Kita Tak Boleh Hanya Ngaji Syariat Saja, Bahaya Kata Gus Baha

Dalam ceramah tersebut, Gus Baha juga mengingatkan umat untuk tidak merasa hanya dengan mengetahui syariat, kita sudah bisa mendapatkan ridha Allah

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jan 2025, 14:30 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2025, 14:30 WIB
Gus Baha 1
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Dalam dunia Islam, pengajaran mengenai syariat agama sering kali menjadi fokus utama bagi banyak orang yang sedang menuntut ilmu. Namun, menurut Gus Baha, pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA Rembang, ada aspek lain dalam ilmu agama yang harus lebih diperhatikan.

Ia mengingatkan umat Islam agar tidak hanya fokus pada pemahaman syariat semata, tetapi juga mengembangkan pemahaman lebih dalam tentang hal-hal yang lebih substansial dalam agama.

Gus Baha menjelaskan bahwa terlalu banyak orang yang terjebak dalam pemahaman yang dangkal mengenai syariat tanpa memahami kedalaman ajaran Islam yang sesungguhnya. “Makanya kalau ngaji syariat, kulo sering moco biografine Mbah Mutamakin,” kata Gus Baha.

Ia menyarankan untuk memperluas wawasan dan mempelajari lebih banyak aspek tentang ajaran Islam yang lebih mendalam, karena syariat itu sendiri tidak cukup jika hanya dipahami secara tekstual.

Menurut Gus Baha, penting bagi umat untuk memahami bahwa ajaran agama bukan sekadar mengikuti aturan-aturan yang sudah ada, tetapi lebih dari itu, agama mengajarkan kita untuk memahami tujuan dan makna di balik setiap aturan tersebut.

"Orang itu tidak boleh hanya ngaji syariat saja, karena syariat yang tanpa pemahaman yang benar akan menjadikan kita terjebak pada ritual tanpa esensi," ujar Gus Baha dalam sebuah ceramah yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @ngajigusbahaaa.

Lebih lanjut, Gus Baha mengingatkan agar dalam menuntut ilmu agama, kita juga perlu memiliki kesadaran untuk memahami tujuan akhir dari setiap amalan yang dilakukan. Jika hanya terfokus pada aturan-aturan yang tampak lahiriah, maka kita mungkin akan kehilangan makna hakiki dari amalan tersebut.

Gus Baha juga mengingatkan bahwa banyak orang yang berhenti pada pemahaman tentang hukum-hukum syariat, seperti hukum terkait bacaan Fatihah dan tahlil. Padahal, menurutnya, pemahaman ini masih jauh dari esensi ajaran Islam yang lebih dalam. "Karena kalau ngaji syariat tadi, anda akan bilang syariat akhirat ini finish gara-gara finish terus akhire due hukum turunan Fatihah ora sampai tahlil ora sampai paham?" tanyanya dengan nada reflektif.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Kritikan Gus Baha untuk yang Merasa Cukup

Aktivitas Muslim Kashmir di Bulan Suci Ramadan
Ilustrasi umat Muslim sedasng berdoa. (AP/Mukhtar Khan)... Selengkapnya

Lebih jauh lagi, Gus Baha mengkritik sikap sebagian orang yang merasa sudah cukup hanya dengan mengetahui hukum-hukum agama tanpa memperdalam pemahaman lebih jauh. Ini tentu saja bisa menyebabkan ketidakseimbangan dalam pengamalan ajaran agama. "Memangnya kita punya otoritas apa? Kita hanya minta sama Allah supaya itu sampai," tambahnya. Ia mengingatkan bahwa sebagai manusia, kita tidak memiliki kuasa atas segala sesuatu, dan segala sesuatu pada akhirnya tergantung pada kehendak Allah.

Dalam ceramah yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @ngajigusbahaaa, Gus Baha menegaskan bahwa meskipun kita berusaha keras memahami dan mengamalkan ajaran agama, pada akhirnya hasil dari setiap usaha tersebut berada di tangan Allah. "Bukan kita yang menyampaikan, lah kalau kita bisa apa, coba gak bisa apa-apa, itu wilayah Allah Taala," ungkapnya. Gus Baha menekankan bahwa kita hanya bisa berusaha, sementara hasilnya adalah hak prerogatif Allah semata.

Kepada para jamaahnya, Gus Baha juga mengingatkan untuk tidak merasa bangga atau sombong dengan usaha-usaha ibadah yang dilakukan. Sebab, kita tidak bisa mengklaim bahwa segala sesuatu yang kita lakukan sudah cukup tanpa campur tangan Allah yang memberikan taufik dan hidayah. "Nak sampean wis yakin Allah itu wilayah Pangeran (Allah)," kata Gus Baha menegaskan bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah kehendak Allah.

Gus Baha mengingatkan bahwa kita harus selalu rendah hati dalam menuntut ilmu. Beliau juga mengajak untuk tidak berhenti pada pemahaman dasar semata, melainkan terus menggali pengetahuan yang lebih dalam. "Jangan hanya berhenti pada pemahaman yang terbatas, karena pengertian syariat itu bisa lebih luas lagi jika dipahami dengan benar," katanya.

Beliau menekankan pentingnya membangun kesadaran untuk selalu memperdalam ilmu, tidak hanya berfokus pada pengetahuan yang sudah ada. “Mengaji itu harus terus-menerus, jangan sampai kita merasa sudah cukup dengan apa yang kita tahu,” lanjutnya. Gus Baha mengingatkan bahwa dalam mencari ilmu, tidak ada batasan atau titik akhir, karena ilmu itu terus berkembang.

Gus Baha mengajak umat untuk tidak terjebak dalam cara berpikir yang sempit. Sebagai umat Muslim, kita harus memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai syariat, bukan hanya menjalankan amalan secara lahiriah tanpa pemahaman yang memadai. "Kalau kita hanya fokus pada syariat, kita bisa jadi kehilangan hakikat dari ajaran Islam yang seharusnya bisa diterima dengan lapang dada," ujar Gus Baha.

Gambaran dari Gus Baha

Ilustrasi doa, ibadah, muslim, Islam
Ilustrasi doa, ibadah, muslim, Islam. (Photo by Imad Alassiry on Unsplash)... Selengkapnya

Gus Baha  juga memberikan gambaran tentang pentingnya menyelaraskan antara amalan syariat dengan pengertian yang mendalam. "Kalau kita hanya membaca Fatihah atau tahlil tanpa paham maknanya, itu sama saja dengan menghafal tanpa memahami," kata Gus Baha, menambahkan bahwa amalan kita haruslah dipenuhi dengan pemahaman yang benar.

Dalam ceramah tersebut, Gus Baha juga mengingatkan umat untuk tidak merasa hanya dengan mengetahui syariat, kita sudah bisa mendapatkan ridha Allah. "Hukum syariat itu bukan hanya masalah hukum, tapi ada niat dan makna yang harus kita pahami lebih dalam," jelasnya. Gus Baha percaya bahwa ilmu yang tidak dibarengi dengan pemahaman yang benar akan kehilangan makna sesungguhnya.

Ia juga menegaskan bahwa kita harus memiliki pemahaman yang seimbang antara syariat dan hakikat, sehingga amalan yang kita lakukan tidak hanya sekadar ritual belaka. "Kita tidak boleh hanya ngaji soal syariat saja, karena tanpa pemahaman yang benar, amalan kita hanya akan jadi rutinitas," katanya dengan penuh keyakinan.

Gus Baha juga mengingatkan pentingnya kerendahan hati dalam mencari ilmu. "Sebagai umat Islam, kita harus selalu menyadari bahwa ilmu kita masih sangat terbatas," ujar Gus Baha. Ia mengajak umat untuk terus menggali ilmu, tidak merasa cukup dengan apa yang telah diketahui, dan selalu berusaha untuk lebih mendalam dalam memahami agama.

Ia menyimpulkan bahwa ilmu itu bukan hanya tentang mengetahui hukum atau aturan-aturan agama, tetapi juga tentang memahami makna dan tujuan dari setiap amalan. "Mengaji itu bukan hanya soal syariat, tapi juga tentang memahami hakikat ajaran agama yang lebih dalam," tutup Gus Baha.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya