Liputan6.com, Cilacap - Setelah melaksanakannya sholat terkadang terbersit di hati kita rasa psimis, yakni tentang diterima atau tidaknya sholat kita. Perasaan mengganggu ini acapkali muncul.
Menurut Ulama Nahdlatul Ulama asal Rembang, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha), perasaan semacam itu bisa dihilangkan dengan menggunakan cara pandang orang sufi.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Tak dipungkiri memang, perasaan-perasaan yang mengarah pada su’u dzan atau berburuk sangka seperti itu terkadang muncul.
Ada kalanya, seseorang bertanya-tanya apalah sholat diterima Allah SWT?
Simak Video Pilihan Ini:
Begini Caranya
GUs Baha mengatakan bahwa saat takbiratul ihram, munculkan rasa terima kasih kepada Allah dalam diri kita sebab telah dibukakan pintu hati kitauntuk melaksanakan sholat.
"Kalau anda sholat saya ajari, Allahu Akbar, ya Allah terima kasih sekali Engkau membuka pintu hati saya untuk melaksanakan sholat,” katanya dikutip dari tayangan YouTube Short @MaharulizChanel, Minggu (12/01/2025).
Lebih lanjut Gus Baha mengatakan bahwa dalam kitab Hikam dijelaskan, ketika seseorang mampu melaksanakan sholat itu artinya Allah SWT menghendakinya untuk berbuat kebaikan.
Saat hal demikian yang terjadi, maka kita harus meyakini bahwa Allah SWT juga nantinya akan mengabulkan ayau menerima ibadah sholat kita.
“Makanya kata kitab Hikam, ketika Allah berarti menghendaki kamu kenal, buktinya kamu dikenalkan mampu mengatakan Allahu Akbar,” “Ketika Allah membuka pintu hati kamu, meminta kepada Allah, berarti Allah membuka pintu ijabah atau qabul,”
“Itu cara berfikir orang-orang tasawuf karena berfikir Aku (Allah) sebagaimana prasangka hamba-Ku,” tandasnya.
Advertisement
4 Syarat agar Sholat Diterima Allah
Mengutip bincangsyariah.com, agar shalat yang kita lakukan diterima oleh Allah dan mendapat pahala dari-Nya, selain harus memenuhi syarat-syarat sah shalat dan juga semua rukun-rukunnya, juga harus memenuhi syarat-syarat diterimanya shalat. Tanpa memenuhi syarat-syarat diterimanya shalat, maka kita tidak mendapatkan pahala dari shalat yang kita kerjakan.
Dalam kitab Sullamut Taufiq, Syaikh Salim bin Abdullah Al-Hadhrami menyebutkan bahwa ada empat syarat diterimanya shalat oleh Allah.
Pertama, melakukan shalat hanya bertujuan untuk beribadah kepada Allah semata. Artinya, melakukan shalat harus ikhlas karena Allah, bukan untuk tujuan yang lain.
Kedua, sesuatu yang dimakan, pakaian yang dipakai dan tempat yang digunakan untuk shalat harus halal. Jika tidak halal, maka tidak akan diterima oleh Allah.
Ketiga, harus khusyuk. Saat kita shalat, hati kita harus selalu hadir dan sadar bahwa kita sedang bermunajat kepada Allah.
Keempat, tidak ujub atau bangga atas shalat yang kita lakukan. Jika kita mampu melaksanakan shalat, kita hanya boleh bersyukur kepada Allah. Adapun ujub atau ingin disanjung tidak diperbolehkan dan hal itu menyebabkan shalat tidak diterima oleh Allah.
Syaikh Salim bin Abdullah Al-Hadhrami berkata dalam kitab Sullamut Taufiq berikut;
و شرط مع ما مر لقبولها عند الله سبحانه و تعالى ان يقصد بها و جه الله تعالى وحده، و ان يكون مأكله و ملبوسه و مصلاه حلالا ، و ان بخضر قلبه فيها له من صلاته الا ما عقل منها و ان لا يعجب بها
Disyaratkan beserta syarat dan rukun yang telah disebutkan agar shalat diterima oleh Allah; shalat karena bertujuan menyembah kepada Allah semata, makanan, pakaian, dan tempat shalat harus halal, hatinya hadir dalam shalat dan tidak ada yang dipikirkan kecuali bacaan shalat, dan tidak boleh ujub dengan shalat.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul