Liputan6.com, Jakarta - Hidup di dunia sering kali membuat manusia lupa akan tujuan akhirnya, yaitu kembali kepada Allah di akhirat. Kesibukan dalam urusan duniawi menjadi salah satu penyebab utama kelalaian ini. Allah telah mengingatkan dalam firman-Nya:
اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ
Al-hâkumut-takâtsur Artinya: "Berbangga-bangga dalam memperbanyak (dunia) telah melalaikanmu."
KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang dikenal sebagai Gus Baha, dalam salah satu ceramahnya menjelaskan pentingnya memahami akhirat sejak dini. Penjelasan ini dikutip melalui tayangan video di kanal YouTube @takmiralmukmin, yang menyoroti bahaya kelalaian manusia terhadap kehidupan akhirat.
Advertisement
Gus Baha menegaskan, manusia sering disibukkan dengan usaha memperbanyak harta, jabatan, dan kesenangan dunia. Hal ini menjadi pengingat serius sebagaimana firman Allah dalam ayat selanjutnya:
حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ
Hattâ zurtumul-maqâbir Artinya: "Sampai kamu masuk ke dalam kubur."
Ia menjelaskan bahwa manusia sering kali lupa bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara. Segala kenikmatan dunia pada akhirnya akan berakhir di kubur. Namun, banyak yang baru menyadari hal ini ketika sudah terlambat.
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ
Kallâ saufa ta‘lamûn
Artinya: "Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)."
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Kenangan Terbaik Manusia saat Hidup
Menurut Gus Baha, memahami apa yang benar-benar penting dalam hidup harus dilakukan sebelum ajal menjemput. Saat manusia mengerti lebih awal, mereka memiliki kesempatan untuk mempersiapkan bekal terbaik di akhirat.
Dalam ceramahnya, Gus Baha menegaskan bahwa kenangan terbaik bukanlah tumpukan kekayaan, tetapi saat-saat manusia bersujud kepada Allah, bermunajat, membantu anak yatim, dan berbuat baik kepada sesama.
Namun, jika manusia terlambat menyadari hal ini, penyesalan besar akan datang. Firman Allah berikut menjadi peringatan nyata:
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَۙ
Latarawunnal-jahim Artinya: "Pasti kamu benar-benar akan melihat (neraka) Jahim."
Gus Baha menjelaskan bahwa memahami akhirat sejak dini adalah kunci untuk menghindari penyesalan. Dengan pemahaman ini, manusia dapat menjalani hidup lebih bermakna dan tidak terjebak pada keindahan dunia yang bersifat fana.
Ia juga menekankan, manusia yang sejak awal menyadari pentingnya akhirat akan memprioritaskan amal saleh dalam hidup mereka. Amal ini meliputi beribadah, membantu sesama, dan menjauhi sifat sombong serta rakus.
Allah sering kali memberikan peringatan agar manusia segera memahami hakikat hidup. Kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki diri harus dimanfaatkan sebelum terlambat.
Menurut Gus Baha, orang yang memahami pentingnya akhirat akan hidup lebih terarah. Mereka tidak mudah tergoda oleh gemerlap dunia yang hanya bersifat sementara.
Ia mengajak umat Islam untuk merenungkan tujuan hidup mereka. Kehidupan di dunia bukanlah akhir dari segalanya, tetapi hanya sebuah persinggahan yang harus diisi dengan kebaikan.
Advertisement
Memaknai Kehidupan Akhirat
Dengan memahami akhirat, seseorang akan memanfaatkan waktu di dunia dengan lebih baik. Setiap sujud dan amal baik yang dilakukan akan menjadi bekal yang sangat berharga kelak.
Gus Baha juga mengingatkan bahwa kematian adalah kepastian. Maka, manusia harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan amal yang diridhai oleh Allah.
Ia menekankan, manusia harus menggunakan akal dan hati untuk memahami kebenaran. Jangan sampai terlena dengan kesenangan dunia yang menipu.
Menurut Gus Baha, memahami akhirat tidak berarti meninggalkan dunia sepenuhnya. Sebaliknya, dunia harus dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengumpulkan bekal menuju kebahagiaan abadi.
Ia juga menjelaskan, saat seseorang memahami akhirat, mereka akan lebih mudah bersyukur. Mereka tahu bahwa setiap nikmat dunia adalah titipan Allah yang harus digunakan untuk kebaikan.
“Kalau ngertinya sekarang, InsyaAllah tidak terlambat,” kata Gus Baha. Ia menambahkan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri selama masih hidup.
Pada akhirnya, Gus Baha berpesan agar umat Islam tidak menunda-nunda kebaikan. Setiap kebaikan yang dilakukan di dunia akan menjadi penolong di akhirat kelak.
Ia mengakhiri ceramahnya dengan doa agar Allah senantiasa memberikan hidayah kepada umat-Nya. Dengan hidayah tersebut, manusia akan mampu menjalani hidup sesuai tuntunan agama.
“Semoga kita semua dimudahkan untuk memahami pentingnya akhirat dan diberi kekuatan untuk berbuat baik,” tutup Gus Baha.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul