Top 3 Islami: Sudah Sholat Bolehkah Sholat lagi untuk Temani Berjamaah? Kisah Ayah Gus Baha yang Gembira Jelang Wafat

Artikel ketiga terpopuler yaitu semtilan Gus Baha untuk anak muda zaman sekarang yang ngalamun atau berkahal saja tidak mampu

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 14 Jan 2025, 06:30 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2025, 06:30 WIB
Buya Yahya dan Habib Husein Ja'far Al-Hadar
Buya Yahya dan Habib Husein Ja'far Al-Hadar. (YouTube Al Bahjah TV/Adrian Utama Putra)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Ulasan pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Maarif (Buya Yahya) terkait boleh dan tidaknya seseorang sudah sholat kemudian sholat lagi untuk menemani sholat berjamaah menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Senin (13/1/2025).

Artikel kedua yang juga menyita perhatian yaitu kisah inspiratif ayah Gus Baha, KH Nursalim yang selalu bahagia dan bahkan gembira ketika jelang wafat.

Sementara, artikel ketiga terpopuler yaitu semtilan Gus Baha untuk anak muda zaman sekarang yang ngalamun atau berkahal saja tidak mampu.

Gus Baha menyebut generasi tersebut dengan istilah jumud.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

1. Bolehkah Menemani Orang Lain untuk Sholat Berjamaah setelah Kita selesai Sholat? Simak Kata Buya Yahya

Unggahan Buya Yahya soal hukum jenazah mualaf yang dikremasi. (Instagram/ buyayahya_albahjah)
Unggahan Buya Yahya soal hukum jenazah mualaf yang dikremasi. (Instagram/ buyayahya_albahjah)... Selengkapnya

Sholat berjamaah adalah ibadah yang memiliki keutamaan besar dalam ajaran Islam. Namun, muncul pertanyaan, bagaimana jika seseorang telah selesai melaksanakan sholat berjamaah, lalu ada orang lain yang terlambat dan ingin berjamaah?

Apakah diperbolehkan untuk menemani orang tersebut untuk sholat berjamaah?

KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya, menjawab pertanyaan ini dengan bijak dalam salah satu ceramahnya. Ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @eleng5628, menjadi bahan renungan bagi umat Islam untuk memahami makna kepedulian dalam ibadah.

Buya Yahya mengungkapkan kisah inspiratif dari zaman Rasulullah SAW. "Pada suatu ketika, ada seorang sahabat yang terlambat datang ke masjid. Ia terlihat kebingungan mencari teman untuk berjamaah karena sholat telah selesai dilaksanakan. Rasulullah SAW melihat sahabat ini dengan penuh kasih sayang dan bertanya kepada para sahabat lainnya, 'Siapa yang ingin bersedekah dengan menemaninya sholat?'" cerita Buya Yahya.

Dalam peristiwa tersebut, seorang sahabat dengan penuh keikhlasan berdiri dan menemani orang yang terlambat itu untuk melaksanakan sholat berjamaah. Rasulullah SAW memuji tindakan tersebut sebagai bentuk sedekah yang sangat mulia.

Buya Yahya menegaskan bahwa tindakan menemani orang lain untuk sholat berjamaah setelah menyelesaikan sholat sendiri adalah sesuatu yang diperbolehkan dalam Islam. Bahkan, hal ini bisa menjadi bentuk amal kebaikan yang berpahala besar.

"Ketika kita menemani saudara kita untuk sholat berjamaah, meskipun kita sudah selesai melaksanakan sholat, itu adalah bentuk empati dan kepedulian. Islam sangat menganjurkan kita untuk saling mendukung dalam ibadah," ujar Buya Yahya.

Selengkapnya baca di sini

2. Kisah Ayah Gus Baha yang Selalu Hidup Bahagia dan Gembira Jelang Wafat, Apa Rahasianya?

Gus Baha (SS: YT ALBA TV)
Gus Baha (SS: YT ALBA TV)... Selengkapnya

Hidup bahagia tidak selalu berkaitan dengan harta atau status. KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang dikenal sebagai Gus Baha, mengungkapkan pandangan mendalam tentang kebahagiaan sejati yang dapat dirasakan bahkan menjelang ajal.

Dalam sebuah ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @cahayainspirasi81, Gus Baha menceritakan pengalaman pribadi tentang sosok ayahnya (KH Nursalim) yang menjalani hidup juga dengan penuh kegembiraan meski dalam kondisi sederhana.

Ia menghubungkan cerita tersebut dengan kisah Nabi Yahya AS dan Jalaluddin Rumi.

Gus Baha menyampaikan, "Nabi Yahya itu happy hidupnya. Happy kayak bapak saya itu, hidupnya zaman miskin saja enggak pernah susah." Ia menambahkan, ayahnya bahkan tetap bersikap ceria dan suka bercanda menjelang wafatnya.

Sikap bahagia menghadapi kematian ini, menurut Gus Baha, mengingatkan pada kisah Jalaluddin Rumi. Ketika hendak wafat, Jalaluddin Rumi justru memarahi murid-muridnya yang menangis. Ia menyuruh mereka untuk bersukacita, karena kematian adalah pertemuan dengan Sang Kekasih, yaitu Allah SWT.

Gus Baha menceritakan dengan gaya khasnya, "Jalaluddin Rumi bilang, ‘Kamu murid-murid bodoh, saya ini mau ketemu kekasih malah kamu tangisi. Ayo joget semua!’” Cerita ini disampaikan dengan tawa ringan yang turut disambut oleh para jamaah yang hadir.

Selengkapnya baca di sini

3. Gus Baha Sebut Anak Muda Zaman Sekarang 'Jumud', Sekadar Ngalamun saja Tidak Bisa

Gus Baha dan Habib Syech (SS: YT. NADHEERA LUXURY OFFICIAL)
Gus Baha dan Habib Syech (SS: YT. NADHEERA LUXURY OFFICIAL)... Selengkapnya

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA Rembang, kembali mengingatkan pentingnya kreativitas dalam beragama. Ia menyoroti perilaku anak zaman sekarang yang cenderung tidak memanfaatkan waktu untuk hal-hal produktif.

Dalam sebuah ceramah yang diunggah di kanal YouTube @zuhris, Gus Baha dengan gaya khasnya memberikan pandangan yang menginspirasi sekaligus jenaka tentang bagaimana seharusnya seseorang menjalani hidup.

Gus Baha memulai ceramahnya dengan mengkritik anak-anak muda yang dianggap terlalu "jumud" atau tidak kreatif. Ia menyebutkan bahwa bahkan untuk sekadar berkhayal, banyak dari mereka tidak mampu.

"Anak-anak zaman sekarang itu 'jamadu jumudan,' jumud sekali. Sekadar ngalamun saja tidak bisa. Jadi, saya mohon semuanya harus bisa berkhayal," ucap Gus Baha dengan nada santai yang membuat jamaah tertawa.

Menurutnya, berkhayal dalam konteks positif adalah bentuk awal dari keyakinan kepada Allah. Ia mendorong agar anak-anak muda mampu membayangkan hal-hal baik yang ingin dicapai di masa depan.

"Harus bisa berkhayal dapat surga, dapat bidadari yang cantik, istri yang tidak suka belanja, pokoknya sesuatu yang baik-baik," tambah Gus Baha sambil tersenyum.

Ia menjelaskan bahwa berkhayal tentang hal-hal baik menunjukkan keyakinan bahwa rahmat Allah itu tidak terbatas. Bahkan, jika seseorang merasa dirinya banyak dosa atau lalai, tetap harus yakin bahwa Allah Maha Memberi.

Selengkapnya baca di sini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya