehidupan akhirat, akan ada pertanyaan besar yang muncul terkait orang-orang yang mengklaim diri mereka Muslim tetapi tidak menjalankan ibadah sholat.
“Saat mereka kembali ke akhirat, ada yang akan bertanya, ‘Kok bisa dia ke neraka, katanya Muslim tapi kok enggak sholat?’" jelas UAH, menambahkan bahwa pertanyaan ini akan mengarah pada sebuah perbincangan penting di surga.
UAH juga mengutip ayat dari Al-Qur'an, Surah Al-Muddathir, yang menggambarkan perbincangan para penghuni surga mengenai orang yang tidak sholat. "Di ayat 42 sampai dengan 48, ada yang bertanya, 'Kok bisa ke neraka, kok bisa musallin (tidak sholat) dulu kami enggak sholat dan tidak peduli pada sholat?'" ungkap UAH.
Lebih lanjut, UAH menegaskan bahwa sholat adalah pembuktian iman seorang Muslim. Tanpa melaksanakan sholat, menurutnya, seseorang menunjukkan ketidakpedulian terhadap salah satu rukun Islam yang utama.
"Sholat itu pembuktian iman. Jadi ada orang yang kelak mengaku Muslim, tapi jika tidak sholat, maka itu akan dipertanyakan di akhirat," tambah UAH.
Pernyataan ini menimbulkan refleksi mendalam bagi setiap Muslim yang mungkin masih belum menjalankan kewajiban sholat. UAH menegaskan pentingnya sholat dalam kehidupan seorang Muslim sebagai tanda pengakuan terhadap agama dan sebagai bentuk penghambaan kepada Allah.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Sholat Tiang Agama
Ustadz Adi Hidayat juga menyatakan bahwa meskipun tidak disebutkan siapa orang yang dimaksud dalam ayat tersebut, namun inti dari pernyataan itu adalah bahwa fenomena tersebut akan terus terjadi di setiap masa dengan tokoh yang berbeda. "Tapi intinya sama, ada enggak yang sekarang ngaku Islam tapi enggak sholat? Terbukti kan?" ujarnya.
Dalam kesempatan itu, UAH mengingatkan umat Islam agar tidak meremehkan kewajiban sholat. "Awas sepanjang hidup dia masih punya hak menjadi Saleh, kita doakan agar dia bisa kembali ke jalan yang benar," ujar UAH. Doa menjadi sarana penting untuk membantu seseorang yang masih terjauhkan dari kewajiban sholat.
Menurut UAH, meskipun seseorang tidak sholat, tidak ada yang boleh putus asa dalam mendoakan kebaikan untuknya. "Setiap orang masih memiliki hak untuk berubah selama hidupnya," tegasnya. Pesan ini mengingatkan bahwa Allah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi hamba-Nya untuk bertobat.
Dalam ajaran Islam, sholat merupakan tiang agama, dan meninggalkannya dapat berisiko membawa seseorang jauh dari rahmat Allah. UAH mengingatkan agar umat Islam tidak menyepelekan kewajiban ini, sebab meskipun seseorang mengaku Muslim, tanpa sholat ia bisa saja terjerumus dalam kebinasaan di akhirat.
Sebagai seorang penceramah, UAH seringkali mengingatkan umat tentang pentingnya menjalankan rukun Islam dengan sebaik-baiknya. Sholat, sebagai salah satu dari lima rukun Islam, menjadi penghubung utama antara seorang hamba dan Tuhan-Nya. UAH mengajak umat untuk memperbaiki kualitas ibadah mereka agar tidak terjebak dalam kelalaian.
UAH menekankan bahwa mengabaikan sholat adalah kesalahan besar, karena hal tersebut dapat menodai pengakuan seseorang sebagai Muslim sejati. “Muslim sejati tidak hanya mengaku, tapi juga membuktikan dengan ibadahnya,” kata UAH menegaskan pentingnya tindakan nyata dalam menjalankan kewajiban agama.
Advertisement
Sholat Simbol Keseriusan Kita Beragama
Di dalam ceramahnya, UAH juga memberi peringatan bahwa sholat bukanlah sekadar ritual, tetapi merupakan cerminan dari ketundukan dan ketakwaan seseorang. “Sholat adalah simbol keseriusan kita dalam menjalani agama, dan hal ini tidak bisa diabaikan begitu saja,” ujar UAH.
Cerita mengenai orang yang mengaku Muslim tetapi tidak sholat menjadi perbincangan yang relevan dalam konteks kehidupan umat Islam saat ini. UAH menyoroti bahwa hal ini bukan hanya tentang ritual, tetapi tentang komitmen seseorang terhadap ajaran agama yang telah ditetapkan.
UAH juga menyebutkan bahwa, selain sholat, ada banyak aspek lain dalam Islam yang harus dijalankan dengan sungguh-sungguh. Namun, ia menganggap sholat sebagai langkah pertama yang harus ditegakkan sebelum yang lainnya. “Jika sholatnya sudah benar, maka akan banyak hal lain yang mengikuti dengan sendirinya,” ujar UAH.
Pernyataan UAH ini memberikan wawasan baru tentang pentingnya sholat dalam kehidupan seorang Muslim. Sebagai pembuktian iman, sholat tidak hanya berkaitan dengan hubungan seorang hamba dengan Tuhan, tetapi juga dengan penerimaan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam akhirnya, UAH menegaskan bahwa meskipun ada orang yang mengaku Muslim tetapi tidak sholat, tidak seharusnya kita cepat menilai dan menghakimi. Sebaliknya, kita harus terus mendoakan mereka agar dapat kembali pada jalan yang benar dan menjalankan kewajiban mereka dengan penuh kesungguhan.
Dengan mendoakan orang yang belum sholat, kita menunjukkan rasa kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama umat Islam. UAH mengingatkan, "Doakan mereka, semoga Allah memberikan hidayah dan taufik agar mereka kembali menjalankan ibadah sholat dengan khusyuk."
Kisah ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya saling mengingatkan dalam kebaikan dan agama. UAH berharap agar umat Islam dapat saling mendukung dan mendoakan satu sama lain agar tidak ada yang terjatuh dalam kesalahan yang besar.
Dengan penuh harapan, UAH menutup ceramahnya, mengingatkan agar kita semua dapat lebih mendalami dan mengamalkan ajaran Islam dengan sepenuh hati, dimulai dari sholat yang menjadi tiang agama.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul