Liputan6.com, Jakarta - Gus Dur, atau KH Abdurrahman Wahid, Presiden RI ke-4, dikenal luas tidak hanya karena kepemimpinannya, tetapi juga karena humor-humor cerdas yang sering kali memecah ketegangan. Gus Dur menceritakan tentang seorang kiai yang sedang dalam perjalanan kereta api di negeri Belanda duduk bersama Pastor dan keduanya ngobrol asik.
"Dulu ada seorang pastor yang duduk berjajar dengan seorang kiai di kereta api. Dari tas sang pastor, ada roti sarapan yang ternyata berisi daging babi," kenang Gus Dur dalam sebuah tayangan video yang dikutip dari kanal YouTube @kanalunik, Gus Dur terlihat dengan santai menceritakan sebuah kisah humor yang mengundang tawa banyak orang.
Advertisement
"Sang kiai pun melihat isi roti itu dan langsung berkata, 'Saya kan enggak boleh makan babi,'" lanjut Gus Dur, dengan nada santai. Reaksi kiai itu menunjukkan betapa kuatnya keyakinan dalam mematuhi ajaran agama, bahkan dalam situasi yang tidak biasa.
Advertisement
Mendengar itu, sang pastor merasa bingung dan menjawab, "Bapak enggak tahu enaknya daging babi," sambil tersenyum. Meskipun ada ketidaksesuaian dalam makanan yang disajikan, humor yang keluar dari pastor tersebut justru membuat suasana menjadi lebih ringan.
"Setelah beberapa halte, sang kiai memutuskan untuk turun dari kereta," Gus Dur melanjutkan cerita. "Sebelum turun, sang kiai berkata kepada pendeta, 'Permisi, saya mau keluar.' Pendeta pun dengan ramah menjawab, 'Ya silakan, silakan.'"
Namun, yang menjadi bagian paling lucu dari cerita ini adalah ketika sang kiai menjelaskan tujuannya untuk keluar dari kereta.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Balasan Kiai Bikin Gemas
"Kiai itu mengatakan, 'Saya mau janji sama istri,'" kata Gus Dur, disertai tawa dari penonton yang hadir pada saat itu.
Pendeta yang mendengar penjelasan kiai tersebut terkejut dan bertanya, "Mau apa?" Kiai dengan tenang menjawab, "Ya, janji dengan istri saya." Ini membuat suasana semakin cair dan menggugah tawa penonton.
Kata Gus Dur, "Pastor nggak tahu si nikmatnya ketemu istri, lebih enak sarapan dengan daging babi,". Otomatis jokes ini membuat orang di sekitarnya tertawa terbahak-bahak termasuk Gus Dur.Â
Cerita ini merupakan salah satu contoh dari banyak humor yang kerap disampaikan oleh Gus Dur. Dengan cara yang ringan, Gus Dur bisa mengubah situasi menjadi lebih santai dan penuh kebersamaan.
Pada bagian video ini, Gus Dur tidak hanya menggambarkan perbedaan budaya antara Islam dan Kristen, tetapi juga bagaimana sikap menghormati antarumat beragama bisa disampaikan dengan cara yang penuh humor. Ia menekankan pentingnya menjaga hubungan baik antar individu meskipun ada perbedaan keyakinan.
Melalui humor-humor seperti ini, Gus Dur sering kali mampu menyampaikan pesan yang lebih mendalam. Humor yang disampaikan bukan hanya sekedar hiburan, tetapi juga mengandung ajaran toleransi dan pengertian terhadap orang lain.
Meskipun cerita ini ringan dan lucu, Gus Dur juga mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga prinsip-prinsip dalam kehidupan, seperti halnya kiai yang tetap teguh pada keyakinannya. Namun, ia juga menunjukkan bagaimana fleksibilitas dan rasa hormat kepada orang lain bisa dilakukan dengan cara yang tidak menghakimi.
"Di tengah perbedaan, kita harus tetap bisa tertawa bersama, dan itulah yang membuat hidup ini lebih indah," tambah Gus Dur dalam video tersebut. Pesan ini sangat penting dalam kehidupan sosial kita yang semakin beragam.
Kisah Gus Dur ini tentu membuat siapa saja yang mendengarnya tersenyum, namun di balik tawa tersebut, ada pelajaran tentang kerukunan antar umat beragama dan pentingnya komunikasi yang baik. Gus Dur selalu berhasil membuat orang merasa nyaman dan diterima dengan kehadirannya.
Advertisement
Humor Gus Dur Adalah Komunikasi
Dalam banyak kesempatan, Gus Dur memang dikenal sebagai sosok yang penuh dengan humor, tetapi juga bijaksana dalam menyampaikan pesan-pesan moral. Melalui cerita-cerita seperti ini, ia mengajarkan kita untuk tidak terlalu serius dalam menghadapi perbedaan, dan lebih banyak mengedepankan rasa saling menghargai.
Cerita tentang kiai, pastor, dan istri ini adalah salah satu dari banyak anekdot yang menggambarkan kepiawaian Gus Dur dalam meramu humor dengan pesan yang menyentuh. Ia mampu menjadikan setiap momen percakapan sebagai sarana untuk mendekatkan orang, sekaligus memberikan pelajaran kehidupan.
Selain itu, Gus Dur juga menunjukkan pentingnya menjaga ikatan keluarga, meskipun dalam situasi yang penuh dengan dinamika sosial dan agama yang berbeda. Janji kepada istri yang menjadi alasan sang kiai turun dari kereta itu bisa dianggap sebagai simbol dari pentingnya keluarga dalam hidup setiap individu.
Bagi banyak orang, cerita ini mengingatkan kita bahwa humor bisa menjadi jembatan yang menghubungkan perbedaan. Gus Dur membuktikan bahwa ketegangan antar kelompok bisa dikurangi dengan tawa, tanpa mengorbankan prinsip yang diyakini.
Sosok Gus Dur memang terkenal sebagai seorang yang sangat manusiawi, tidak hanya dalam urusan politik, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dengan humor-humor seperti ini, ia membuktikan bahwa ia memiliki kemampuan luar biasa dalam menghadapi situasi apapun dengan kepala dingin.
Sampai saat ini, banyak orang yang mengenang Gus Dur bukan hanya karena jasanya sebagai pemimpin negara, tetapi juga karena sikapnya yang selalu membawa kebahagiaan melalui kata-kata dan tindakannya. Humor yang disampaikan dalam tayangan ini menjadi salah satu kenangan indah yang akan selalu dikenang oleh masyarakat.
Cerita tentang daging babi dan janji dengan istri ini, meskipun ringan, tetap meninggalkan kesan mendalam. Sebab, Gus Dur tahu betul bagaimana menggunakan humor untuk menjelaskan hal-hal besar dengan cara yang mudah dipahami.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul