Pasang Kontrasepsi IUD Seperti Ini Bisa Dosa di Atas Dosa, Kata Buya Yahya

Buya Yahya menjelaskan bahwa dalam Islam, aurat besar perempuan hanya boleh dilihat oleh suami. Bahkan sesama perempuan pun memiliki batasan dalam melihat aurat. Hal ini menjadi dasar mengapa pemasangan IUD perlu dilakukan dengan sangat hati-hati

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jan 2025, 11:30 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2025, 11:30 WIB
buya yahya 222
Buya Yahya (TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Memasang alat kontrasepsi seperti IUD menjadi salah satu metode yang banyak digunakan untuk menunda kehamilan. Namun, Buya Yahya, Pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah di Cirebon, memberikan pandangan menarik tentang hukum memasang IUD dari sudut pandang Islam.

Dalam ceramahnya, Buya Yahya menekankan pentingnya memahami syariat sebelum memutuskan menggunakan alat kontrasepsi, terutama yang melibatkan proses medis tertentu. Hal ini berkaitan dengan hukum membuka aurat dan siapa yang melakukannya.

"Jika seorang wanita harus memasang IUD karena suatu alasan, seperti untuk menunda kehamilan dalam keadaan darurat, maka harus diperhatikan siapa yang memasangnya. Kalau yang memasang bukan suaminya sendiri, ini masalah besar," ujar Buya Yahya.

IUD atau Intrauterine Device adalah alat kontrasepsi berbentuk huruf T yang dipasang di dalam rahim. IUD juga dikenal sebagai KB spiral. 

Ceramah ini dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @albahjah-tv. Dalam video tersebut, Buya Yahya menjelaskan lebih rinci tentang konsekuensi dosa yang mungkin terjadi saat memasang alat kontrasepsi IUD.

Menurutnya, membuka aurat besar untuk pemasangan IUD menjadi persoalan serius dalam Islam. Meskipun dilakukan oleh sesama perempuan, tetap ada batasan yang harus dijaga.

"Perempuan shalihah sekalipun, jika membuka aurat besarnya di hadapan perempuan lain, itu masih merupakan kesalahan. Apalagi jika yang memasangnya adalah laki-laki yang bukan suaminya. Ini dosa di atas dosa," tegas Buya Yahya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Jangan Sampai Dipasang Laki-laki Bukan Suaminya

Memilih metode alat kontrasepsi
IUD atau Intrauterine Device. (unsplash.com/@rhsupplies)... Selengkapnya

Ia juga mengingatkan bahwa tindakan seperti ini membutuhkan istighfar, terutama jika ada pelanggaran terhadap syariat. "Kalau ternyata yang memasang laki-laki, maka ini naudzubillah, dosa yang besar. Suami juga harus introspeksi jika membiarkan hal ini terjadi," tambahnya.

Buya Yahya menjelaskan bahwa dalam Islam, aurat besar perempuan hanya boleh dilihat oleh suami. Bahkan sesama perempuan pun memiliki batasan dalam melihat aurat. Hal ini menjadi dasar mengapa pemasangan IUD perlu dilakukan dengan sangat hati-hati.

Ia menyoroti pentingnya kecemburuan dalam hubungan suami istri. "Bagaimana mungkin seorang suami tidak memiliki rasa cemburu ketika aurat besar istrinya dibuka oleh orang lain, terutama laki-laki? Ini hal yang sangat serius," ujar Buya Yahya.

Lebih lanjut, ia juga menyinggung bahwa keadaan darurat menjadi pengecualian dalam hukum ini. Namun, darurat harus benar-benar dipastikan, bukan sekadar alasan untuk melonggarkan syariat.

Dalam ceramahnya, Buya Yahya mengingatkan bahwa Islam tidak melarang penggunaan kontrasepsi, asalkan sesuai dengan aturan syariat. Prosesnya harus dilakukan dengan cara yang tidak melanggar hukum agama.

Ia menegaskan bahwa pasangan suami istri harus berdiskusi dan mencari solusi yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka tanpa melupakan kewajiban kepada Allah. "Jika memang sangat diperlukan, maka pastikan dilakukan oleh perempuan yang ahli dan tetap menjaga syariat," katanya.

Ceramah ini mendapat perhatian karena memberikan pandangan berbeda tentang hal yang selama ini dianggap biasa. Buya Yahya mengajak umat Islam untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan kehidupan sehari-hari agar tetap dalam koridor agama.

 

Libatkan Agama dalam Setiap Keputusan

Pelepasan IUD yang Melebihi Waktunya
Ilustrasi IUD.... Selengkapnya

Ia juga menekankan bahwa dosa yang terjadi karena melanggar syariat bisa diminimalkan jika seseorang benar-benar memahami ilmunya. Oleh karena itu, ia mengajak umat untuk terus belajar tentang hukum-hukum Islam.

Buya Yahya menutup ceramahnya dengan pesan agar umat Islam selalu menjaga kehormatan diri dan keluarga. Menurutnya, menjalankan syariat bukan hanya tentang kepatuhan, tetapi juga cara menjaga keberkahan dalam hidup.

Penting bagi pasangan suami istri untuk selalu melibatkan agama dalam setiap keputusan. Dengan begitu, mereka tidak hanya mendapatkan manfaat duniawi tetapi juga keberkahan ukhrawi.

Bagi yang ingin memahami lebih jauh, Buya Yahya menyarankan untuk bertanya langsung kepada ulama atau mendalami melalui kajian agama. "Jangan pernah berhenti belajar dan bertanya tentang apa yang belum kita pahami," ungkapnya.

Melalui ceramah ini, Buya Yahya mengajak umat Islam untuk menjadikan syariat sebagai pedoman utama dalam kehidupan. Dengan begitu, keputusan yang diambil tidak hanya berdasarkan logika tetapi juga sesuai dengan ajaran agama.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya