Liputan6.com, Jakarta - Keabsahan wudhu dalam situasi tertentu kerap menjadi perhatian umat Islam. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah wudhu tetap sah jika dilakukan dalam keadaan tanpa busana alias telanjang. Kondisi ini terjadi semisal saat seseorang berwudhu usai mandi.
KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang dikenal sebagai Buya Yahya, memberikan penjelasan rinci terkait hal ini dalam salah satu kajiannya.
Advertisement
Buya Yahya adalah Pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah, yang berpusat di Cirebon. Dalam kajian ini, ia membahas hukum wudhu dalam kondisi yang dianggap sensitif oleh sebagian orang.
Advertisement
Penjelasan ini dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @buyayahyaofficial, di mana Buya Yahya menjawab pertanyaan tentang sah atau tidaknya wudhu dalam keadaan telanjang bulat.
Pertanyaan dari jemaah adalah, "Apakah wudhu tanpa busana itu sah?" Menjawab hal tersebut, Buya Yahya menegaskan bahwa wudhu tetap sah, meskipun kondisi seperti itu dianggap makruh.
"Berwudhu dalam keadaan telanjang bulat itu sah secara hukum. Namun, makruh karena ada risiko tertentu, seperti menyentuh bagian tubuh yang dapat membatalkan wudhu," jelasnya.
Makruh dalam hal ini mengacu pada kekhawatiran bahwa seseorang bisa menjadi was-was saat melaksanakan sholat setelah berwudhu dalam kondisi tersebut. Kekhawatiran ini dapat mengurangi kekhusyukan dalam beribadah.
"Jika Anda merasa ragu apakah tangan menyentuh bagian tubuh yang membatalkan wudhu, itu bisa menjadi was-was saat sholat. Oleh karena itu, ulama menganggap kondisi ini makruh," tambahnya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Jangan Sentuh Bagian Tubuh yang Membatalkan Wudhu
Namun, jika seseorang mampu memastikan bahwa wudhunya dilakukan dengan benar tanpa menyentuh bagian tubuh yang membatalkan wudhu, maka wudhu tersebut tetap sah dan tidak perlu diragukan.
"Jika Anda yakin mampu menjaga agar tidak menyentuh bagian tubuh yang membatalkan wudhu, maka tidak ada masalah. Wudhu Anda tetap sah," ungkap Buya Yahya dengan tegas.
Ia juga memberikan contoh situasi di mana wudhu dalam keadaan tanpa busana menjadi sulit dihindari, seperti saat mandi di sungai atau kolam yang tertutup.
"Kadang seseorang mandi di sungai atau kolam yang jauh dari tempat wudhu. Dalam situasi seperti ini, wudhu tetap sah, asalkan aurat tertutup jika memungkinkan," jelasnya.
Buya Yahya menambahkan bahwa menjaga adab saat berwudhu tetap dianjurkan. Sebisa mungkin, gunakan kain atau pakaian meskipun dalam kondisi mendesak.
"Adab dalam berwudhu juga penting. Jika memungkinkan, gunakan kain atau pakaian. Ini lebih baik untuk menjaga kehormatan diri dan adab sebagai Muslim," pesannya.
Ia juga mengingatkan bahwa rasa was-was dapat diminimalkan dengan memastikan wudhu dilakukan dengan benar sejak awal. Hal ini penting untuk menjaga ketenangan saat melaksanakan sholat.
Buya Yahya mengajak umat Islam untuk memahami hukum fiqih secara mendalam agar dapat menjalani ibadah dengan lebih yakin dan tenang. Pemahaman yang baik akan membantu menghilangkan keraguan dalam beribadah.
Advertisement
Kebersihan Fisik dan Spiritual Bagian dari Iman
Menurutnya, Islam selalu memberikan jalan tengah dalam berbagai situasi. Hukum yang ada dibuat untuk memudahkan umat, bukan mempersulit mereka.
"Islam adalah agama yang memudahkan. Semua aturan memiliki tujuan yang jelas, yaitu untuk menjaga kebaikan umat," ujarnya.
Penjelasan ini menjadi pengingat penting bagi umat Islam bahwa kebersihan fisik dan spiritual adalah bagian dari iman. Wudhu adalah salah satu cara untuk menjaga kebersihan tersebut.
Selain itu, ia menekankan bahwa menjaga kekhusyukan saat beribadah adalah prioritas utama. Dengan wudhu yang dilakukan dengan benar, ibadah akan lebih bermakna dan khusyuk.
Kajian ini juga menunjukkan pentingnya menghadiri majelis ilmu untuk memahami aturan agama dengan baik. Dengan pemahaman yang cukup, umat dapat menjalani ibadah dengan lebih tenang.
Buya Yahya menutup kajian dengan pesan agar umat Islam selalu menjaga kebersihan dan kesucian diri. Hal ini menjadi bagian dari persiapan untuk menjalankan ibadah dengan baik.
"Semoga kita semua dapat menjaga kesucian diri, baik fisik maupun spiritual, sehingga ibadah kita diterima dan penuh berkah," tutupnya.
Kajian ini memberikan panduan yang jelas bagi umat Islam tentang wudhu dalam kondisi tertentu. Dengan pemahaman yang benar, umat dapat menjalankan ibadah dengan lebih yakin dan terarah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul