Liputan6.com, Jakarta - Fenomena tentang kemampuan melihat jin sering menjadi perbincangan di masyarakat. Sebagian orang mengklaim memiliki kemampuan untuk melihat makhluk tak kasat mata ini. Namun, menurut Ustadz Adi Hidayat (UAH), klaim semacam itu harus dilihat dengan penuh kehati-hatian.
Dalam ceramahnya yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @BSLO, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa jin secara fitrah adalah makhluk yang tersembunyi. Kata "jin" sendiri berasal dari akar kata yang berarti "tersembunyi" atau "tidak nampak."
Advertisement
“Jin itu disebut jin karena fitrahnya tidak terlihat. Lawannya adalah insan, manusia yang terlihat. Maka mustahil manusia bisa melihat jin dengan mata biasa,” jelas Ustadz Adi Hidayat.
Advertisement
Menurutnya, jika ada seseorang yang mengaku bisa melihat jin, hal itu menandakan adanya intervensi tertentu. "Kalau ada yang mengatakan bisa melihat jin, itu berarti orang tersebut sedang berada dalam pengaruh jin. Ingat, hanya jin yang bisa melihat jin," tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa jin yang menampakkan dirinya kepada manusia biasanya berada dalam keadaan tidak normal. Penampakan tersebut bisa terjadi karena jin sedang melanggar fitrahnya atau mengalami gangguan tertentu.
“Kalau ada jin melakukan penampakan, itu tandanya jin tersebut sedang bermasalah. Keluar dari fitrahnya sebagai makhluk tersembunyi,” tegas UAH.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Hindari Interaksi dengan Jin
Penjelasan ini mengacu pada prinsip dasar dalam ajaran Islam bahwa makhluk jin dan manusia diciptakan dengan karakteristik yang berbeda. Manusia diberikan kemampuan untuk melihat alam nyata, sedangkan jin bergerak di alam gaib.
Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan agar masyarakat tidak mudah percaya pada klaim-klaim tentang kemampuan melihat jin. Menurutnya, hal semacam itu sering kali digunakan untuk menakut-nakuti atau bahkan menipu orang lain.
“Ketika ada orang yang mengaku bisa melihat jin, jangan langsung percaya. Bisa jadi itu hanya ilusi atau tipu daya jin sendiri,” ujarnya.
Dalam Islam, jin termasuk makhluk ciptaan Allah yang memiliki tugas dan tanggung jawab seperti manusia. Namun, keberadaannya tidak untuk ditakuti atau disembah. Al-Qur'an menjelaskan bahwa manusia dan jin diciptakan untuk beribadah kepada Allah.
Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa interaksi dengan jin sebaiknya dihindari. Ia mengingatkan bahwa jin bisa menjadi fitnah atau ujian bagi manusia, terutama jika manusia terlalu fokus pada keberadaan mereka.
“Kita sebagai manusia sudah diberikan tugas yang jelas, yaitu beribadah kepada Allah. Jangan teralihkan oleh urusan jin yang sebenarnya bukan tugas kita untuk mengurusnya,” kata Ustadz Adi Hidayat.
Fenomena penampakan jin sering kali menjadi topik populer di masyarakat, terutama melalui kisah-kisah mistis atau cerita horor. Namun, Ustadz Adi Hidayat mengajak umat Islam untuk lebih mengutamakan akidah dan tidak mudah terpengaruh oleh cerita-cerita semacam itu.
Advertisement
Fukus Pada Urusan yang Penting, Tak Usah Urus Jin
“Fokus kita adalah pada hal-hal yang bermanfaat. Jangan buang waktu untuk hal yang tidak jelas seperti ini,” tambahnya.
Ia juga menyoroti pentingnya berlindung kepada Allah dari gangguan jin, terutama melalui doa dan amalan harian yang diajarkan dalam Islam. Membaca ayat-ayat tertentu seperti Al-Fatihah, Ayat Kursi, dan Al-Mu’awwidzatain (Surah Al-Falaq dan An-Nas) dapat menjadi perlindungan efektif dari gangguan jin.
“Kalau merasa terganggu, perbanyak zikir dan baca Al-Qur'an. Itu adalah perisai terbaik dari gangguan makhluk gaib,” jelasnya.
Selain itu, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan agar umat Islam tidak menggunakan jasa paranormal atau dukun untuk mengatasi gangguan jin. Tindakan semacam itu tidak sesuai dengan tuntunan Islam dan bisa mendatangkan dosa.
“Bersandar kepada dukun atau paranormal hanya akan membuat kita semakin jauh dari Allah. Jadikan Allah satu-satunya tempat bergantung,” tegasnya.
Sebagai penutup, Ustadz Adi Hidayat mengajak umat Islam untuk memperkuat iman dan akidah agar tidak mudah terpengaruh oleh fenomena mistis. Menurutnya, kunci utama untuk menghadapi gangguan gaib adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah.
“Jin itu ada, tapi tidak perlu kita takuti. Fokuslah pada ibadah dan jadikan Allah sebagai pelindung kita,” pungkasnya.
Dengan penjelasan ini, Ustadz Adi Hidayat berharap masyarakat dapat memahami posisi jin dalam Islam dan tidak terjebak dalam keyakinan atau praktik yang bertentangan dengan akidah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul