Buka-bukaan Gus Baha, Kenapa Sulit Diundang Ceramah Pengajian?

Gus Baha menegaskan bahwa berdakwah bukan hanya tentang hadir dan berbicara, tetapi juga tentang memberikan kesempatan bagi yang lain

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Feb 2025, 05:30 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2025, 05:30 WIB
Gus Baha 221
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha (SS TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha dikenal sebagai ulama yang tidak selalu menghadiri undangan pengajian. Hal ini bukan karena enggan, tetapi ada alasan tersendiri di balik kebiasaannya tersebut.

"Saya ini termasuk kiai yang susah diundang. Saya datang ke sini bukan karena UGM," ujar Gus Baha yang dikutip dari  tayangan video di kanal YouTube @Menikmatihalal.

Gus Baha menuturkan bahwa dirinya berhati-hati dalam menerima undangan agar tidak terjebak dalam perasaan takabur atau merasa lebih istimewa.

"Kiai itu kan harus jaga hatinya. Jangan-jangan diundang UGM jadi takabur. Tapi kalau nggak mau, takutnya malah dianggap sombong," tambahnya.

Ia juga membagikan pengalaman ketika pernah diundang untuk mengisi ceramah pengajian, tetapi tidak bisa hadir. Justru, ketidakhadirannya membawa keberuntungan bagi kiai lain.

"Saya pernah diundang ke sebuah acara, tapi nggak bisa datang. Ternyata, yang diundang sebagai pengganti adalah seorang kiai kecil, dan dia malah dapat banyak rezeki," kata Gus Baha.

Menurut Gus Baha, kiai kecil itu mendapat kesempatan lebih untuk berbicara di depan jamaah dan mendapat penghormatan lebih besar dari masyarakat setempat.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Kisah Gus Baha dan Kiai Kecil

Gus Baha dikaplok Kiai Agus Ali Mashuri, saking lucunya. (Foto Istimewa: SS YT)
Gus Baha dikaplok Kiai Agus Ali Mashuri, saking lucunya. (Foto Istimewa: SS YT)... Selengkapnya

"Kalau saya datang, mungkin orang-orang hanya fokus ke saya. Tapi karena saya nggak datang, kiai kecil itu yang akhirnya jadi pusat perhatian," jelasnya.

Gus Baha menyadari bahwa dalam beberapa situasi, ketidakhadiran seorang kiai besar bisa membuka pintu rezeki bagi kiai lain yang mungkin jarang mendapat kesempatan.

"Kiai kecil itu cerita, ‘Gus, matur nuwun, jenengan nggak datang. Kalau jenengan datang, saya pasti nggak kepakai’," tutur Gus Baha menirukan ucapan kiai tersebut.

Hal ini membuat Gus Baha semakin berpikir bahwa menghadiri setiap undangan tidak selalu merupakan keputusan terbaik.

Ia menilai bahwa dalam dunia dakwah, ada keseimbangan yang perlu dijaga, termasuk dalam memberikan ruang bagi para kiai lain untuk berkembang.

"Saya mulai berpikir, jangan-jangan kalau saya datang ke acara-acara kecil, malah jadi menghentikan rezeki kiai lain," katanya.

Menurutnya, jika seorang kiai besar selalu hadir di berbagai acara, maka kiai kecil bisa kehilangan kesempatan untuk berbicara dan mendapatkan penghormatan dari masyarakat.

Selektif Hadiri Undangan Ngaji

Gus Baha dikaplok Kiai Agus Ali Mashuri, saking lucunya. (Foto: SS YT Progresif TV)
Gus Baha dikaplok Kiai Agus Ali Mashuri, saking lucunya. (Foto: SS YT Progresif TV)... Selengkapnya

"Ibaratnya seperti toko besar yang buka di sebelah kelontong kecil. Kalau saya selalu datang, bisa jadi yang kecil nggak laku," lanjutnya.

Namun, di sisi lain, tidak menghadiri undangan juga bisa dianggap sebagai sikap sombong oleh sebagian orang.

Karena itu, Gus Baha lebih selektif dalam menerima undangan, memastikan bahwa kehadirannya tidak membawa dampak negatif bagi orang lain.

Ia menegaskan bahwa berdakwah bukan hanya tentang hadir dan berbicara, tetapi juga tentang memberikan kesempatan bagi yang lain.

Dengan prinsip ini, ia berharap bisa tetap menjaga keseimbangan dan tidak mengurangi rezeki para kiai yang lebih kecil.

Menurutnya, dakwah bukan sekadar soal popularitas, tetapi juga soal bagaimana berbagi peran dalam menyebarkan ilmu agama.

Dengan demikian, selektivitas dalam menerima undangan bukan hanya soal kenyamanan pribadi, tetapi juga bagian dari etika dalam dunia dakwah.

Melalui pengalaman ini, Gus Baha menunjukkan bahwa kehadiran seorang ulama harus dipertimbangkan dengan bijak agar membawa manfaat bagi semua pihak.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya