Liputan6.com, Jakarta - Sesungguhnya, usaha mencari rezeki bukan hanya sebatas bekerja, tetapi juga bagian dari ibadah. Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk bekerja demi memperoleh rezeki yang halal dan baik.
Rezeki merupakan salah satu bentuk nikmat. Sesungguhnya Dia tidak pernah membeda-bedakan bentuk rezeki-Nya kepada umat manusia.
Advertisement
Rezeki adalah sesuatu yang telah dijamin oleh Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-A’raf ayat 10,
Advertisement
Baca Juga
وَلَقَدْ مَكَّنّٰكُمْ فِى الْاَرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيْهَا مَعَايِشَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ ࣖ
Artinya: "Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur".
Rezeki diturunkan dengan berbagai cara, sebab atau wasilah. Berikut adalah 4 cara Allah memberikan rezeki kepada manusia, dikutip dari NU Online.
Saksikan Video Pilihan ini:
1. Bekerja
Bekerja dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk mendapatkan penghasilan demi memenuhi tujuan tertentu. Tujuan tersebut dapat berupa pemenuhan kebutuhan makan, tempat tinggal, atau kebutuhan hidup lainnya.
Dengan perantara bekerja, maka manusia akan memperoleh rezeki dari Allah SWT. Sebagaimana yang disebutkan didalam Al-Quran Surah At-Taubah ayat 105 yang artinya,
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Serta di dalam surah Al-Mulk, ayat 15, "Dialah yang menjadikan untuk kamu Bumi yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan."
Advertisement
2. Takwa
Rezeki juga bisa diperoleh dengan cara bertakwa kepada Allah SWT. Yakni selalu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Banyak orang-orang terdahulu yang diberikan kekeyaan oleh Allah sebab takwanya. Meski kadan bekerjanya biasa saja, tidak ngoyo atau memaksa. Sebagaimana dalam firman-Nya,
"Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (QS. Ath-Thalaq: 2- 3).
3. Silaturahmi
Silaturahmi merupakan menjaga hubungan sesama saudara, baik saudara sesama Islam, sesama suku, dan lain sebagainya. Meskipun ada kerabat yang berbuat buruk, Rasulullah tetap memerintahkan untuk menjaga hubungan silaturahmi. Hal tersebut dibuktikan dengan sabda Rasulullah, Allah 'azza wa jalla berfirman:
"Aku adalah Ar-Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga hak nya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus darinya." (HR. Ahmad).
Silaturahmi tidak hanya merekatkan persaudaraan, akan tetapi ada timbal balik di dalamnya, seperti dilapangkan rezeki dan dipanjangkan umur. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya: “Dari Ibnu Syihab dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa ingin dilapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari) [Shahih No.5986 Versi Fathul Bari].
Advertisement
4. Rahasia Allah
Allah SWT selalu memiliki berbagai rahasia yang tidak terpikirkan oleh manusia, termasuk rahasia masalah rezeki. Di dunia nyata, kita sering menyaksikan manusia dengan kadar rezeki dan perantara yang berbeda-beda ada yang pasti di depan mata, ada yang masih tersembunyi.
Akan tetapi, Allah SWT juga terkadang menampakkan kekuasaan-Nya atas rezeki yang tidak disangkan-sangka. Seperti Allah menurunkan rezeki bagi Siti Maryam, menurunkan makanan bagi umat Nabi Ilyas, mengeluarkan air dari jari-jari Nabi Muhammad SAW. Hal demikian bukanlah sesuatu yang mustahil, karena Allah SWT sendiri berfirman di dalam Al-Qur’an surah At-Talaq ayat 3:
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu”. Juga dijelaskan di dalam hadis Nabi SAW, "Barang siapa yang memperbanyak istighfar, Allah jadikan baginya kemudahan dari setiap kesulitan dan menjadikan jalan keluar dari setiap kesempitan. Dan, Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka nya." (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).