Jangan Buru-Buru Putuskan Tayamum, Lakukan Ini Dulu Kata Gus Baha

Kata Gus Baha, sebagai jawaban, Imam Syafi’i menjelaskan bahwa seseorang harus mencari air terlebih dahulu sebelum memutuskan bertayamum. Jika tidak melakukan pencarian, maka tidak bisa dikatakan bahwa ia tidak menemukan air.

oleh Liputan6.com Diperbarui 21 Feb 2025, 22:30 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2025, 22:30 WIB
cara tayamum dan niatnya
ilustrasi tayamum ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Tayamum merupakan salah satu kemudahan yang diberikan dalam syariat Islam ketika seseorang tidak dapat menemukan air untuk bersuci. Namun, tidak serta-merta seseorang bisa langsung tayamum tanpa ada usaha untuk mencari air terlebih dahulu. Hal ini dijelaskan secara rinci oleh Gus Baha dalam salah satu ceramah yang disampaikannya.

Dalam ceramahnya, Gus Baha menegaskan bahwa syarat sah tayamum bagi musafir adalah adanya usaha untuk mencari air. Ia mencontohkan bagaimana dalam kitab-kitab fiqih, seperti Taqrib atau Fathul Mu’in, dijelaskan bahwa seseorang harus melakukan pencarian air sebelum beralih ke tayamum.

“Sampéan kalau ngaji Taqrib atau Fathul Mu’in, syarat sahnya tayamum lil musafir itu apa? Thalabul ma, mencari air. Sampai kalau di Taqrib dicontohkan, kalau di tempat atas nyari ke bawah, kalau di bawah nyari ke atas,” ujar Gus Baha dalam ceramahnya, yang dipetik dari tayangan video di kanal YouTube @Ingsun_santri.

Dalam video tersebut, Gus Baha mengupas pandangan ulama tentang kewajiban mencari air sebelum bertayamum.

Imam Syafi’i, salah satu imam mazhab dalam Islam, pernah ditanya mengenai pendapatnya tentang pencarian air sebelum tayamum. Dalam jawabannya, Imam Syafi’i menegaskan bahwa pencarian air adalah syarat mutlak sebelum seseorang bisa bertayamum.

“Imam Syafi’i ditanya, bagaimana Anda berpendapat bahwa thalabul ma itu wajib untuk sahnya tayamum?” kata Gus Baha menirukan pertanyaan yang diajukan kepada Imam Syafi’i.

Kata Gus Baha, sebagai jawaban, Imam Syafi’i menjelaskan bahwa seseorang harus mencari air terlebih dahulu sebelum memutuskan bertayamum. Jika tidak melakukan pencarian, maka tidak bisa dikatakan bahwa ia tidak menemukan air.

“Kamu pergi, kemudian kamu ndak menemukan air,” lanjut Gus Baha menjelaskan makna ayat dalam Al-Qur’an yang menjadi dasar ketentuan ini.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Jangan Berfikir Sebagai Pengganti Wudhu, Tapi Harus Mencari Dulu

tata cara tayamum
ilustrasi tayamum ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion... Selengkapnya

Menurut Imam Syafi’i, tidak menemukan air berarti harus mencari dulu. Jika belum melakukan pencarian, maka tidak bisa dikatakan “tidak menemukan”, melainkan hanya belum tahu keberadaan air tersebut.

Penjelasan ini menunjukkan bahwa tayamum bukan sekadar pengganti wudhu yang bisa dilakukan kapan saja tanpa alasan kuat. Ada prosedur yang harus dipenuhi agar tayamum sah dalam pandangan fiqih.

Dalam konteks ini, pencarian air menjadi bagian dari ihtiyar atau usaha yang harus dilakukan sebelum mengambil keringanan dalam ibadah. Ini juga menjadi bukti bahwa syariat Islam tetap mengutamakan air sebagai alat bersuci utama.

Pendapat ini juga memperlihatkan ketelitian para ulama dalam memahami dalil-dalil agama. Imam Syafi’i, misalnya, sangat memperhatikan redaksi ayat Al-Qur’an dalam menentukan hukum terkait tayamum.

Gus Baha juga menekankan bahwa banyak orang yang sering mengabaikan syarat ini. Mereka langsung bertayamum tanpa berusaha mencari air terlebih dahulu.

Menurutnya, pemahaman seperti ini keliru dan bisa menyebabkan tayamum yang dilakukan menjadi tidak sah. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami ilmu fiqih secara mendalam.

Kitab-kitab fiqih klasik selalu memberikan contoh konkret dalam menjelaskan hukum Islam. Termasuk dalam hal ini adalah contoh pencarian air sebelum tayamum yang dijelaskan dalam Taqrib dan Fathul Mu’in.

 

Pemahaman Ini Penting Diketahui

tata cara tayamum dan niatnya
ilustrasi tayamum ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion... Selengkapnya

Dalam tradisi pesantren, kajian kitab kuning menjadi bagian penting dalam mendalami ilmu agama. Pemahaman seperti ini tidak hanya diajarkan secara teoritis, tetapi juga disertai contoh-contoh yang memudahkan santri dalam mengamalkan ajaran Islam.

Ceramah Gus Baha menjadi salah satu referensi penting dalam memahami fiqih tayamum. Dengan gaya khasnya yang sederhana namun mendalam, ia menjelaskan kaidah-kaidah fiqih dengan cara yang mudah dipahami.

Pemahaman ini penting bagi umat Islam, terutama bagi mereka yang sering melakukan perjalanan atau berada di tempat yang sulit mendapatkan air.

Dalam kondisi tertentu, tayamum memang menjadi solusi bagi mereka yang kesulitan berwudhu. Namun, solusi ini harus tetap dilakukan sesuai syarat yang telah ditetapkan.

Sebagai seorang ulama yang dikenal luas, Gus Baha kerap menyampaikan ilmu agama dengan pendekatan yang logis dan mendalam. Hal ini memudahkan banyak orang dalam memahami syariat Islam dengan lebih baik.

Penjelasan tentang tayamum ini sejalan dengan prinsip dasar dalam Islam yang mengajarkan keseimbangan antara usaha dan kemudahan. Islam memberikan keringanan, tetapi tetap ada syarat yang harus dipenuhi.

Dengan memahami syarat sah tayamum secara benar, umat Islam dapat menjalankan ibadah dengan lebih sesuai tuntunan syariat.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya