Dendam Tidak Ada di Neraka tapi di Surga Kata Gus Baha, Maksudnya?

Gus Baha menegaskan bahwa dendam tidak perlu dibawa ke dunia. Sebab, kehidupan di dunia ini hanya sebentar. Jika ada yang merasa dizalimi atau dicibir, lebih baik bersabar dan menyerahkan semuanya kepada Allah.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Feb 2025, 11:30 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2025, 11:30 WIB
Gus Baha
Gus Baha (TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Manusia secara fitrah memiliki watak untuk menyimpan dendam. Namun, dalam Islam, dendam diajarkan untuk dikelola dengan bijaksana. Tidak sedikit orang yang merasa sakit hati atas perlakuan orang lain, dan perasaan itu sering kali terbawa hingga waktu yang lama.

KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Baha, membahas hal ini dalam salah satu ceramahnya. Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Lembaga Pembinaan, Pendidikan, dan Pengembangan Ilmu Al-Qur'an (LP3IA) Rembang, Gus Baha kerap menjelaskan ajaran Islam dengan cara yang ringan dan mudah dipahami.

"Kita ini manusia punya watak dendam, tapi dendam ini dikelola oleh Islam. Dendame ning suargo (dendamnya di surga-red), jangan dendam di dunia, karena di dunia cuma sebentar," ujar Gus Baha dalam ceramahnya yang dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @takmiralmukmin.

Gus Baha menjelaskan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, orang mukmin sering kali merasa tidak lega jika belum bertemu dengan orang yang pernah mencibir atau merendahkannya. Ada rasa ingin membuktikan diri atau melihat bagaimana keadaan orang tersebut di masa depan.

Dalam ceramahnya, Gus Baha mencontohkan seseorang yang selama hidupnya selalu mencibir temannya. Salah satu bentuk cibirannya adalah meragukan adanya hari kebangkitan. "Masa kamu percaya hari kebangkitan? Kita nanti kan sudah jadi tanah, jadi tulang-belulang, mana bisa bangun lagi?" ujar orang tersebut dalam ceritanya.

Bagi orang yang dicibir, kata-kata seperti itu tentu menyakitkan. Rasa sakit itu bisa terbawa dalam hati meskipun waktu terus berlalu. Bahkan, ada orang yang berharap bisa membalas atau melihat orang yang mencibirnya dalam keadaan sulit.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Dendam Jangan di Dunia

Ilustrasi Marah, Dendam, Emosi, Kesal
Ilustrasi Marah, Dendam, Emosi, Kesal. Photo By Engin Akyrut on Unsplash... Selengkapnya

Namun, Gus Baha menegaskan bahwa dendam tidak perlu dibawa ke dunia. Sebab, kehidupan di dunia ini hanya sebentar. Jika ada yang merasa dizalimi atau dicibir, lebih baik bersabar dan menyerahkan semuanya kepada Allah.

Dalam perspektif Islam, keadilan sejati akan terlihat di akhirat. Orang-orang yang dulunya meragukan kebenaran agama dan mengejek keimanan seseorang akan menghadapi kenyataan yang tidak bisa lagi mereka bantah.

"Dendam itu adanya di surga, bukan di neraka. Nak ning neroko ora Kober dendam. Dendam dihajar malaikat, mau dendam piye?" ujar Gus Baha sambil tertawa.

Penjelasan ini menggambarkan bahwa neraka bukanlah tempat bagi orang yang masih bisa menyimpan dendam. Orang yang masuk ke dalamnya akan mengalami siksaan yang luar biasa sehingga tidak ada lagi ruang untuk memikirkan hal-hal lain.

Sebaliknya, di surga, orang-orang yang selama hidupnya bersabar akan mendapatkan kesempatan untuk melihat bagaimana balasan bagi mereka yang dahulu meremehkan atau menyakiti.

Gus Baha menjelaskan bahwa orang mukmin yang masuk surga bisa bertanya kepada Allah tentang orang-orang yang dahulu mencibirnya. Jika orang tersebut ternyata mendapatkan balasan yang sesuai, maka hati mereka pun akan lega.

Hal ini menjadi pelajaran penting bahwa tidak semua urusan harus diselesaikan di dunia. Kadang-kadang, lebih baik menahan diri dan menyerahkan segalanya kepada Allah.

Jangan Membalas Dendam

Ilustrasi marah, kesal, dendam
Ilustrasi marah, kesal, dendam. (Photo by Alex Mihai C on Unsplash)... Selengkapnya

Orang yang sibuk membalas dendam di dunia justru bisa kehilangan banyak kesempatan untuk meraih pahala. Sebaliknya, orang yang bersabar dan menyerahkan segalanya kepada Allah akan mendapatkan balasan yang jauh lebih baik.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang menyimpan dendam terhadap teman, saudara, atau bahkan rekan kerja. Namun, jika semua itu terus dipelihara, maka hanya akan menambah beban dalam hidup.

Gus Baha mengingatkan bahwa Islam mengajarkan untuk mengelola dendam dengan cara yang lebih bijak. Bukan dengan membalas secara langsung, tetapi dengan menunggu keadilan yang pasti akan datang dari Allah.

Jika seseorang masih merasa sakit hati atas perlakuan orang lain, sebaiknya perasaan itu tidak dipelihara terlalu lama. Sebab, dunia ini hanyalah tempat sementara, sedangkan keadilan sejati akan terlihat di akhirat.

Orang yang lebih memilih untuk bersabar dan tidak membalas dendam di dunia justru akan mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi di sisi Allah. Kesabaran adalah bukti ketakwaan dan keyakinan bahwa segala sesuatu akan mendapatkan balasan yang setimpal.

Dalam Islam, ada banyak kisah yang menunjukkan bagaimana kesabaran bisa membawa seseorang kepada kemuliaan. Nabi Yusuf, misalnya, dikhianati oleh saudara-saudaranya, tetapi tetap bersabar dan akhirnya mendapatkan kedudukan yang tinggi.

Begitu juga dengan Rasulullah yang sering dicela dan direndahkan oleh orang-orang kafir, tetapi tetap bersabar dan akhirnya memenangkan perjuangannya.

Dari penjelasan ini, Gus Baha ingin mengajarkan bahwa menyimpan dendam bukanlah sesuatu yang bermanfaat. Lebih baik menyerahkan segalanya kepada Allah dan fokus pada kehidupan yang lebih baik.

Pada akhirnya, kesabaran dan keikhlasan akan membawa seseorang kepada kebahagiaan yang lebih besar, baik di dunia maupun di akhirat.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya