Liputan6.com, Jakarta - Syukuran dalam kehidupan sehari-hari sering kali diadakan untuk merayakan sesuatu yang dianggap istimewa, seperti ulang tahun atau pencapaian akademik. Namun, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha menyoroti sebuah kebiasaan yang sering dilupakan oleh banyak orang.
Menurutnya, ada satu momen penting yang justru jarang dirayakan oleh para orang tua, yaitu ketika anak pertama kali bisa menunaikan sholat. Padahal, sholat merupakan kewajiban utama bagi seorang muslim dan menjadi identitasnya hingga akhir hayat.
Advertisement
Dalam ceramahnya, Gus Baha mengungkapkan keinginannya agar orang tua lebih memperhatikan pencapaian ini. "Mulane kulo kepengin njenengan nate syukuran pisan-pisan, nate syukuran pertama anak kita bisa sholat," ujarnya.
Advertisement
Pandangan ini disampaikannya dalam sebuah tayangan yang dinukil dari kanal YouTube @agusmujib_, di mana ia menjelaskan betapa pentingnya memberikan apresiasi kepada anak saat mereka mulai menunaikan sholat.
Menurut Gus Baha, banyak orang tua yang begitu bersemangat mengadakan perayaan ulang tahun, tetapi ketika anaknya mulai sholat, mereka bersikap dingin dan biasa saja.
"Ingat-ingat ya, banyak orang syukuran perkoro ulang tahun. Kenapa pertama anak kita bisa sholat kita nggak pernah syukuran? Padahal sholat itu yang menjadi identitas anak kita kehambaannya ila yaumil kiamah," katanya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Kalau Gus Baha Lagi Marah, Anaknya Laporan Seperti Ini
Gus Baha kemudian mencontohkan pengalamannya sendiri. Ia mengaku selalu merasa bahagia ketika anaknya memberitahu bahwa mereka sudah melaksanakan sholat. Bahkan, jika dalam keadaan sedikit marah, kabar bahwa anaknya sudah sholat bisa langsung membuatnya tenang dan merasa terhibur.
"Saya itu kalau agak marah, anak saya yang paling kecil baru umur 6 tahun tahu-tahu bilang, ‘Pak, saya sudah sholat.’ Karena dia tahu saya itu paling terhibur kalau ada berita sudah sholat," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa ini adalah salah satu cara untuk membangun kesadaran dalam diri anak mengenai pentingnya sholat. Ketika seorang anak tahu bahwa sholat adalah sesuatu yang membuat orang tuanya senang, maka mereka akan lebih termotivasi untuk melakukannya.
Menurutnya, jika seorang ayah terlalu mengistimewakan momen ulang tahun, tetapi bersikap dingin terhadap sholat, anak bisa memiliki anggapan bahwa sholat bukanlah hal yang penting. "Lama-lama anak kita berperasaan sholat itu gak penting, buktinya apresiasi bapak biasa-biasa saja," jelasnya.
Ia pun menekankan bahwa dalam Islam, sholat merupakan kewajiban utama yang bahkan lebih penting daripada rezeki. Hal ini terlihat dari doa Nabi Ibrahim yang lebih dahulu meminta agar keturunannya bisa menjaga sholat sebelum meminta rezeki.
Gus Baha mengutip Surat Ibrahim Ayat 37
رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةً مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Arab-Latin: Rabbanā innī askantu min żurriyyatī biwādin gairi żī zar'in 'inda baitikal-muharrami rabbanā liyuqīmus-salāta faj'al af`idatam minan-nāsi tahwī ilaihim warzuq-hum minas-samarāti la'allahum yasykurụn
Artinya: Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.
Dari ayat ini, Gus Baha menjelaskan bahwa bahkan seorang nabi besar seperti Ibrahim lebih dahulu meminta keturunannya agar bisa menjaga sholat dibandingkan meminta kemudahan rezeki. Hal ini menunjukkan bahwa sholat adalah prioritas utama dalam hidup seorang muslim.
Advertisement
Minta Rezeki agar Bisa Tetap Sholat
Ia juga mengingatkan bahwa dengan memberikan perhatian lebih pada sholat anak, maka secara tidak langsung akan membangun generasi yang lebih sadar akan agamanya.
Gus Baha juga menyoroti bahwa banyak orang yang meminta rezeki kepada Allah, tetapi lupa berdoa agar mereka dan keluarganya bisa menjaga sholat dengan baik. "Makanya Nabi Ibrahim enggak berani minta uang sama Allah, minta rezeki enggak berani, tapi kalau dia menyebut sholat dulu baru berani," terangnya.
Ia pun menyayangkan fenomena di mana banyak orang tua justru memberikan apresiasi lebih terhadap hal-hal yang bersifat duniawi, sementara ibadah sering kali dianggap biasa saja.
Menurutnya, membangun budaya syukuran karena anak bisa sholat akan membuat anak-anak semakin dekat dengan agama dan merasakan bahwa sholat adalah sesuatu yang sangat berharga.
Selain itu, hal ini juga akan menanamkan pemahaman bahwa ibadah bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga sebuah kebanggaan yang patut dirayakan dalam keluarga.
Ia menambahkan bahwa jika seorang anak sudah terbiasa dengan pola pikir seperti ini, maka di masa depan mereka akan lebih menghargai ibadah dan meneruskannya ke anak-cucu mereka.
Gus Baha juga mengingatkan bahwa mendidik anak dalam urusan ibadah tidak cukup hanya dengan memberikan perintah, tetapi juga harus disertai dengan teladan dan apresiasi yang nyata.
Ia pun mengajak para orang tua untuk mulai menerapkan kebiasaan ini, agar generasi muslim di masa depan semakin kuat dalam menjalankan ibadahnya.
Menurutnya, jika orang tua ingin memastikan anak-anak mereka tetap dalam ketaatan kepada Allah, maka salah satu caranya adalah dengan menjadikan sholat sebagai sesuatu yang selalu mendapatkan apresiasi dalam keluarga.
Dengan begitu, generasi mendatang akan tumbuh dengan kesadaran bahwa sholat bukan sekadar rutinitas, tetapi juga bagian dari identitas seorang muslim yang harus dijaga sepanjang hayat.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
