Lafal Doa Syaikh Abdul Qadir al-Jilani di Bulan Rajab

Syaikh Abdul Qadir menyampaikan doa ini dengan penuh kerendahan hati, memohon agar dirinya termasuk dalam golongan hamba yang mendapatkan keberkahan dari tiupan rahmat Allah pada malam-malam bulan Rajab.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jan 2025, 13:30 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2025, 13:30 WIB
Syekh Abdul Qodir Al-Jailani
Syekh Abdul Qodir Al-Jailani. (Foto: NU Online)

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Rajab memiliki kedudukan istimewa dalam Islam sebagai salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah. Dalam Al-Qur'an, bulan-bulan ini, termasuk Rajab disebutkan sebagai waktu yang diharamkan untuk peperangan, sehingga umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan amal ibadah dan menjauhi kemaksiatan.

Momentum ini sering dimanfaatkan untuk memperbanyak istighfar, melaksanakan sholat sunnah, dan menjalankan puasa sebagai bentuk pengabdian kepada Allah.

Syekh Abdul Qadir Al-Jilani, seorang ulama besar yang dikenal sebagai Sulthanul Auliya, memberikan perhatian khusus terhadap keutamaan bulan Rajab. Dalam berbagai pengajarannya, beliau mengingatkan pentingnya memperbanyak amal kebaikan di bulan ini sebagai bentuk penghormatan kepada Allah.

Ajarannya yang penuh hikmah menginspirasi umat Islam untuk memanfaatkan bulan Rajab sebagai waktu untuk memperbaiki hubungan dengan Allah melalui ibadah yang sungguh-sungguh.

Mengutip nu.or.id, Syekh Abdul Qadir Al-Jilani bahkan menyusun doa khusus yang dianjurkan untuk dibaca pada malam pertama bulan Rajab. Doa ini sarat dengan makna penghambaan, harapan, dan permohonan kepada Allah agar diberikan rahmat dan anugerah-Nya. Rajab menjadi momen mendekatkan diri kepada Allah dengan amal kebaikan dan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat, sekaligus sebagai persiapan spiritual menuju bulan Ramadhan yang penuh berkah.

Syaikh Abdul Qadir al-Jilani menyampaikan doa ini dengan penuh kerendahan hati, memohon agar dirinya termasuk dalam golongan hamba yang mendapatkan keberkahan dari tiupan rahmat Allah pada malam-malam bulan Rajab. Doa ini juga mengandung pengakuan bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan mutlak untuk memberikan anugerah kepada siapa pun yang Dia kehendaki.

Simak Video Pilihan Ini:

Inilah Doanya

Ilustrasi doa, harapan, Islami
Ilustrasi doa, harapan, Islami. (Image by jcomp on Freepik)

Berikut adalah doa tersebut:Berikut doanya;

إِلَهِيْ تَعَرَّضَ لَكَ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ الْمُتَعَرِّضُوْنَ وَقَصَدَكَ فِيْهِ الْقَاصِدُوْنَ وَأَمَّلَ فَضْلَكَ وَمَعْرُوْفَكَ الطَّالِبُوْنَ، وَلَكَ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ نَفَحَاتٌ وَجَوَائِزٌ وَعَطَايَا وَمَوَاهِبٌ، تَمُنُّ بِهَا عَلَى مَنْ تَشَاءُ مِنْ عِبَادِكَ، وَتَمْنَعُهَا مِمَّنْ لَمْ تَسْبِقْ لَهُ الْعِنَايَةُ مِنْكَ. وَهَا أَنَا عَبْدُكَ الْفَقِيْرُ إِلَيْكَ، اَلْمُؤَمِّلُ فَضْلَكَ وَمَعْرُوْفَكَ، فَإِنْ كُنْتَ يَامَوْلَايَ تَفَضَّلْتَ فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ عَلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ وَجُدْتَ عَلَيْهِ بِعَائِدَةٍ مِنْ عَطْفِكَ، فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ، وَجُدْ عَلَيَّ بِطَوْلِكَ وَمَعْرُوْفِكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Ilahi ta’arradha laka fi hazihil lailatil muta’arridhun wa qoshodaka fihil qoshiduna wa ammala fadhlaka wa ma’rufakat tholibun wa laka fi hazihil lailati nafahatun wa jawa-izun wa ‘athoya wa mawahibun, tamunnu biha ‘ala man tasya-u min ‘ibadika wa tamna’uha mimman lam tasbiq lahul ‘inayatu minka, wa ha ana ‘abdukal faqiru ilaikal muammilu fadhlaka wa ma’rufaka fain kunta ya maulaya tafadhdhalta fi hazihil lailati ‘ala ahadin min kholqika wa jutta ‘alaihi bi ‘a-datin min ‘athfika, fa sholii ‘ala muhammadin wa alihi wa jud ‘alayya bi thoulika wa ma’rufika ya robbal ‘alamin.

“Wahai Tuhanku, pada malam ini orang-orang yang berpaling (dari rahmat-Mu) telah berpaling, orang-orang yang mempunyai tujuan telah datang (pada-Mu), dan para pencari telah mengharap anugerah dan kebaikan-Mu. Pada malam ini, Engkau mempunyai tiupan rahmat, piagam-piagam penghargaan, aneka macam pemberian dan anugerah. Engkau berikan semua itu terhadap hamba-hamba-Mu yang Engkau kehendaki. Dan Engkau tidak memberikannya terhadap orang yang tidak memperoleh pertolongan dari-Mu.

Doa ini menekankan bahwa para hamba yang berharap kepada Allah datang dengan penuh keikhlasan, meninggalkan ketergantungan pada dunia, dan menggantungkan harapan mereka sepenuhnya kepada kemurahan-Nya. Harapan dari doa ini adalah agar umat Islam dapat mengisi bulan Rajab dengan amal-amal terbaik yang diridhai-Nya.

Bulan Rajab juga menjadi pengingat bagi umat Islam untuk memulai langkah menuju perubahan diri yang lebih baik. Ajaran Syekh Abdul Qadir yang penuh dengan motivasi spiritual ini diharapkan mampu menginspirasi umat untuk memperbaiki kualitas iman dan amal ibadah mereka.

Melalui doa ini, Syekh Abdul Qadir mengajak umat Islam untuk memulai bulan Rajab dengan penuh kesadaran akan kemurahan Allah yang tidak terbatas. Harapan ini tentu menjadi pendorong untuk terus memperbaiki diri, menjauhi dosa, dan memohon rahmat Allah agar tetap istiqamah hingga datangnya bulan suci Ramadhan.

Pesan spiritual dari doa Syekh Abdul Qadir juga relevan bagi umat Islam di era modern. Dalam suasana penuh tantangan, bulan Rajab menjadi kesempatan untuk merenungi makna hidup dan memperbaiki kualitas hubungan dengan Allah. Umat Islam diajak untuk menjadikan doa ini sebagai panduan dalam menjalani hari-hari di bulan Rajab.

 

Doa Syekh Abdul Qadir Menjadi Simbol Pengabdian dan Harapan

Panduan Tata Cara Puasa Ganti (Qadha)
Ilustrasi Membaca Doa Credit: freepik.com

Doa Syekh Abdul Qadir menjadi simbol pengabdian dan harapan umat Islam kepada Allah. Dengan membacanya, umat Muslim diingatkan untuk senantiasa menggantungkan seluruh urusan kepada Allah dan memohon anugerah-Nya di setiap langkah kehidupan. Hal ini sekaligus menjadi pembuka jalan menuju bulan Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan.

Momentum bulan Rajab juga memberikan pelajaran bahwa setiap Muslim memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri dan meningkatkan hubungan spiritual mereka dengan Allah. Syekh Abdul Qadir, melalui ajarannya, telah memberikan panduan yang tak lekang oleh waktu untuk terus berusaha menjadi hamba yang diridhai-Nya.

Bulan Rajab, dengan segala keutamaannya, adalah waktu yang tepat untuk kembali kepada Allah. Pesan yang terkandung dalam doa ini mengingatkan umat Islam bahwa perjalanan spiritual mereka adalah proses yang terus berjalan, dan bulan Rajab adalah salah satu pemberhentian penting dalam perjalanan tersebut.

Dengan semangat doa dan pengabdian, umat Islam dapat menjadikan bulan Rajab sebagai waktu untuk introspeksi diri dan memperbaiki niat. Harapan terbesar adalah agar setiap Muslim mampu menjalani bulan Rajab dengan amal yang membawa keberkahan, sehingga mereka siap menyambut bulan Ramadhan dengan hati yang bersih.

Pesan-pesan ini, yang diwariskan oleh Syekh Abdul Qadir, menjadi pengingat bahwa bulan Rajab adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh rahmat-Nya yang melimpah. Doa tersebut mengajarkan pentingnya kerendahan hati, pengharapan yang tulus, dan semangat untuk terus memperbaiki diri.

Sebagai ulama besar yang ajarannya terus hidup hingga kini, Syekh Abdul Qadir memberikan teladan tentang bagaimana umat Islam seharusnya memandang bulan Rajab. Dalam setiap bait doa yang beliau susun, tergambar jelas keikhlasan seorang hamba yang menyerahkan seluruh kehidupannya kepada Allah.

Melalui doa ini, umat Islam diharapkan dapat merenungkan makna hidup mereka dan mengambil langkah nyata untuk menjadi lebih baik. Ajaran ini tidak hanya menginspirasi pada bulan Rajab, tetapi juga menjadi bekal untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan penuh ketundukan kepada Allah.

Keistimewaan doa bulan Rajab dari Syekh Abdul Qadir adalah kemampuannya untuk menghubungkan umat Islam dengan Sang Pencipta melalui doa dan pengharapan yang tulus. Harapan besar dari doa ini adalah agar umat Islam mampu meraih keberkahan, ampunan, dan kasih sayang Allah di setiap kesempatan yang diberikan-Nya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya