Baru Punya Ilmu Sedikit, Apakah Boleh Diamalkan? Simak Penjelasan Buya Yahya

Buya Yahya menegaskan bahwa mengamalkan ilmu sedikit demi sedikit akan membangun bukit amal yang besar. Hal ini juga akan mempermudah seseorang dalam menerima dan menerapkan ilmu yang lebih luas

oleh Liputan6.com Diperbarui 17 Feb 2025, 10:30 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2025, 10:30 WIB
Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya
Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan kehidupan. Banyak orang bertanya, apakah ilmu yang masih sedikit sudah bisa diamalkan, atau harus menunggu memiliki banyak ilmu lebih dahulu? Dalam hal ini, Buya Yahya memberikan penjelasan yang mendalam.

Ulama kharismatik Pengasuh LPD Al Bahjah Cirebon Buya Yahya menjelaskan bahwa seseorang yang tidak bisa mengamalkan ilmu yang sedikit, tidak akan mampu mengamalkan ilmu yang lebih banyak. "Barang siapa yang tidak bisa mengamalkan dari sedikit ilmu yang sudah didapat, bagaimana mungkin bisa mengamalkan yang lebih banyak?" ujarnya.

Menurutnya, menuntut ilmu bukan sekadar untuk mengetahui, tetapi juga untuk diamalkan. Jika seseorang sudah mendapatkan ilmu, maka ilmu itu harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sekecil apa pun ilmu tersebut.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @albahjah-tv, Buya Yahya menegaskan bahwa mengamalkan ilmu tidak harus menunggu memiliki pemahaman yang luas. "Amalkan ilmu berangkat dari sedikit ilmu yang kita dapat. Ilmu membersihkan hati, ilmu wudhu, ilmu sholat, semua harus diamalkan sedikit demi sedikit," katanya.

Ia menekankan bahwa kebiasaan mengamalkan ilmu akan mempermudah seseorang untuk mengamalkan ilmu-ilmu lainnya. Seiring waktu, amalan kecil yang dilakukan secara konsisten akan membentuk kebiasaan yang baik dan bernilai di sisi Allah.

Dalam pandangan Imam Haddad, orang yang tidak membiasakan diri mengamalkan ilmunya sejak awal tidak akan mampu mengamalkan ilmu saat ia memiliki pemahaman yang lebih luas. Sebab, semakin banyak ilmu yang dimiliki, semakin besar pula tanggung jawab dalam mengamalkannya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Mengamalkan Ilmu Tanda Ketulusan Menuntut Ilmu

Semangat Anak-Anak Muslim Kashmir Belajar Baca Alquran saat Ramadan
ilustrasi mencari ilmu. (AP Photo / Mukhtar Khan)... Selengkapnya

Buya Yahya menambahkan bahwa mengamalkan ilmu adalah tanda ketulusan dalam menuntut ilmu. Sebuah ilmu yang hanya dihafalkan tanpa diamalkan akan kehilangan manfaatnya. "Kalau ada orang punya ilmu lalu tidak mengamalkan, yang perlu dicurigai adalah niatnya. Dulu niatnya menuntut ilmu itu untuk apa?" tuturnya.

Ia mencontohkan bagaimana seorang ibu yang lapar akan pergi ke pasar untuk membeli sayur. Setelah mendapatkan sayur, tentu ia tidak hanya menyimpannya, tetapi segera memasaknya agar bisa dimakan. Begitu pula dengan ilmu, tidak cukup hanya didapatkan, tetapi harus dipraktikkan.

Orang yang mendapatkan ilmu tetapi tidak mengamalkannya diibaratkan seperti orang yang sudah membeli bahan makanan, tetapi tidak pernah memasaknya. Ilmu yang hanya disimpan tanpa diamalkan tidak akan memberikan manfaat bagi pemiliknya maupun bagi orang lain.

Lebih lanjut, Buya Yahya menegaskan bahwa mengamalkan ilmu sedikit demi sedikit akan membangun bukit amal yang besar. Hal ini juga akan mempermudah seseorang dalam menerima dan menerapkan ilmu yang lebih luas.

Selain itu, orang yang terbiasa mengamalkan ilmu akan lebih siap dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan. Ilmunya tidak hanya sebatas teori, tetapi sudah menjadi bagian dari kebiasaannya dalam bertindak dan mengambil keputusan.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang menunda mengamalkan ilmu dengan alasan merasa belum cukup berilmu. Padahal, kebiasaan menunda hanya akan membuat seseorang semakin jauh dari penerapan ilmu yang telah dipelajarinya.

Buya Yahya menyarankan agar setiap orang mulai dari hal-hal kecil yang sudah dipahami. Misalnya, jika sudah memahami pentingnya menjaga kebersihan, maka amalkan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.

Sekecil Apapun Ilmu, Amalkan

Antusiasme Siswa Ikuti MPLS di Hari Pertama Masuk Sekolah
Proses pembelajaran, mencari ilmu sejak dini. (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Begitu juga dengan ilmu ibadah, jika seseorang sudah mengetahui tata cara salat yang benar, maka segera terapkan dalam ibadahnya. Jangan menunggu sampai menjadi ahli fiqih baru mulai memperbaiki salatnya.

Mengamalkan ilmu sejak dini juga akan membuat seseorang lebih terbiasa dan tidak merasa berat saat mendapatkan ilmu yang lebih kompleks. Hal ini karena tubuh dan pikiran sudah terbiasa dalam menjalankan ajaran yang sesuai dengan ilmu yang dipelajari.

Sebagai seorang Muslim, ilmu yang dimiliki harus menjadi bagian dari kehidupan. Tidak hanya sebatas pengetahuan, tetapi harus diwujudkan dalam amal perbuatan. Sebab, ilmu yang tidak diamalkan tidak akan membawa manfaat.

Dalam Islam, ilmu dan amal ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Ilmu tanpa amal akan sia-sia, sedangkan amal tanpa ilmu berisiko salah arah. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk selalu menyeimbangkan antara keduanya.

Buya Yahya mengingatkan bahwa ilmu bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Oleh karena itu, semakin cepat seseorang mengamalkan ilmu, semakin besar pula manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat.

Ia juga mengajak setiap Muslim untuk terus belajar dan mengamalkan ilmu dengan penuh kesungguhan. Karena dengan mengamalkan ilmu, seseorang akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya dan semakin dekat kepada Allah.

Kesimpulannya, ilmu sekecil apa pun yang dimiliki harus segera diamalkan. Jangan menunggu sampai memiliki ilmu yang banyak, karena kebiasaan mengamalkan ilmu sejak awal akan mempermudah seseorang dalam mengamalkan ilmu yang lebih luas di kemudian hari.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya