QS. Al Maidah, Kisah Turunnya Hidangan dari Langit dan Pengikut Nabi Isa yang Tak Bersyukur

Salah satu kandungan surah al-maidah yaitu menceritakan tentang permintaan pengikut Nabi Isa agar Allah langsung menurunkan hidangan makanan dari langit. Namun, mereka selalu protes dan tidak pernah bersyukur hingga Allah turunkan adzab.

oleh Putry Damayanty diperbarui 16 Okt 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2024, 20:30 WIB
Foto ilustrasi makanan atau hidangan Ramadhan 2023. (Foto: Dok. Tim Artotel)
Foto ilustrasi makanan atau hidangan Ramadhan 2023. (Foto: Dok. Tim Artotel)

Liputan6.com, Jakarta - Surah Al Maidah merupakan surah kelima dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 120 ayat. Surah ini tergolong ke dalam surah madaniyah.

Surah Al-Maidah memiliki dua nama lain, yaitu Al 'Aqud (Perjanjian) dan Al Munqidzah (Penyelamat). Di antara kandungan yang terdapat dalam surah ini yaitu menceritakan tentang kaum Bani Israil sebagai para pengikut Nabi Isa AS.

Mereka meminta Nabi Isa AS agar Allah menurunkan hidangan dari langit untuk mereka. Al-Maidah sendiri bermakna hidangan makanan.

Namun, di antara banyaknya ayat dalam surah ini tidak hanya semata mengisahkan tentang hidangan makanan. Banyak hal lain yang juga dibahas di dalam surah Al-Maidah.

Lantas apa maksud dari surah Al-Maidah ini? Berikut ulasan selengkapnya dan kisah tentang hidangan makanan yang turun dari langit, dikutip dari laman dream.co.id.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Arti Al-Maidah

Ilustrasi Islami, muslim membaca Al-Qur'an
Ilustrasi Islami, muslim membaca Al-Qur'an. (Photo Copyright by Freepik)

Al-Maidah artinya adalah hidangan makanan. Misalnya dalam ayat ke-111 sampai 115 dari surah al Maidah mengisahkan tentang umat Nabi Isa alaihi salam yang meminta agar Tuhan Allah menurunkan hidangan makanan secara langsung dari langit.

Sebenarnya ayat-ayat tersebut secara umum membahas tentang umat Nabi Isa alaihi salam yang diberi nikmat berupa hidangan makanan dari langit dari Allah SWT untuk memenuhi kebutuhan mereka.

اِذْ قَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ يٰعِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ هَلْ يَسْتَطِيْعُ رَبُّكَ اَنْ يُّنَزِّلَ عَلَيْنَا مَاۤىِٕدَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ ۗقَالَ اتَّقُوا اللّٰهَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Artinya: (Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa yang setia berkata, “Wahai Isa putra Maryam! Bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?” Isa menjawab, “Bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang beriman.”

Kisah Hidangan Makanan dari Langit

Menatap Fenomena Wolf Moon Langit London
Bulan purnama pertama tahun yang dikenal sebagai Wolf Moon terlihat di belakang London Eye ferris Wheel, di London, Senin (17/1/2022). Wolf Moon atau disebut juga Bulan purnama Serigala adalah sebutan untuk bulan purnama pertama di Januari. (AP Photo/Matt Dunham)

Terdapat kisah tentang hidangan dari langit dalam surah Al-Maidah. Suatu ketika, Nabi Isa memerintahkan para pengikut setianya (kaum hawariyyun) dan para umatnya untuk berpuasa 30 hari. Usai berpuasa, mereka pun meminta kepada Nabi Isa untuk berdoa kepada Allah Swt agar Dia menurunkan hidangan makanan langsung dari langit.

Menurut para pengikut Nabi Isa, permintaan itu menjadi bukti Allah SWT telah menerima puasa mereka sehingga hati menjadi tenang. Nabi Isa pun memenuhi permintaan tersebut sebagai perayaan bagi mereka.

Semua pengikut Nabi Isa pun berkumpul di satu tempat, sementara Nabi Isa mendirikan sholat dan berdoa dengan penuh harap serta mata bercucuran agar permintaan kaumnya dikabulkan.

Namun demikian, sebelum berdoa kepada Allah, Nabi Isa telah memerintahkan kepada kaumnya untuk bersyukur dan selalu bertakwa kepada Allah SWT.

Doa Nabi Isa pun dikabulkan oleh Allah SWT. Hidangan makanan turun dari langit lewat sela-sela di antara dua awan. Fenomena luar biasa itu disaksikan sendiri oleh umat Nabi Isa. Beliau pun kemudian berdoa kepada Allah agar hidangan makanan yang turun itu sebagai nikmat, bukan azab dari-Nya.  

Menolak dan Menyesal

Ilustrasi kelaparan
Ilustrasi (AFP)

Hidangan makanan (Al-Maidah) yang turun dari langit itu terdiri dari ikan laut, roti dan buah-buahan. Saat hidangan tiba di hadapan kaumnya, Nabi Isa berdiri dan berseru: “Dengan menyebut nama Allah, sebaik-baik pemberi rezeki.”

Kemudian beliau meminta kepada kaumnya untuk menikmati hidangan tersebut. Tak disangka-sangka, rupanya mereka menolak untuk mencicipi hidangan tersebut. Mereka khawatir hidangan tersebut merupakan azab dari Allah. Sehingga mereka meminta Nabi Isa untuk makan terlebih dahulu.

“Kami tidak akan makan sebelum kamu makan.” Nabi Isa menjawab: “Kalianlah yang meminta hidangan ini.”

Lantas Nabi Isa mengundang orang-orang kafir, orang-orang miskin, orang-orang yang penyakitan hingga 1.300an orang untuk menikmati hidangan dari langit tersebut.

Keajaiban pun terjadi, orang-orang yang awalnya punya penyakit menahun sembuh total setelah mengonsumsi hidangan dari langit itu. Fenomena ini tentu saja membuat orang yang tidak mau memakannya menjadi menyesal.

Protes dari Orang-orang Tak Bersyukur

Ilustrasi Protes (Arfandi/Liputan6.com)
Ilustrasi Protes (Arfandi/Liputan6.com)

Berdasarkan buku kisah para nabi dan rasul, hidangan makanan dari Allah itu turun setiap hari dari langit. Melihat manfaat yang luar biasa dari hidangan tersebut, para pengikut Nabi Isa yang awalnya tidak mau memakannya itu pun menjadi berani mengonsumsinya.

Namun khasiat yang didapat tidak luar biasa seperti saat hidangan pertama kali diturunkan. Mereka hanya bisa merasakan kenyang tanpa mendapat manfaatnya seperti yang terjadi pertama kali.

Beberapa waktu kemudian, hidangan dari langit itu tidak turun setiap hari melainkan turun berselang satu hari. Tak hanya itu, Allah SWT pun memerintahkan Nabi Isa untuk memberikan hidangan tersebut hanya kepada orang fakir dan orang yang membutuhkan.

Perintah Allah ini mendapat protes dari orang kaya dan orang munafik. Menurut mereka tindakan tersebut tidaklah adil. Mereka mengaku juga kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Karena protes dari mereka yang tak kunjung berhenti, pada akhirnya Allah SWT tidak lagi menurunkan hidangan makanan dari langit. Bahkan Allah mengubah orang-orang yang protes tersebut menjadi seekor babi. Na'udzubillahi mindzaalik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya