Liputan6.com, Jakarta - Kisah burung beo yang mampu memberikan salam kepada orang lain mungkin terdengar sederhana, tetapi bagi Ustadz Adi Hidayat (UAH), kisah tersebut menyimpan pelajaran mendalam. UAH menyampaikan kisah ini dalam sebuah ceramahnya.
Dikutip dari kanal YouTube @FansRiskiPane, lewat kisah tentang burung beo yang diberi nama Suneo, UAH memberikan sindiran halus namun tegas kepada manusia, khususnya umat Muslim.
Advertisement
Dalam ceramahnya, UAH mengungkapkan bahwa burung beo kesayangannya itu telah mati. "Saya punya burung beo, sekarang sudah mati. Tapi saya yakin matinya khusnul khotimah he he he. Dia meninggal hari Jumat setelah mengetahui Allahu Akbar dan telah hafal ayat pertama Surah Al-Ikhlas," ujar UAH dengan nada penuh emosi.
Advertisement
UAH menceritakan bagaimana burung tersebut selalu menyapa orang dengan salam. Burung itu juga sering kali melantunkan kalimat Allahu Akbar, sebuah kebiasaan yang membuat UAH merasa kehilangan ketika burung itu telah tiada.
Namun, kisah ini bukan sekadar ungkapan rasa kehilangan. Lewat cerita tentang burung beo tersebut, UAH mengajak umat Muslim untuk merenung. Ia mengingatkan bahwa bahkan seekor burung bisa mengenal Allah dan memberikan salam, sesuatu yang terkadang sulit dilakukan oleh manusia.
"Suneo itu tidak dihisab, tapi dia bisa kenal Allah. Dia bisa menyapa orang dengan salam. Ada orang yang bahkan sudah mengaku beriman, tetapi belum mampu menyapa orang lain," ungkap UAH.
Sindiran ini menyentuh pada realitas kehidupan umat Muslim saat ini. Banyak orang yang mengaku beriman, tetapi sikap dan perilaku mereka tidak mencerminkan ajaran Islam yang mengedepankan keramahan dan penghormatan terhadap sesama.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Banyak yang Kalah Sama Burung Beo
UAH menjelaskan bahwa salam adalah doa dan bentuk penghormatan yang sederhana tetapi memiliki makna mendalam. Memberikan salam kepada orang lain merupakan salah satu cara untuk menjalin silaturahmi dan mempererat hubungan antar sesama Muslim.
Namun, banyak umat Muslim yang lupa akan pentingnya salam. UAH menyesalkan bahwa ada orang yang mengaku Muslim tetapi enggan memberikan salam kepada orang lain. "Jangan sampai kita kalah dengan burung beo yang bisa menyapa dengan salam, sementara kita sendiri sering melupakan sunnah ini," tegasnya.
Dalam ceramahnya, UAH juga mengingatkan bahwa mengenal Allah bukan hanya tentang mengucapkan kalimat-kalimat suci, tetapi juga tentang menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salam, menurut UAH, adalah salah satu bentuk aplikasi nyata dari keimanan seseorang.
Selain itu, UAH mengajak umat Muslim untuk selalu introspeksi diri. Ia menyebut bahwa banyak orang yang merasa aman dari hisab, tetapi sebenarnya mereka lalai dalam menjalankan kewajiban sebagai seorang Muslim.
"Kita tidak hanya diminta untuk mengenal Allah, tetapi juga untuk menunjukkan iman kita melalui sikap dan perbuatan. Jangan sampai kita hanya sekadar mengaku beriman, tetapi tidak ada bukti nyata dalam kehidupan kita," ujarnya.
Kisah Suneo, burung beo kesayangannya, menjadi simbol bagi UAH untuk mengingatkan umat Muslim agar tidak mengabaikan hal-hal kecil yang sebenarnya memiliki nilai besar di mata Allah. UAH menekankan bahwa setiap amal, sekecil apa pun, akan dihitung di hari akhir nanti.
Advertisement
Burung Beo Saja Bisa Mengenal Allah SWT, Bagaimana Manusia?
Lewat kisah ini, UAH juga ingin menunjukkan bahwa mengenal Allah bukanlah hal yang sulit. Bahkan seekor burung bisa melakukannya, apalagi manusia yang diberi akal dan hati oleh Allah.
"Suneo itu hanya burung, tetapi dia bisa mengenal Allah. Kita, sebagai manusia, seharusnya bisa lebih dari itu," tuturnya.
UAH kemudian mengingatkan bahwa kehidupan di dunia adalah ladang untuk menanam amal kebaikan. Ia mengajak semua umat Muslim untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar tidak menyesal di hari kemudian.
Ceramah ini juga mengajarkan bahwa setiap makhluk, termasuk binatang, memiliki pelajaran yang bisa diambil oleh manusia. "Allah menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan hikmah. Tugas kita adalah mencari dan mengambil pelajaran dari setiap ciptaan-Nya," ujar UAH.
Kisah burung beo ini diakhiri dengan pesan mendalam dari UAH agar umat Muslim selalu menjaga hubungan dengan Allah dan sesama manusia. Ia menekankan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang, termasuk dalam hal memberikan salam kepada orang lain.
UAH berharap agar kisah ini menjadi pengingat bagi semua orang untuk tidak melupakan nilai-nilai Islam yang sederhana tetapi bermakna besar. Salam, menurutnya, adalah salah satu cara untuk menunjukkan cinta dan penghormatan kepada sesama.
Sebagai penutup, UAH mengajak umat Muslim untuk terus memperbaiki diri dan menjadikan Islam sebagai pedoman dalam setiap langkah kehidupan. "Mari kita belajar dari Suneo. Jangan hanya mengaku beriman, tetapi tunjukkan iman kita melalui amal dan perbuatan," tutupnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul